Isa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 259:
[[Paulus dari Tarsus|Paulus]] menentang penerapan tradisi Yahudi secara ketat kepada pengikut Isa dari kalangan ''goy'', termasuk kewajiban khitan.{{sfn|Cross|Livingstone|2005|pp=1243–1245}}<ref name=Bisschops2017>{{cite book |last1=Bisschops |first1=Ralph |date=January 2017 |chapter=Metaphor in Religious Transformation: 'Circumcision of the Heart' in Paul of Tarsus |chapter-url=https://www.researchgate.net/publication/312589528_Metaphor_in_Religious_Transformation_'Circumcision_of_the_Heart'_in_Paul_of_Tarsus |chapter-format=PDF |editor1-last=Chilton |editor1-first=Paul |editor2-last=Kopytowska |editor2-first=Monika |title=Language, Religion and the Human Mind |location=New York |publisher=Oxford University Press |pages=1–30 |doi=10.1093/oso/9780190636647.003.0012 |isbn=978-0-19-063664-7 |access-date=9 July 2019}}</ref> Permasalahan ini dibawa dalam [[Konsili Yerusalem]] (sekitar 50 M) dan diputuskan bahwa pengikut Isa dari kalangan ''goy'' dibebaskan dari kewajiban menjalankan sebagian besar syariat Taurat. Meski disebutkan bahwa hasil konsili berasal dari kesepakatan, kalangan Yudeo Kristen tetap menentang keras.{{sfn|Cross|Livingstone|2005|p=1244}} Pelonggaran ini menjadi ajaran Isa tersebar lebih jauh di luar kalangan bangsa Yahudi.{{sfn|Burkett|2002|p=263}}
 
Saat pengikut Isa semakin berkembang di kalangan ''goy'', tradisi mereka berkembang dan semakin terpisah dengan akar Yahudi mereka.<ref>[https://books.google.com/books?id=7LfL6E50ZWgC&pg=PA21&dq=%22who+were+the+Jewish+christians+%22+%22law+of+moses%22&cd=1#v=onepage&q=%22who%20were%20the%20Jewish%20christians%20%22%20%22law%20of%20moses%22&f=false Keith Akers, ''The lost religion of Jesus: simple living and nonviolence in early Christianity'', Lantern Books, 2000] hlm. 21</ref><ref>Wylen, Stephen M., ''The Jews in the Time of Jesus: An Introduction'', Paulist Press (1995), {{ISBN|0-8091-3610-4}}, hlm. 190-192.</ref><ref>Dunn, James D.G., ''Jews and Christians: The Parting of the Ways, A.D. 70 to 135'', Wm. B. Eerdmans Publishing (1999), {{ISBN|0-8028-4498-7}}, hlm. 33–34.</ref><ref>Boatwright, Mary Taliaferro & Gargola, Daniel J & Talbert, Richard John Alexander, ''The Romans: From Village to Empire'', Oxford University Press (2004), {{ISBN|0-19-511875-8}}, hlm. 426.</ref> Sejarawan masih memperdebatkan waktu saat Kristen benar-benar menjadi agama baru dan terpisah dari Yahudi. Sejarawan Amerika Shaye J. D. Cohen menyatakan bahwa "terpisahnya Kristen dari Yahudi adalah sebuah proses, bukan peristiwa."{{sfn|Cohen|1987|p=228}} Kristen awal tidak lagi menjadi sekte Yahudi saat mereka tidak lagi menjalankan tradisi Yahudi, seperti khitan.{{sfn|Cohen|1987|p=168}} Perpisahan ini tidak hanya terjadi antara Kristen dengan Yahudi, tapi juga antara Kristen ''goy'' (juga disebut Kristen Paulus) dengan Yudeo Kristen.
 
Baitul Maqdis (Bait Suci) kembali dihancurkan pada 70 M akibat [[Perang Yahudi-Romawi Pertama]], menjadi pengalaman traumatis bagi bangsa Yahudi. Sekte Saduki, Eseni, dan Zelot lenyap setelahnya, tetapi Kristen awal dan Farisi tetap bertahan. Farisi kemudian bertransformasi menjadi [[Yahudi Rabinik]], bentuk Yahudi paling umum sejak abad ke-6.<ref>{{cite web |title=Rabbinic Judaism |url=https://www.britannica.com/topic/Rabbinic-Judaism |website=www.britannica.com |publisher=Encyclopedia Britannica}}</ref> YahudiFaktor Rabinikyang memandangberperan besar terhadap perpecahan di antara kedua kelompok tersebut adalah tafsiran keagamaan mereka terhadap kehancuran Baitul Maqdis kedua. Yahudi Rabinik memandang peristiwa tersebut sebagai hukuman karena mengabaikan Taurat. Kristen awal memandangnya sebagai hukuman bagi bangsa Yahudi karena menolak Isa, menjadikan mereka mengklaim diri sebagai "Israel sejati" yang baru. Klaim ini dianggap kalangan Yahudi Rabinik sebagai skandal.<ref>[http://www.oztorah.com/2008/07/jewish-attitudes-to-gentiles-in-the-first-century/ Raymond Apple, "Jewish attitudes to Gentiles in the First Century"]</ref> Lantaran umat Kristen awal percaya bahwa Isa telah menggantikan kedudukan Baitul Maqdis, mereka tidak begitu mempedulikan kehancuran Baitul Maqdis.<ref name="ReferenceA">Paula Fredriksen, ''From Jesus to Christ''</ref>
 
Pada abad pertama dan kedua, umat Kristen semakin berkembang pesat. Bila jamaah Yudeo Kristen terpusat di Yerusalem pada abad pertama, Kristen ''goy'' semakin terdesentralisasi pada abad kedua.<ref>Langan, ''The Catholic Tradition'' (1998), hlm.55, 115</ref> Kristen terbagi dalam berbagai kelompok, masing-masingnya memiliki penafsiran agama dan pandangan terkait Isa yang berbeda-beda satu sama lain. Belum ada penetapan resmi mengenai ajaran mana yang dipandang baku dan yang dipandang sebagai bid'ah dan sesat.<ref>{{cite book|last=Pagels|first=Elaine|authorlink=|title=The Gnostic Gospels|year=1979|isbn= 0-679-72453-2}}</ref><ref>{{cite book|last=Ehrman|first=Bart D.|authorlink=|title=Lost Christianities: The Battles for Scripture and the Faiths We Never Knew|year=2005|isbn= 0195182499}}</ref> Pada masa ini pula kelembagaan dalam Kristen mulai berkembang.<ref name="Harris">Harris, Stephen L., ''Understanding the Bible''. Palo Alto: Mayfield. 1985.</ref>
 
== Lihat pula ==