Permesta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 125:
[[Berkas:Indonesian Navy Commando Corps trekking to Amurang , Jalesveva Jayamahe, p153.jpg|jmpl|250px|Pasukan KKO ALRI bergerak ke Amurang.]]
 
''Operasi Sapta Marga'' juga adalah bagian dari operasi gabungan ''Operasi Merdeka''.<ref>[[#komandoko|Komandoko (2010)]], hlm. 62.</ref> Operasi Sapta Marga sendiri yang terdiri dari empat operasi terpisah bertujuan untuk merebut kembali daerah-daerah di Sulawesi Utara dan Tengah. ''Operasi Sapta Marga I'' dipimpin oleh Letkol Inf Sumarsono untuk merebut kembali Sulawesi Tengah. ''Operasi Sapta Marga II'' dipimpin Mayor Agus Prasmono untuk merebut kembali Gorontalo termasuk lapangan udara Tolotio dan untuk memberi dukungan terhadap gerilyawan pimpinan [[Nani Wartabone]] yang berpihak pada pemerintah pusat.<ref>[[#kodam_xiv|KODAM XIV/Hasanuddin]].</ref> ''Operasi Sapta Marga III'' dipimpin oleh Letkol Inf Ernst Julius (E. J.) Mangenda untuk merebut kembali kepulauan [[Kabupaten Kepulauan Sangihe|Sangihe]] dan [[Kabupaten Kepulauan Talaud|Talaud]] di utara Manado.<ref>[[#sutrisminingsih|Sutrisminingsih (2012)]], hlm. 46.</ref> ''Operasi Sapta Marga IV'' dipimpin oleh Letkol Inf Rukmito Hendraningrat untuk merebut kembali basis utama Permesta di Sulawesi Utara.<ref>[[#sutrisminingsih|Sutrisminingsih (2012)]], hlm. 47.</ref>
 
Operasi Sapta Marga II berhasil merebut kembali Gorontalo pada pertengahan Mei 1958 dengan bantuan Nani Wartabone setelah sebelumnya daerah itu direbut oleh pasukan Permesta dari Wartabone pada tanggal 17 Maret 1958.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 110.</ref> Sebelumnya pada tanggal 19 Februari 1958, Somba membagi daerah militer KDM-SUT menjadi dua regimen. Sektor I/Resimen Tim Pertempuran Ular Hitam meliputi Sangihe dan Talaud, Minahasa, dan Bolaang-Mongondow dipimpin oleh Mayor Dolf Runturambi. Kemudian [[Resimen Tim Pertempuran Anoa|Sektor II/Resimen Tim Pertempuran Anoa]] meliputi Sulawesi Tengah dipimpin oleh Gerungan.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 104.</ref> Somba sendiri bersama tiga batalyon berangkat ke Sulawesi Tengah pada bulan April 1958 untuk mencoba merebut kembali daerah Palu dan Donggala.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 105.</ref> Namun dengan jatuhnya Gorontalo melalui Operasi Sapta Marga II, Somba menjadi terpisah dengan basis di Minahasa dan terpaksa harus melakukan perjalanan kembali ke Minahasa melewati daerah yang sudah dikuasai TNI. Perjalanan ini memakan waktu dua bulan dan pasukannya banyak yang menjadi korban baik akibat penyakit maupun akibat serangan-serangan musuh selama perjalanan. Sayangnya, Gerungan dan pasukannya sekitar 200 orang memilih untuk ke selatan. Mereka akhirnya bergabung dengan [[Abdul Kahar Muzakkar]]. Pada tahun 1965, Gerungan ditangkap, diadili, dan dieksekusi.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 110.</ref> Operasi ketiga, yaitu Operasi Sapta Marga III Sangihe dan Talaud berhasil diamankan pada tanggal 21 Mei 1958.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 110.</ref>