Harun Thohir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saripah NuRA17 (bicara | kontrib)
Reakis atas gugurnya tohir
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Saripah NuRA17 (bicara | kontrib)
Menambahkan referensi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 67:
Kematiannya, menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Presiden Soeharto sendiri, memberikan pesan khusus melalui Brigjen TNI Tjokropranolo, kepada Tohir dan Usman yang menyatakan kebanggan atas perjuangan mereka berdua. Selain itu sejam setelah eksekusi Tohir para Penjabat Kuasa Usaha RI menggelar upacara penghormatan dan mengheningkan cipta Wisma Indonesia. Di depan peserta yang berbaju hitam Letkol A. Rachman memberikan sambutan yang berisi penghormatan kepada kedua pahlawan muda tersebut<ref name=":2" />.
 
Reaksi tak terima di tubuh KKO-AL atas perlakukan Singapura kepada prajuritnya terlihat dari kesiapan KKO-AL menyerbu Singapuran dalam waktu 24 jam. Sayangnya, aksi tersebut tidak mendapatkan izin dari pemerintah. MPRS Indonesia juga turut memberikan ucapan belasungkawa dan menyematkan gelar pahlwan kepada Tohir dan Usman. "Sebagai prajurit, saya ingin berkelahi" Reaksi ini disampaikan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin yang juga perwira KKO-AL. Berbeda dengan Kolonol KKO-AL Bambang yang menyampaikan kesediahnnya lewat puisi yang berjudul "Patah Tumbuh Berganti Untuk Usman dan Harun. Puisi tersebut masih tersimpan baik di Museum Korps Marinir, Jakarta<ref name=":2" />.
 
Aksi kesedihan juga diperlihatkan masyarakat Indonesia. Ketika Jenazah mereka tiba di Tanah Air, masyarakat menyambutnya dengan hari dan memenuhi Jalan dari Kemayoran sampai Merdeka Putih. Begitu pun saat saat pemakaman tanggal 18 Oktober 1968<ref name=":2" />.
== Penghargaan ==
Atas jasa-jasanya kepada negara, pangkatnya dinaikan menjadi Kopral KKO TNI Anumerta Harun bin Said alias Thohir bin Mandar. Bendera merah putih setengah tiang dikibarkan oleh masyarakat<ref name=":2" />. Anggota Korps Komando AL-RI Harun bin Said dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.050/TK/Tahun 1968, tanggal 17 Oktober 1968. Ia dimakamkan di [[TMP Kalibata]], [[Jakarta]], dan kini nama ia diabadikan menjadi nama Jalan di depan Markas [[Korps Marinir]] (Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun), [[Kwitang, Senen, Jakarta Pusat|Kwitang]], [[Kota Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]],<ref>[http://www.marinir.tnial.mil.id/index.php?berita=detail&id=1425&1534-D83A_1933715A=bc8d5db06ce4077f4bffbeb50012ad48809f1d91 "Prajurit KKO Usman dan Harun Gantikan Nama Jalan Prapatan Jakarta"]</ref> [[Kapal Republik Indonesia]], [[KRI Usman-Harun|KRI Usmman-Harun (359)]] dan [[Bandar Udara Harun Thohir]] di [[Pulau Bawean]], [[Kabupaten Gresik]].<ref>[http://www.marinir.mil.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3547:pahlawan-nasional-usman-dan-harun-di-kukuhkan-sebagai-nama-kri&catid=8:breaking "PAHLAWAN NASIONAL USMAN DAN HARUN DI KUKUHKAN SEBAGAI NAMA KRI"] ''website marinir.mil.id''</ref><ref name=":4">{{Cite book |title=Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap |last=Mirnawati |date=2012 |publisher=CIF |isbn=978-979-788-343-0 |location=Jakarta |language=Indonesia}}</ref>