Bahasa Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 39:
'''Bahasa Sunda''' ('''Basa Sunda''', [[aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{sund|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ}}, [[Aksara Jawa|Cacarakan]]: {{jav|ꦧꦱꦱꦸꦤ꧀ꦝ}}) adalah sebuah bahasa dari cabang [[rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]] dalam [[rumpun bahasa Austronesia]]. Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 42 juta orang dan merupakan bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di [[Indonesia]] setelah [[Bahasa Jawa]]. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi [[Jawa Barat]] dan [[Banten]], serta wilayah barat [[Jawa Tengah]] mulai dari Kali Brebes (Sungai Cipamali) di wilayah [[Kabupaten Brebes]] dan [[Kali Serayu]] (Sungai Cisarayu) di [[Kabupaten Cilacap]], di sebagian kawasan [[Jakarta]], serta di seluruh provinsi di [[Indonesia]] dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi [[Suku Sunda]].
 
Dari segi [[linguistik]], bersama [[bahasa Baduy]], bahasa Sunda membentuk suatu [[rumpun bahasa Sunda]] yang dimasukkan ke dalam [[rumpun bahasa Melayu-Sumbawa]].
 
== Variasi dalam bahasa Sunda ==
[[Berkas:Linguistic map West Java.png|250px|jmpl|Peta ini menunjukkan persebaran dialek bahasa Sunda.]]
[[Dialek]] (''basa wewengkon'') bahasa Sunda beragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur [[bahasa Jawa]]. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda<ref>Misalkan Wurm dan Shirô Hattori dalam ''Language Atlas of Asia-Pacific'' (1983).''</ref>. Dialek-dialek ini adalah:
* Dialek Barat ([[Bahasa Banten]]):, seluruh kabupaten dan kota di provinsi [[Banten]] (kecuali kota dan kabupaten Tangerang dan kota Tangerang Selatan)
* Dialek Utara:, sebagian selatan [[kabupaten Bogor]], [[Kabupaten Karawang|Karawang]], [[Kabupaten Subang|Subang]], [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]] dan [[kota Bogor]] (kecuali sebagian utara [[kabupaten Bogor]], [[Kabupaten Bekasi|kabupaten]] dan [[kota Bekasi]] dan [[kota Depok]])
* Dialek Selatan ([[Priangan]]):, [[Bandung Raya]] ([[kabupaten Bandung]] dan [[kabupaten Bandung Barat|Bandung Barat]], [[kota Bandung]] dan [[Kota Cimahi|Cimahi]]), [[kabupaten Cianjur]], [[kabupaten Sukabumi]] dan [[kota Sukabumi]], [[kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Kabupaten Garut|Garut]], [[kabupaten Tasikmalaya]] dan [[kota Tasikmalaya]].
* Dialek Tengah Timur:, [[kabupaten Majalengka]] dan sebagian selatan [[kabupaten Indramayu]]
* Dialek Timur Laut, (termasuk [[Bahasa Sunda Cirebon]]): [[kabupaten Kuningan]], sebagian selatan [[kabupaten Cirebon]], sebagian barat [[kabupaten Brebes]] ([[Jawa Tengah]])
* Dialek Tenggara:, [[Kabupaten Ciamis]], [[Kabupaten Pangandaran]] dan [[kota Banjar]], [[Kabupaten Cilacap]], dan sebagian barat [[Kabupaten Banyumas]] ([[Jawa Tengah]])
* Dialek Metropolitan:, [[Kabupaten Bogor]] (bagian utara), [[Kota Tangerang Selatan]] dan [[Kabupaten Tangerang]](bagian barat), [[Kabupaten Bekasi]].
 
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten<ref>Daerah Ujung Kulon di sebelah selatan Banten semenjak meletusnya [[Gunung Krakatau]] pada tahun [[1883]] tidak dihuni lagi dan sekarang menjadi taman nasional</ref>. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk [[Kota Bogor]] dan sebagian daerah [[Pantura]]. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar [[Kabupaten Majalengka]] dan sebagian [[Kabupaten Indramayu]]. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar [[Kabupaten Cirebon]], [[Kabupaten Kuningan]] juga sebagian Kabupaten Brebes dan [[Kabupaten Tegal]] di [[Jawa Tengah]]. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar [[Kabupaten Ciamis]] juga [[Kabupaten Cilacap]], [[Kabupaten Brebes]] dan [[Kabupaten Banyumas]] di [[Jawa Tengah]].