Kalender Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ganyong (bicara | kontrib)
+ kurup
Ganyong (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Kalender Jawa''' atau '''Penanggalan Jawa''' ([[Aksara Jawa|Hanacaraka]]: ꦥꦤꦁꦒꦭ꧀ꦭꦤ꧀ꦗꦮ; [[Pegon]]: بنانغالان جاوه; <small><abbr title="transliterasi">translit.</abbr></small> ''Pananggalan Jawa'') adalah sistem [[penanggalan]] yang digunakan oleh [[Kesultanan Mataram]] dan berbagai kerajaan pecahannya serta yang mendapat pengaruhnya. Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan [[Islam]], sistem [[Penanggalan Hindu]], dan sedikit [[penanggalan Julian]] yang merupakan bagian budaya Barat.
 
Sistem kalender Jawa memakai dua siklus hari: siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu, saptawara) dan siklus pekan '''[[pancawara]]''' yang terdiri dari lima [[hari pasaran]]. Pada tahun [[1633]] Masehi (1555 [[Kalender Saka|Saka]]), [[Sultan Agung]] dari Mataram berusaha keras menanamkan agama Islam di Jawa. Salah satu upayanya adalah mengeluarkan [[dekret]] yang mengganti penanggalan Saka yang berbasis perputaran matahari dengan sistem kalender kamariah atau lunar (berbasis perputaran bulan). Uniknya, angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan, tidak menggunakan perhitungan dari [[tahun Hijriyah]] (saat itu 1043 H). Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan, sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1555 Saka diteruskan menjadi tahun 1555 Jawa.
 
Dekrit Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah Kesultanan Mataram: seluruh [[pulau Jawa]] dan [[Pulau Madura|Madura]] kecuali [[Banten]], [[Batavia]] dan [[Banyuwangi]] (=Balambangan). Ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau [[Bali]] dan [[Palembang]] yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini.
Baris 83:
* Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Sela atau Apit. Nama-nama ini merupakan peninggalan nama-nama Jawa Kuno untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai ''Apit Lemah''. ''Séla'' berarti [[batu]] yang berhubungan dengan lemah yang artinya adalah “tanah”. Lihat juga di bawah ini.
 
== SiklusMetode winduperhitungan ==
Kalender Jawa berusaha menggabungkan periode peredaran bulan, periode saptawara (mingguan) dan pancawara (pasaran) dan membuat rumusan agar penanggalan mudah dipahami oleh masyarakat luas dengan cara sederhana. Untuk memperoleh rumusan tersebut, maka diambil perhitungan siklus 8 tahun yang disebut [[windu]]. Dalam 1 windu, pergantian tahun (tanggal 1 bulan Sura) selalu jatuh pada hari-hari tertentu dan membentuk pola yang akan berulang di windu berikutnya.
Oleh orang Jawa, tahun-tahun digabung menjadi satu yang terdiri dari delapan tahun Jawa. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut [[windu]]. Windu sendiri bergulir selama empat putaran (32 tahun Jawa): Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya. Di bawah, disajikan nama-nama tahun dalam satu windu:<ref name="Almanak">{{nl}} {{cite book|pages=12|url= http://books.google.co.id/books?id=wx8sAAAAYAAJ&dq=Almanak%20van%20Nederlandsch-Indi%C3%AB%20voor%20het%20jaar&hl=id&pg=PA12#v=onepage&q=banjer&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar|first=Landsdrukkerij (Batavia)|last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1837|volume=}}</ref>
 
Pada awal diterapkannya kalender Jawa pada tahun 1555J, ditentukan tanggal 1 Sura pada tahun Alip selalu jatuh pada hari Jumat Legi. Namun untuk penyesuaian siklus bulan yang sesungguhnya maka setiap ''kurup'' (periode 120 tahun/15 windu) ada 1 hari yang dihilangkan sehingga pada saat ini tanggal 1 Sura tahun Alip jatuh pada hari Selasa Pon, sehinga disebut dengan kurup Alip Selasa Pon/kurup Asapon.
 
Oleh orang Jawa, tahun-tahun digabung menjadi satu yang terdiri dari delapan tahun Jawa. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut [[windu]]. Windu sendiri bergulir selama empat putaran (32 tahun Jawa): Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya. Di bawah, disajikan nama-nama tahun dalam satu windu pada kurup Asapon:<ref name="Almanak">{{nl}} {{cite book|pages=12|url= http://books.google.co.id/books?id=wx8sAAAAYAAJ&dq=Almanak%20van%20Nederlandsch-Indi%C3%AB%20voor%20het%20jaar&hl=id&pg=PA12#v=onepage&q=banjer&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar|first=Landsdrukkerij (Batavia)|last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1837|volume=}}</ref>
{| class="wikitable sortable"
|-
! # !! Nama tahun !! Nama ''tanggal 1 Sura jatuh pada hari'' !! Hari
|-
| 1 || [[Alip (windu)|Alip]] || Selasa Pon || 354
|-
| 2 || [[Ehé]] || Sabtu Pahing || 355
|-
| 3 || [[Jimawal]] || Kamis Pahing || 354
|-
| 4 || [[Jé]] || Senin Legi || 354
|-
| 5 || [[Dal (windu)|Dal]] || Jumat Kliwon || 355
|-
| 6 || [[Bé (windu)|Bé]] || Rabu Kliwon || 354
|-
| 7 || [[Wawu (windu)|Wawu]] || Ahad Wage || 354
|-
| 8 || [[Jimakir]] || Kamis Pon || 355
|-
| colspan="3" |'''Total''' || 28352.835
|}
 
Jumlah hari adalah 28352.835, genap dibagi 35 hari pasaran.
 
Setelah diketahui hari pada 1 Sura, untuk menentukan hari pertama setiap bulan maka juga dibuat rumusan untuk memudahkan sebagai berikut<ref>{{Cite book|url=https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/pawukon-dan-primbon/2809-petung-anonim-c-1920-1466|title=[Petung] - c. 1920|last=Anonim|language=jv}}</ref> :
{| class="wikitable"
|+
!Rumus
!arti
|-
|Parluji
|Sapar telu siji (3-1)
|-
|Nguwalpatma
|Rabiulawal papat lima (4-5)
|-
|Ngukirnemma
| 1 || [[Alip (windu)|Alip]] || Selasa Pon || 354
|Rabiulakhir enem lima (6-5)
|-
|Diwaltupat
| 2 || [[Ehé]] || Sabtu Pahing || 355
|Jumadilawal pitu papat (7-4)
|-
|Dilkirropat
| 3 || [[Jimawal]] || Kamis Pahing || 354
|Jumadilakhir loro papat (2-4)
|-
|Jeplulu
| 4 || [[Jé]] || Senin Legi || 354
|Rejeb telu-telu (3-3)
|-
|Banmalu
| 5 || [[Dal (windu)|Dal]] || Jumat Kliwon || 355
|Syaban lima telu (5-3)
|-
|Lannemro
| 6 || [[Bé (windu)|Bé]] || Rabu Kliwon || 354
|Ramlan (Pasa) enem loro (6-2)
|-
|Waljiro
| 7 || [[Wawu (windu)|Wawu]] || Ahad Wage || 354
|Syawal siji loro (1-2)
|-
|Dahroji
| 8 || [[Jimakir]] || Kamis Pon || 355
|Dulkaidah loro siji (2-1)
|-
|Jahpatji
| colspan=3 |'''Total''' || 2835
|Dulkijah papat siji (4-1)
|}
Penerapan rumus di atas adalah misalnya ingin mengetahui tanggal 1 Ramlan/Pasa tahun Wawu 1953J/2020M pada hari apa, maka langkahnya adalah :
 
* tahun Wawu tanggal 1 Sura dimulai hari Ahad Wage
Jumlah hari adalah 2835, genap dibagi 35 hari pasaran.
* rumus bulan Pasa adalah Lannemro (6-2) artinya dihitung hari keenam dari Ahad (hasilnya Jumat) dan hari kedua dari Wage (hasilnya Kliwon) sehingga tanggal 1 Pasa jatuh pada hari Jumat Kliwon.
 
== Nama Tahun ==
Nama-nama tahun tersebut adalah sebagai berikut:
# Purwana • Alip, artinya ''ada-ada'' (mulai berniat)
Baris 119 ⟶ 168:
# Wasana • Wawu, artinya ''marang'' (arah)
# Swasana • Jimakir, artinya ''suwung'' (kosong)
Windu sendiri bergulir selama empat putaran (32 tahun Jawa): Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya.
 
== Siklus Kurup ==