Sulaiman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 80:
 
Sebagian ulama menyebutkan bahwa kemudian Sulaiman dan Balqis menikah. Balqis masih tetap diakui sebagai penguasa Saba' dan Sulaiman sendiri mengunjunginya sekali dalam setiap bulan dan mereka tinggal bersama selama tiga hari sebelum Sulaiman kembali lagi ke Palestina. Sulaiman kemudian memerintahkan bangsa jin untuk membangunkan tiga istana untuk Balqis di Yaman: Ghumdan, Salihin, dan Biniyun. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Balqis tidak menikah dengan Sulaiman, tetapi dengan raja dari Bani Hamdan dan Balqis tetap menjadi penguasa Saba'. Sulaiman kemudian menundukkan Zauba'ah (raja jin di Yaman) yang kemudian membangunkan tiga istana bagi Balqis.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=718}}
 
=== Penyembahan berhala ===
Dalam Tanakh dan Alkitab disebutkan bahwa Sulaiman memiliki tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik, banyak dari mereka adalah perempuan asing. Di hari tua, istri-istrinya ini mencondongkan hati Sulaiman pada dewa-dewa sesembahan para istrinya, membuat Sulaiman membangun tempat pemujaan dan mempersembahkan kurban untuk dewa-dewa tersebut.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 11: 1-8}}</ref>
 
Tidak ada keterangan mengenai Sulaiman yang melakukan penyembahan berhala dalam Al-Qur'an dan hadits, dan pada umumnya tradisi Islam menolak keterangan tersebut. Namun keterangan dalam Al-Qur'an mengenai Sulaiman yang "tergeletak di atas kursinya"<ref>Shad (38): 34</ref> dikaitkan dengan penyembahan berhala dalam beberapa tafsiran. Disebutkan bahwa Allah menganugerahkan cincin pada Sulaiman yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan bangsa jin dan binatang. Namun suatu hari, setan bernama [[Asmodeus|Shakhr]] ({{lang-ar|صخر}}, secara harfiah bermakna "batu") menyamar menjadi Sulaiman dan mengambil cincin tersebut, sehingga Sulaiman terusir dari istana dan hidup terlunta-lunta selama empat puluh hari. Setan tersebut kemudian membuang (atau menjatuhkan) cincin tersebut ke laut, ikan memakan cincin tersebut, nelayan menangkap ikan tersebut, dan nelayan tersebut menghidangkan ikan tersebut pada Sulaiman untuk makan. Selanjutnya Sulaiman mendapat kekuatan dan kekuasaannya kembali. Terusirnya Sulaiman selama empat puluh hari disebabkan karena ada istrinya yang melakukan penyembahan berhala di kediamannya, meski Sulaiman sendiri tidak mengetahuinya.<ref name=Ath-Thabari>[[Ibnu Jarir ath-Thabari|Ath-Thabari]], ''History of al-Tabari Vol. 3, The: The Children of Israel'' SUNY Press 2015 {{ISBN|978-0-791-49752-4}} hlm. 170</ref>
 
=== Wafat ===
Baris 95 ⟶ 100:
* Syir ha-Syirim ([[Kitab Kidung Agung|Kidung Agung]])
 
Meski demikian, tradisipenyembahan Yahudiberhala jugayang mencatat sisi laindilakukan Sulaiman. Dalam [[Tanakh]] disebutkan bahwa Sulaiman memiliki tujuh ratus istri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik, banyak dari mereka adalah perempuan asing. Di hari tua, istri-istrinya ini mencondongkan hati Sulaiman pada dewa-dewa sesembahan para istrinya, membuat Sulaiman membangun tempat pemujaan dan mempersembahkan kurban untuk dewa-dewa tersebut.<ref>{{Alkitab|1 Raja-raja 11: 1-8}}</ref> Berbagai perbuatan ini perlahan-lahan membuat Sulaimanmembuatnya kehilangan harga diri sampai ia menjadi seperti orang biasa. Beberapa mengatakan dia mendapatkan kembali statusnya sementara yang lain mengatakan dia tidak. Namun pada akhirnya, umat Yahudi menganggap Sulaiman sebagai raja yang saleh dan secara khusus dipuji karena ketekunannya dalam membangun Bait Suci.<ref name="ReferenceA">{{Citation |title=Talmud Bavli |contribution=tractate Sanhendrin |page=21b}}</ref>
 
=== Kristen ===
Baris 107 ⟶ 112:
Sulaiman dipandang sebagai nabi dalam Islam.<ref>An-Nisa' (4): 163</ref> Dalam Al-Qur'an, dia disebut sebagai sosok yang diberi petunjuk,<ref>Al-An'am (6): 84</ref> pemahaman akan hukum, kebijaksanaan, dan ilmu,<ref>Al-Anbiya' (21): 79</ref><ref>An-Naml (27): 15</ref> sebaik-baik hamba, sangat taat pada Allah,<ref>Shad (38): 30</ref> dan memiliki tempat kembali yang baik dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah.<ref>Shad (38): 40</ref>
 
Sebagaimana para nabi yang lain, pesan ketauhidan (mengesakan Allah) dalam kisah Sulaiman juga sangat menonjol, seperti saat Sulaiman mengajak Balqis berserah diri kepada Allah. Tradisi Islam biasanya tidak menerima pernyataan bahwa Sulaiman menjadi penyembah berhala sebagaimana dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Al-Qur'an sendiri menyatakan bahwa Sulaiman tidak kafir, tetapi setanlah yang kafir dan mengajarkan sihir.<ref>Al-Baqarah (2): 102</ref>
 
Disebutkan bahwa pada hari kiamat kelak, Allah menjadikan Sulaiman sebagai ''[[hujjah]]'' (alasan) bagi para penguasa dan orang kaya.<ref>''Tarikh Dimasq'' (10/82)</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=395}} Maknanya adalah orang-orang di hari kiamat kelak tidak bisa beralasan bahwa mereka tidak bisa beribadah karena disibukkan dengan kekayaan dan kekuasaan, lantaran Sulaiman yang kekuasaannya lebih besar dan kekayaannya lebih banyak saja tetap taat beribadah kepada Allah.<ref>{{Cite web|url=https://islam.nu.or.id/post/read/114412/4-hamba-yang-akan-jadi-hujjah-allah-di-akhirat-|title=Hamba yang Menjadi Hujjah Allah|last=Wijaya|first=M. Tatam|date=11 Desember 2019|website=NU Online|access-date=9 April 2020}}</ref>
Baris 118 ⟶ 123:
 
=== Cincin ===
Cincin atau Segel Sulaiman ({{lang-ar|خاتم سليمان}} ''{{transl|ar|Khātam Sulaymān}})'' adalah sebuah cincin meterai atau cincin cap yang dikaitkan dengan Sulaiman dalam tradisi Yahudi, Islam, dan [[Esoterisme Barat]]. Tidak ada keterangan tersurat mengenai cincin ini dalam Al-Qur'an maupun Tanakh. Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa salah satu tanda besar kiamat adalah munculnya hewan melata ([[Dabbat al-Ard|dabbah]]) dan hewan tersebut membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman. Hewan tersebut memberi tanda pada hidung orang kafir dengan cincin dan mencerahkan wajah orang beriman dengan tongkat.<ref>HR. Ahmad dan Tirmidzi</ref>
 
Legenda mengenai cincin Sulaiman utamanya dikembangkan oleh penulis Arab Abad Pertengahan. Cap segel atau stempel pada cincin tersebut biasanya digambarkan dengan bentuk bintang lima atau bintang enam menyerupai [[Bintang Daud]]. Disebutkan bahwa cincin ini diturunkan langsung dari langit, terbuat dari kuningan dan besi, dan memberikan kekuatan pada Sulaiman untuk mengendalikan bangsa jin dan berbicara dengan binatang.<ref name=Ath-Thabari/>
 
=== Seribu satu malam ===
Legenda mengenai cincin Sulaiman utamanya dikembangkan oleh penulis Arab Abad Pertengahan. Cap pada cincin tersebut biasanya digambarkan dengan bentuk bintang lima atau bintang enam. Disebutkan bahwa cincin ini diturunkan langsung dari langit, terbuat dari kuningan dan besi, dan memberikan kekuatan pada Sulaiman untuk mengendalikan bangsa jin dan berbicara dengan binatang.
Dalam salah satu kisah [[Seribu Satu Malam]] disebutkan bahwa ada jin yang membuat Sulaiman tidak berkenan. Sulaiman kemudian memasukkannya ke dalam botol dan membuangnya ke laut. Lantaran botol tersebut disegel dengan cap Sulaiman, jin tersebut tidak bisa keluar selama berabad-abad sampai seorang nelayan menemukan botol tersebut.<ref>[http://www.bartleby.com/16/201.html "The Story of the Fisherman", ''Stories from the Thousand and One Nights'', The Harvard Classics, 1909–14]</ref>
 
=== Kunci Sulaiman ===