1.153
suntingan
k (penggantian peta) |
|||
== Sejarah ==
[[Berkas:Batak languages id.
Para ahli umumnya meyakini bahwa surat Batak merupakan salah satu turunan [[aksara Brahmi]] India melalui perantara [[aksara Kawi]], berdasarkan studi perbandingan bentuk aksara-aksara Nusantara yang pertama kali dijabarkan oleh Holle<ref name="holle">{{Cite Journal|title=Tabel van oud-en nieuw-Indische alphabetten|last=Holle|first=K F|journal=Bijdrage tot de palaeographie van Nederlandsch-Indie|year=1882|place=Batavia|publisher=W. Bruining|oclc=220137657|url=http://dbooks.bodleian.ox.ac.uk/books/PDFs/590496015.pdf}}</ref> dan Kern.<ref name="kern">{{Cite Journal|title=Eene bijdgrade tot de paleographie van Nederlansch-Indie|last=Kern|first=H|journal=Bijdrage tot de Taal-Land-en Volkenkunde van Nederlandsch-indie|year=1882|place=S' Gravenhage|publisher=Martinus Nijhoff}}</ref> Namun begitu, sejarah evolusi surat Batak tidak dapat dirunut dengan pasti karena surat Batak sejauh ini hanya ditemukan pada materi yang umumnya tidak berumur lebih dari 200 tahun. Surat Batak lazim ditulis pada media yang rentan rusak di iklim tropis, dan tidak ada prasasti atau peninggalan tua lainnya yang disetujui sebagai purwarupa langsung surat Batak.{{sfn|Kozok|1996|pp=233–234}}<!--Belum ditemukannya rantai evolusi aksara Batak yang pasti turut mendorong pengajuan teori alternatif oleh sejumlah penulis yang berupaya untuk menunjukkan asal-usul non-Kawi,<ref>{{Cite Journal|title=The Batak Script as an Invention of the Austronesian-speaking People|volume=9|page=59-76|last=Simanjuntak|first=Mangantar|journal=Akademika|year=2009|place=Kuala Lumpur}}</ref><ref>{{Cite book|title=Über die semitischen und nicht indischen Grundlagen der malaiisch-polynesischen Kultur|volume=1-3|last=Schröder|first=E E Gs||place=Medan|publisher=Köhler & co|year=1928}}</ref> meski sebagian besar teori tersebut dianggap spekulatif dan tidak meyakinkan oleh para ahli yang bersangkutan.{{sfn|Kozok|1996|pp=233–234}}-->
|
suntingan