Ardanariswara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
Gagasan Ardanariswara agaknya terilhami oleh wujud manunggal [[Yama]]-[[Yamuna|Yami]] dalam sastra [[Weda]],<ref name = "Chakravati44"/><ref name = "swami58">Swami Parmeshwaranand hal. 58</ref> penggambaran Wiswarupa atau [[Prajapati]] Sang Maha Pencipta Purbakala dan [[Agni]] Sang Dewa Api dalam Kitab Weda sebagai seekor "banteng sekaligus lembu,"<ref name="Kramrisch200"/><ref name = "Srinivasan57"/> penggambaran [[Atman]] ("jiwa") berwujud [[Purusa]] sang insan jagat yang androgini dalam Kitab [[Brihadaranyaka Upanisad]]<ref name = "Chakravati44"/><ref name = "Srinivasan57"/>, serta makhluk-makhluk androgini seperti [[Hermafroditos]] dalam mitologi [[Yunani kuno]] dan [[Agdistis]] dalam mitologi [[bangsa Frigia|Frigia]].<ref name="Kramrisch200"/><ref name = "Daniélou63ff"/> Dalam Kitab Brihadaranyaka Upanisad diriwayatkan bahwa Purusa membelah diri menjadi dua bagian, laki-laki dan perempuan, keduanya kemudian bersetubuh dan menurunkan segala jenis makhluk bernyawa – bertema sama dengan kisah-kisah Ardanariswara.<ref>Srinivasan hal. 57, 59</ref> Kitab [[Swetaswatara Upanisad]] berisi gagasan yang menjadi cikal-bakal keberadaan Ardanariswara dalam kitab-kitab [[purana]]. Dalam kitab ini, [[Rudra]] – wujud purbakala dari Siwa – disebut sebagai pencipta alam semesta dan pangkal keberadaan Purusa (hakikat kelelakian) dan [[Prakerti]] (hakikat keperempuanan), sesuai dengan falsafah [[Samkhya|Sangkya]]. Kitab Swetaswatara Upanisad menyiratkan hakikat androgini dari Rudra dengan menggambarkannya baik sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan.<ref>Srinivasan hal. 57–8</ref>
 
Konsep Ardanariswara muncul bersamaan dalam kebudayaan [[Kekaisaran Kushan|Kusyana]] dan kebudayaan Yunani; ikonografi Ardanariswara berkembang pada zaman Kusyana (30–375 M), dan disempurnakan pada zaman Gupta (320-600 M).<ref name = "swami55ff">Swami Parmeshwaranand hal. 55–6</ref><ref name="Chakravarti p. 146">Chakravarti hal. 146</ref> Sebuah [[prasasti|tugu prasasti]] zaman Kusyana dari pertengahan abad pertama di [[Museum Mathura]] memuat citra insan separuh laki-laki separuh perempuan beserta tiga citra lain yang telah dikenali sebagai [[Wisnu]], [[Gajalaksmi|Gajalasmi]], dan [[Kuwera|Kubera]].<ref name = "swami58"/><ref>Lihat gambar di Goldberg hal. 26–7</ref> Belahan kanannya adalah sosok laki-laki ''[[phallus|berzakar tegak]]'' atau ''urdwalingga'' dalam sikap ''[[Abhayamudra|abhaya mudra]]''; belahan kirinya adalah sosok perempuan menggenggam sebingkai cermin dan berpayudara sebelah yang bundarmontok. Citra ini adalah penggambaran rupa Ardanariswara yang paling awal dan diakui secara universal.<ref name = "swami58"/><ref name = "Goldberg30"/> Sebuah kepala arca Ardanariswara dari permulaan zaman Kusyana ditemukan di Rajghat dan kini dipajang di [[Museum Mathura]]. Belahan kanannya adalah sosok laki-laki dengan rambut dikepang berhiaskan tengkorak dan bulan sabit; belahan kirinya adalah sosok perempuan dengan rambut tersisir rapi berhiaskan bunga-bunga dan mengenakan sebentuk patra-kundala (anting-anting). Kepala arca ini memiliki sebuah [[mata ketiga]] di tengah-tengah dahinya. Sebuah stempel lempung bakar ditemukan di [[Vaishali (kota kuno)|Vaishali]] memuat citra sosok separuh laki-laki separuh perempuan.<ref name = "swami58"/> Citra-citra dari pemulaan zaman Kusyana menggambarkan Ardanariswara dalam wujud berlengan dua yang sederhana, tetapi naskah-naskah dan patung-patung dari masa yang lebih kemudian menggambarkan ikonografi Ardanariswara yang lebih rumit.<ref name = "Srinivasan57"/>
 
Ardanariswara pernah disinggung oleh pujangga Yunani [[Stobaeus]] (ca. 500 M) ketika mengutip [[Bardesanes]] (ca. 154–222 M), yang mengetahuinya dari sebuah kunjungan perutusan India ke [[Suriah]] pada masa pemerintahan [[Elagabalus]] (Antoninus dari Emesa) (218–22 M).<ref name = "Chakravati44">Chakravarti hal. 44</ref><ref name = "swami55ff"/> Sebuah patung dada androgini dari lempung bakar telah ditemukan pada penggalian di [[Taxila]] dan diperkirakan berasal dari zaman [[Saka (Skithia)|Saka]]-[[Kekaisaran Parthia|Parthia]]. Patung dada ini menampilkan sesosok laki-laki berjanggut yang memiliki sepasang buah dada.<ref name = "swami55ff"/><ref name="Chakravarti p. 146"/>