Ardanariswara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 88:
Kitab Matsya Purana meriwayatkan bahwa Brahma, yang berkenan atas tapa penyesalan yang dilakukan Parwati, mengaruniakan warna kulit kencana yang menjadikan penampilan Parwati kian memikat hati. Siwa pun terpikat untuk bersatu dengan Parwati sehingga menjadikan Parwati sebagian dari tubuhnya sendiri.<ref name = "matsya">Collins hal.77</ref>
 
Pustaka kuil [[Tamil Nadu|Tamil]] meriwayatkan bahwa sesudah berhimpun di Siwaloka (alam Siwa), para dewa dan ''[[resi]]'' menghaturkan puja-puji bagi Siwa dan Parwati. Akan tetapi, Resi [[Bringgi]] telah bersumpah untuk hanya memuja satu dewata saja, yakni Siwa, sehingga mengabaikan Parwati tatkala [[Parikrama|menghaturkan puja-puji dan berpradaksina]] mengitari Siwa. Parwati tersinggung dan mengutuk Resi Bringgi agar sirna daging dan darahnya, sehingga hanya tersisa tulang-belulangnya saja. Dengan tubuh seperti itu, Resi Bringgi tidak mampu berdiri tegak, sehingga para dewa dan resi yang merasa iba menganugerahinya kaki ketiga untuk membantunya menegakkan tubuh. Sadar telah gagal mempermalukan Resi Bringgi, Parwati pun menghukum diri sendiri dengan bertapa sehingga membuat Siwa berkenan dan menjadikan Parwati sebagian dari dirinya, dengan demikian Resi Bringgi tidak dapat mengabaikan Parwati ketika hendak berpradaksina mengitari Siwa yang kini berwujud Ardanariswara. Akan tetapi Resi Bringgi berganti wujud menjadi seekor kumbang yang menggerek tembus bagian tengah dari tubuh Ardanariswara dan terbang berpradaksina mengelilingi belahan laki-laki saja. Hati Parwati tersentuh menyaksikan bakti yang sedemikian teguh dan memberkahi Resi Bringgi.<ref>Rao hal. 322–3</ref><ref name="Pattanaik">{{cite web|url=http://devdutt.com/ardhanareshwara-the-hierarchy-of-halves/ |title=Ardhanareshwara |last=Pattanaik |first=Devdutt |date=Sep 16, 2005 |work=Official site of [[Devdutt Pattanaik]] |accessdate=6 Februari 2011 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20101121175321/http://devdutt.com/ardhanareshwara-the-hierarchy-of-halves/ |archivedate=21 November 2010 |deadurl=no |df= }}</ref> [[Appar]], salah seorang [[nayanara]] atau orang suci dalam mazhab Kasewan, mengajarkan bahwa setelah menikahi Parwati, Siwa menjadikan mempelainya itu sebagian dari tubuhnya.<ref name="Pande"/>
 
Dalam kitab [[Kalika Purana]], diriwayatkan bahwa Parwati (disebut dalam kitab ini dengan julukan ''Gauri'') melihat pantulan bayangannya sendiri di dada Siwa yang sebening kristal dan menyangka Siwa mengidamkan perempuan lain. Pertengkaran suami-istri pun pecah tetapi dengan segera didamaikan, dan sesudah peristiwa itu Parwati pun menyatakan kehendaknya untuk hidup bersama secara abadi dengan Siwa di dalam tubuhnya. Pasangan dewata itu pun bersatu menjadi Ardanariswara.<ref name="swami60ff"/> Sebuah riwayat lain dari India Utara juga menuturkan tentang kecemburuan Parwati itu. Perempuan lain, yakni [[Sungai Gangga]] – sering kali digambarkan memancar dari gelung rambut di puncak kepala Siwa, sementara Parwati (sebagai Gauri) duduk di atas pangkuannya. Untuk menenangkan Gauri, Siwa pun bersatu dengannya menjadi Ardanariswara.<ref name="Pattanaik"/>