Akademi Imigrasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: kreatifitas → kreativitas
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1:
'''Politeknik Imigrasi''' (POLTEKIM) adalah pendidikan kedinasan yang bernaung dibawah [[Departemen Hukum & Hak Asasi Manusia RI]]. Politeknik ini didirikan pada [[1962]] dan sempat terhenti sebelum kemudian difungsikan kembali pada tahun [[2000]]. POLTEKIM bertujuan mencetak kader pimpinan di lingkungan [[Direktorat Jenderal Imigrasi|Ditjen imigrasi]] dan [[KementerianDepartemen Hukum dan& Hak Asasi Manusia Republik IndonesiaRI|KemenkumhamDepkumham]] masa depan di mana lulusannya kelak akan ditempatkan di seluruh [[Kantor Imigrasi|kantor imigrasi]] di Indonesia dan atau di [[Kantor Perwakilan Imigrasi|perwakilan imigrasi]] di luar negeri.
Akademi Imigrasi (AIM) adalah suatu pendidikan tinggi kedinasan di lingkungan [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|kementerian  Hukum dan  HAM]] yang menyelenggarakan pendidikan profesional kedinasan, terutama diarahkan pada penerapan keahlian, dan ilmu pengetahuan di bidang keimigrasian. Setelah melalui beberapa proses yang cukup panjang, kini AIM telah bertransformasi menjadi Politeknik Imigrasi (Poltekim).
 
'''Politeknik Imigrasi''' Politeknik ini didirikan pada [[1962]] dan sempat terhenti sebelum kemudian difungsikan kembali pada tahun [[2000]]. POLTEKIM bertujuan mencetak kader pimpinan di lingkungan [[Direktorat Jenderal Imigrasi|Ditjen imigrasi]] dan [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Kemenkumham]] masa depan di mana lulusannya kelak akan ditempatkan di seluruh [[Kantor Imigrasi|kantor imigrasi]] di Indonesia dan atau di [[Kantor Perwakilan Imigrasi|perwakilan imigrasi]] di luar negeri.
 
== Metode pengajaran ==
Baris 7 ⟶ 5:
Pembentukan akademi ini ditetapkan dalam Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia, nomor:M.08-DL.01-05 tahun 2000 tentang Pedoman Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan pada Akademi Imigrasi. Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa dalam proses pendidikan di AIM terdapat tiga bagian pendidikan, yaitu pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan.
 
Pengajaran di [[AlM]] adalah upaya pendidikan yang berbentuk kuliah, ceramah, dan instruksi di kelas dengan tujuan untuk memperoleh, memperdalam, dan memperluas ilmu dan pengetahuan akademis dalam pembentukan kepribadian [[taruna]] AIM dengan titik berat pada aspek kecerdasan dan kemampuan intelektual.
 
Pelatihan bertujuan membentuk taruna agar memiliki kemampuan dan penguasaan pengetahuan tentang keimigrasian, dengan dilandasi kepribadian dan kepemimpinan yang tangguh, dengan titik berat pada aspek keterampilan yang mengacu pada profesionalisme.
Baris 13 ⟶ 11:
Pengasuhan bertujuan membentuk taruna agar memiliki kemampuan dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai budaya serta menguasai pengetahuan akademis dengan kepribadian dan kepemimpinan yang tangguh, dengan titik berat pada aspek mental kejuangan.
 
Bagi lulusan AIM yang telah diwisudadi wisuda akan mendapat Brevet Pejabat Imigrasi (PI) dan langsung mengikuti [[Pendidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil]] (PPNS) di [[Pusat Pendidikan Reserse dan Kriminal]] [[Polri]] di [[Cisarua, Bogor]].
 
'''Sistem Pendidikan'''<ref>{{Cite web|url=http://poltekim.ac.id/|title=Front Page|website=Poltekim|language=en-US|access-date=2019-05-03}}</ref>
 
Sekarang proses pendidikan di Politeknik Imigrasi sudah berubah drastis. Sebab adanya peningkatan strata menjadi Diploma IV. Tidak hanya itu, Politeknik Imigrasi juga terbagi menjadi 3 program studi, yaitu Hukum Keimigrasian, Administrasi Keimigrasian, dan Manajemen Teknologi Keimigrasian.
 
Proses ini diawali dengan latihan dasar kesamaptaan, yaitu rangkaian kegiatan yang ditujukan buat pembentukan dasar mental, fisik, dan kedisiplinan para calon taruna. Pelatihan pendidikan dasar tersebut berlangsung selama 30 hari dengan supervisi langsung dari Korps Marinir yang merupakan salah satu komando primer TNI Angkatan Laut atau juga dari Korps Brimbo (Brigade Mobil) Kepolisian Republik Indonesia.
 
Kegiatan latihan dasar kesamaptaan di Akademi Imigrasi dirangkaikan dengan masa basis, yaitu masa persiapan dan sosialisasi kehidupan taruna kepada calon taruna. Masa ini berlangsung selama tiga bulan dan bertempat di pusat pendidikan dan latihan milik Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
 
Di dalam pola pendidikan, Politeknik Imigrasi menggunakan pola sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor: M.08-DL.01-05 Tahun 2000 tentang Panduan Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan pada Akademi Imigrasi atau yang  dikenal dengan istilah “jarlatsuh”, yaitu singkatan dari pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan yang masing-masing memiliki bobot 50 %, 20 %, dan 30 %.
 
'''A. Pengajaran'''
 
Pengajaran, merupakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan tujuan memperoleh, memperluas, dan memperdalam ilmu dan pengetahuan akademik. Bentuknya dapat berupa kuliah, ceramah, atau instruksi. Metode pedagogi ini menitikberatkan aspek kecerdasan dan kemampuan intelektual dengan bobot nilai 50%.
 
Pendidikan yang didapat oleh para taruna meliputi Mata Kuliah Dasar Umum, Mata Kuliah Dasar Khusus, Mata kuliah Keahlian dan Mata Kuliah Keterampilan untuk bidang ilmu hukum, sosial dan tentunya materi teknis Keimigrasian. Di bidang ini taruna diajarkan untuk bisa belajar baik secara perorangan maupun berkelompok. Dengan kerjasama yang baik diantara anggota kelompok belajar itu, tentunya dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan para taruna serta mempermudah proses transformasi ilmu.
 
Setiap tahunnya, taruna Akademi Imigrasi melakukan kegiatan praktek di lapangan, baik di kantor-kantor imigrasi ataupun Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Tahap I yang dilakukan pada akhir semester II ialah Praktik Pengenalan Lapangan, disingkat PPL. Tahap II yang dilakukan pada akhir semester IV ialah Praktik Kerja Lapangan, disingkat PKL. Tahap III yang dilakukan pada akhir semester VI ialah Kuliah Kerja Nyata, disingkat KKN. Hal ini merupakan suatu langkah penting yang harus dilaksanakan oleh taruna Akademi Imigrasi sebagai awal bagi taruna untuk mengenal dunia pekerjaan yang akan digeluti di masa yang akan datang.
 
Di setiap awal dari semester baru, dilaksanakan acara yudisium yaitu peresmian bagi taruna untuk melangkah menuju semester yang baru. Disini disebutkan taruna-taruna yang berprestasi dan masuk ke dalam peringkat 10 terbaik. Hal ini menjadi suatu cambuk dan motivator bagi taruna yang lain agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya di semester yang akan datang.
 
Akhir dari masa pendidikan di bidang pengajaran ini adalah dengan diadakannya sidang Karya Tulis Akhir bagi taruna tingkat 3. Di dalam sidang ini, taruna wajib memaparkan hasil tulisan yang telah dibuat dan mempertahankan pendapatnya di hadapan tim dosen penguji. Hal ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat bagi kelulusan taruna dari Akademi Imigrasi sehingga kemudian bisa diwisuda untuk menjadi seorang Pejabat Imigrasi.
 
'''B. Pelatihan'''
 
Pelatihan, merupakan kegiatan pengaplikasian teori di lapanganyangdapat dijadikan tolak ukur kemampuan dan dominasi pengetahuan akademik. Metode pedagogi ini menitikberatkan aspek keterampilan dan profesionalisme dengan bobot nilai 20%.
 
Seperti yang kita ketahui bahwa imigrasi adalah garda terdepan sebagai penjaga pintu gerbang negara, artinya bahwa kita adalah pihak pertama yang akan menerima kedatangan orang asing dari luar negeri. Untuk bisa menjaga pintu gerbang negara Indonesia ini secara baik, dibutuhkan tenaga-tenaga profesional yang dihasilkan dari pelatihan-pelatihan yang bisa mengembangkan kemampuan taruna. Yang diberikan di bidang pelatihan adalah pelatihan Bahasa Asing seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang dan Bahasa Belanda. Untuk mendalami bidang Teknologi dan Informasi, taruna diberikan pelatihan Komputer oleh dosen yang berkompeten di bidangnya. Di bidang ketahanan diri, taruna diberikan pelatihan Bela Diri Karate serta Tae Kwon Do. Sedangkan di bidang kekuatan fisik yaitu berupa Senam, Kesamaptaan, ''Volley'' dan Tennis. Tidak hanya di bidang kekuatan fisik saja, taruna pun diberikan pelatihan yang dapat melatih keseimbangan ritme tubuh yaitu dengan diberikannya pelatihan dansa internasional seperti cha-cha, salsa, dan lainnya yang berguna bagi kemampuan taruna di dalam dunia pergaulan internasional.
 
'''C. Pengasuhan'''
 
Pengasuhan, merupakan kegiatan pembimbingan dan pengasuhan yang bertujuan menanamkan, memantapkan, dan mengamalkan nilai-nilai budaya bangsa. Metode pedagogi ini menitikberatkan aspek mental dan kepribadian dengan bobot nilai 30%.
 
Bidang ini merupakan satuan pelaksana pendidikan dalam proses pembentukan kepribadian. Bidang pengasuhan ini mengajarkan taruna untuk memiliki kemampuan bertanggung jawab, kerjasama, disiplin, percaya diri dan kemampuan untuk mengendalikan diri. Di bawah asuhan para pembina, taruna diarahkan untuk bisa membentuk kepribadian yang lebih baik lagi melalui pembinaan mental ideologi, pembinaan watak, pembinaan jiwa korsa, pembinaan fisik serta yang penting adalah pembinaan rohani. Untuk dapat melatih sikap-sikap seperti itu, di Akademi Imigrasi dibentuk organisasi ketarunaan seperti Badan Perwakilan Taruna (BPT) sebagai badan tempat menampung seluruh aspirasi taruna dan yang menjadi jembatan di antara taruna dan pembina. Organisasi lain yaitu Senat Taruna, sebagai organisasi yang melaksanakan berbagai kegiatan baik internal maupun eksternal sebagai tempat untuk menyalurkan ide serta kreativitas taruna. Disamping itu ada juga Pasukan Khusus Taruna yang biasa dikenal dengan julukan Passustar yang beranggotakan 12 orang taruna. Passustar ini sebagai cerminan taruna yang selalu melakukan berbagai kegiatan seremonial seperti pasukan pengibar bendera, pasukan pedang pora untuk pernikahan, pasukan pengusung jenazah dan berbagai kegiatan lainnya. Semua organisasi ketarunaan ini digerakkan oleh taruna itu sendiri dibawah pengawasan pembina serta izin dari Direktur Akademi Imigrasi. Organisasi-organisasi tersebut menjadi jembatan bagi seluruh taruna untuk bisa menyalurkan aspirasinya dalam beraktivitas dan mengeluarkan kreatifitasnya. Bentuk lain yang bisa digunakan oleh taruna sebagai sarana penyaluran bakat dan kreatifitasnya yaitu dengan bermain musik yang tergabung di dalam korps Bhumi Pura Wira Wibawa. Kelompok musik berbentuk marching band ini biasa bermain untuk acara-acara baik seremonial maupun sebagai hiburan. Pada saat bermain marching band, taruna dituntut kekompakan, kerjasama dan kreatifitasnya didalam memainkan alat musik sehingga bisa tercipta suatu bentuk musikalisasi yang indah.
 
Sejauh ini Akademi Imigrasi telah meluluskan Pejabat Imigrasi sebanyak:
 
=== Lama pendidikan ===
* '''Kursus Keimigrasian''': 227 orang
Pendidikan dilaksanakan selama empat tahun yang diawali Pendidikan Dasar Kesamaptaan dibawah pengawasan [[Korps Marinir]] dan atau Korps [[Brimob]] (tiga tahun terakhir dilakukan secara bergantian di Bumi Marinir Cilandak dan Pusat Brimob Kelapa Dua ), yang dilanjutkan dengan masa BASIS, yaitu Persiapan dan Pengenalan Kehidupan Taruna kepada calon taruna di Ksatrian AIM-[[Pusdiklat Depkum & HAM RI]] selama tiga bulan.
* '''Kursus Aplikasi Sarjana''': 8 orang
* '''Akademi Imigrasi Angkt. I – III''': 182 orang
* '''Pendidikan Teknis Keimigrasian (PTK) Angkt. I – XXXII''': 1985 orang
* '''Akademi Imigrasi (AIM) Angkt. IV – XV''': 746 orang
* '''Pendidikan Khusus Keimigrasian (DIKSUSKIM) Angkt. I – III''': 193 orang
* '''Pendidikan Pejabat Imigrasi (DIKPIM) Tahun 2015''': 128 orang
 
'''Formasi Taruna Akademi Imigrasi (mulai Angkatan IV/19992000)'''
 
{| bgcolor="#f7f8ff" cellpadding="3" cellspacing="0" border="1" style="font-size: 100%; border: #cccccc solid 1px; border-collapse: collapse;"
Baris 133 ⟶ 90:
|2017
|XX
|250248
|}
 
== Praktik kerja ==