Keresidenan Kedu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.71.30.163 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
Pramesta (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
[[Berkas:Regional Karesidenan Kedu.jpeg|300px|jmpl]]
'''Karesidenan Kedu''' (ditulis pula '''Kedoe''' atau '''Kedoo''') adalah satuan administrasi yang berlaku di [[Jawa Tengah]] pada masa penjajahan [[Hindia Belanda]] dan beberapa tahun sesudahnya. Saat ini, Karesidenan Kedu telah dihapus namun masih digunakan untuk membantu administrasi pemerintahan provinsi, dengan sebutan ''Daerah Pembantu Gubernur Wilayah Kedu''. Wilayah karesidenan ini mencakup [[Kota Magelang]], [[Kabupaten Magelang]], [[Kabupaten Temanggung]], [[Kabupaten Kebumen]], [[Kabupaten Purworejo]] (dulu disebut [[Bagelen, Purworejo|Bagelen]]), dan [[Kabupaten Wonosobo]]. Namun sebelumnya Karesidenan Kedu yang pada abad XIX hanya meliputi [[Kabupaten Magelang]] dan [[Kabupaten Temanggung]]. Tahun 1818, pusat Karesidenan Kedu berada di sebuah kota di [[Kabupaten Magelang]] yang akhirnya kini dimekarkan menjadi wilayah [[Kota Magelang]]. Nama Kedu diambil dari sebuah [[desa]] sekaligus [[kecamatan]] di [[Kabupaten Temanggung]] yaitu [[Kedu, Temanggung|Kecamatan Kedu]].
 
Wilayah Karesidenan ini mencakup [[Kota Magelang]], [[Kabupaten Magelang]], [[Kabupaten Temanggung]], [[Kabupaten Kebumen]], [[Kabupaten Purworejo]] dan [[Kabupaten Wonosobo]]. Namun sebelumnya Karesidenan Kedu yang pada abad XIX hanya meliputi Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung.
Bangunan pusat pemerintahan Karesidenan Kedu yang terletak di Kota Magelang pernah menjadi tempat penyanderaan dan perundingan antara [[Pangeran Diponegoro]] dengan [[Hendrik Merkus de Kock|Jenderal De Kock]] pada tanggal 28 Maret 1830. Sekarang bangunan tersebut berubah menjadi Museum Diponegoro dan kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II.
 
Tahun 1818, pusat Karesidenan Kedu berada di sebuah kota di Kabupaten Magelang yang akhirnya kini dimekarkan menjadi wilayah Kota Magelang. Nama Kedu diambil dari sebuah kecamatan di [[Kabupaten Temanggung]] yaitu [[Kedu, Temanggung|Kecamatan Kedu]].
Dalam sejarah kepurbakalaan Indonesia, dataran Kedu dikenal sebagai tempat berkembangnya peradaban Jawa Kuno dinasti [[Syailendra]], dan merupakan daerah penting dalam sejarah kerajaan [[Medang]]. Candi [[Borobudur]] yang terkenal itu terletak di kawasan ini. Dalam sejarah, pada abad ke-17 Kedu, sebagai sebuah [[kadipaten]], berada di bawah kekuasaan [[Kesultanan Mataram]] yang kemudian diserahkan kepada VOC pada abad ke-18 sebagai imbalan atas bantuan VOC membantu Mataram melawan pemberontakan. Semenjak itu, seorang [[residen]] (orang Belanda) ditempatkan untuk mengatur wilayah ini. Wilayah Bagelen (Purworejo & Kutoarjo) digabungkan pada masa selanjutnya (1 Agustus 1901), dan cakupan wilayah ini berlaku hingga sekarang. Daerah Kedu memiliki tanah yang subur dan merupakan daerah pertanian yang maju.
 
Bangunan pusat pemerintahan Karesidenan Kedu yang terletak di Kota Magelang pernah menjadi tempat penyanderaan dan perundingan antara [[Pangeran Diponegoro]] dengan [[Hendrik Merkus de Kock|Jenderal De Kock]] pada tanggal 28 Maret 1830. Sekarang bangunan tersebut berubah menjadi Museum Diponegoro dan kantorKantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II.
 
Dalam sejarah kepurbakalaan Indonesia, dataran Kedu dikenal sebagai tempat berkembangnya peradaban Jawa Kuno dinasti [[Syailendra]], dan merupakan daerah penting dalam sejarah Kerajaan Medang. Candi [[Borobudur]] yang terkenal itu terletak di kawasan ini.
 
Dalam sejarah, pada abad ke-17 Kedu, sebagai sebuah [[Kadipaten]], berada di bawah kekuasaan [[Kesultanan Mataram]] yang kemudian diserahkan kepada VOC pada abad ke-18 sebagai imbalan atas bantuan VOC membantu Mataram melawan pemberontakan.
 
Semenjak itu, seorang [[residen]] ditempatkan untuk mengatur wilayah ini. Wilayah Purworejo dan Kutoarjo digabungkan pada masa selanjutnya yaitu pada tanggal 1 Agustus 1901, dan cakupan wilayah ini berlaku hingga sekarang. Daerah Kedu memiliki tanah yang subur dan merupakan daerah pertanian yang maju.
 
== Pranala luar ==