Batujaya, Karawang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Profil dan Sejarah Batujaya Karawang Jawa Barat
Baris 1:
Profil Administratif Batujaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat{{kecamatan|nama=Batujaya
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Karawang
Baris 10:
|peta=[[Berkas:Ckp3.png|270px]]
}}
{{coord|6|4|10|S|107|10|8|E|display=title}}Batujaya adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Titik koordinat : 07° 9' 13" -7° 56' 30" 4.00. Batujaya memiliki luas 91.89 Kilometer persegi dan berjarak 41 KM dari pusat Kota Karawang. Batujaya terdiri dari 10 desa yaitu Batujaya, Karyabakti, Telukbango, Telukambulu, Segaran, Segarjaya, Baturaden, Karyamakmur, Karyamulya dan Kutaampel. Jumlah penduduk Kecamatan Batujaya berjumlah 82721 ''(statistik tahun 2018).''
{{coord|6|4|10|S|107|10|8|E|display=title}}
'''Batujaya''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Karawang]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
Nama Batujaya mulai dikenal luas oleh masyarakat ketika di sana ditemukan bebatuan reruntuhan bangunan candi peninggalan Kerajaan [[Tarumanagara]] dari abad 4-8 M. Cerita bermula tahun 1984 ketika tim Arkeologi dari Fakultas Sastra Indonesia (sekarang : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia) mulai melakukan penelitian di sana berdasarkan informasi warga. Berdasarkan penelitian dari tahun 1985 sampai 2020 para ahli menemukan hampir 100 reruntuhan candi yang tersebar di tengah hamparan sawah yang meliputi Kecamatan Batujaya dan Pakisjaya. Titik pusat candi berada di Desa Segaran Batujaya dan Desa Telagajaya, Pakisjaya. Candi yang sudah diekskavasi utuh yaitu Candi Jiwa dan Candi Blandongan. Kedua candi itu sering dikunjungi para wisatawan. Kompleks Candi Batujaya berjarak 6 KM dari pantai dan 500 Meter dari Sungai [[Ci Tarum]]. Area keseluruhan Candi Batujaya sekitar 500 hektar.[http://sundapura.com/]
Di kecamatan ini terletak sebagian dari situs kepurbakalaan [[Percandian Batujaya]].
 
=== '''Asal-Usul Nama Batujaya''' ===
[[Berkas:Candi Batujaya.jpg|jmpl|Candi Jiwa di Situs Percandian Batujaya]]
Nama Batujaya berasal dari kata batu (material batu alam) dan jaya (kejayaan, kemenangan atau keunggulan). Dengan demikian nama Batujaya memiliki arti Batu Kejayaan. Berdasarkan buku 54 cerita rakyat Karawang <ref>{{Cite book|title=54 Cerita Rakyat Karawang|last=Sundapura|first=Asep R|date=2017|publisher=Sundapura Foundation|isbn=978-602-60650-1-8|location=Karawang|pages=|url-status=live}}</ref>karya Asep R Sundapura, nama Batujaya berasal dari keberadaan batu-batu berukuran besar menyerupai lingga yang berada tepat di mulut muara sungai Batujaya yang menginduk ke Sungai Citarum. Tetapi sekarang Sungai Batujaya sudah tidak ada berubah jadi pemukiman penduduk dan batu-batu lingga atau menhirnya berada di daerah Bekasi akibat perubahan jalur Sungai Citarum.
[[Berkas:Linggabatujaya.jpg|jmpl|Batu yang menjadi asal usul penamaan Batujaya Karawang]]
Proses berpindahnya batu lingga berukuran besar dari Batujaya Karawang ke Bekasi tidak ada yang tahu peristiwa persisnya. Cerita rakyat mengatakan Menhir Batujaya terbang sendiri melintasi Sungai Citarum. Namun kajian lapangan mengindikasikan adanya perubahan jalur Citarum sebagai penyebab perubahan lokasi batu menhir.
 
Menhir Batujaya memiliki panjang sekitar 2 Meter. Jumlahnya ada tiga. Berdasarkan bentuk dan lokasi keberadaannya, Menhir Batujaya menyerupai lingga utama atau Lingga Karatuan yang menjadi simbol sah tidaknya seorang raja Hindu jaman dulu. Sanjaya pendiri Mataram Kuno di Jawa Tengah tercatat pernah membuat lingga seperti itu, sebelum kemudian batu lingga tersebut hilang.
Kecamatan batujaya ada terdiri dari 10 desa yaitu, [[Batujaya, Batujaya, Karawang|Batujaya]], [[Karyabakti, Batujaya, Karawang|Karyabakti]], [[Telukbango, Batujaya, Karawang|Telukbango]], [[Telukambulu, Batujaya, Karawang|Telukambulu]], [[Segaran, Batujaya, Karawang|Segaran]], [[Segarjaya, Batujaya, Karawang|Segarjaya]], [[Baturaden, Batujaya, Karawang|Baturaden]], [[Karyamakmur, Batujaya, Karawang|Karyamakmur]], [[Karyamulya, Batujaya, Karawang|Karyamulya]], dan [[Kutaampel, Batujaya, Karawang|Kutamapel]].
 
Nama Batujaya sudah dikenal sejak abad 16 Masehi. Berdasarkan ''Dagh Register Castle Batavia'', pada tahun 1677 rombongan ekspedisi VOC pimpinan Frederick Hendrick Muller pernah singgah di Kampung Batujaya dalam perjalanan ke Karawang. Tahun 1700-an wilayah Batujaya yang dipenuhi oleh rawa-rawa dirubah jadi lahan pertanian, penanaman tarum dan perikanan oleh Tumenggung Wirabaya atas kesepakatan dengan pejabat VOC, Jakob Van der Bissche.
Dulunya kecamatan ini bagian dari kecamatan Batujaya(Raya) yang terdiri dari kecamatan Batujaya, Pakisjaya, dan Tirtajaya. Berbatasan dengan [[Laut Jawa]] di Utara, kecamatan [[Pakisjaya, Karawang|Pakisjaya]] di Barat, kecamatan [[Tirtajaya, Karawang|Tirtajaya]] di Timur, dan [[Kabupaten Bekasi]] di Selatan.
 
Pada abad 18 wilayah Batujaya mulai berkembang dan timbul pemukiman baru seperti Segaran, Tapak Serang, Telaga Herang dan Kampung Sumur. Mayoritas penduduknya berasal dari suku Sunda dan Betawi.
 
=== '''Rahasia Sungai Candi''' ===
Wilayah Batujaya dilewati beberapa sungai seperti Citarum, Kali Asin, Sungai Merah dan Pagadungan. Uniknya Sungai Pagadungan berdasarkan peta dari Leiden Maps tahun 1910 disebut dengan nama Sungai Candi, padahal bangunan candinya baru ditemukan tahun 1985 atau hampir 70 tahun kemudian. Sungai Candi dipercaya sebagai jalur transfortasi masa lalu yang menghubungkan Citarum dengan area candi. Sungai Candi melewati daerah Kurung Barang yang menurut cerita rakyat dianggap sebagai jalur transit perahu-perahu yang akan dan sudah mengunjungi area candi. Di Sungai Candi banyak ditemukan artefak kuno termasuk bekas perahu tua yang terbenam di dasar sungai.
 
=== '''Situs Cagar Budaya Nasional''' ===
Wilayah Batujaya sejak tahun 2016 telah diusulkan untuk menjadi Kawasan Strategis Nasional. Sedangkan Candi Batujaya telah resmi menjadi Situs Cagar Budaya Nasional pada tahun 2019. Pengelolaan situs berada dibawah [[BPCB serang|BPCB]] Serang-Banten. Setiap tahun umat Budha mengadakan acara Waisak di Batujaya karena berdasarkan penelitian sejarah Candi Batujaya memiliki latar belakang kebudayaan Hindu-Budha.
 
=== '''Batujaya Kota Suci Masa Silam''' ===
Berdasarkan penelitian sejarah, wilayah Batujaya memiliki latar belakang berbagai kebudayaan dari mulai budaya pribumi, Hindu dan Budha. Kebudayaan pribumi Batujaya dikategorikan sebagai Kebudayaan Buni karena benda-benda sejarah yang ditemukan di sana memiliki kemiripan dengan temuan di Kompleks Arkeologi Kampung Buni Bekasi. Kebudayaan Buni dianggap sebagai kebudayaan pribumi yang diasumsikan bercorak animisme dan dinamisme. Kebudayaan ini berkembang di awal Masehi di sepanjang pantai utara Jawa. Di Karawang Kebudayaan Buni berlokasi di pinggir pantai Batujaya, Pedes, Cilebar dan Tempuran.<ref>{{Cite book|title=Membongkar sejarah Karawang|last=Sundapura|first=Asep r|date=2015|publisher=Sundapura Foundation|isbn=978-602-60650-2-5|location=Karawang|pages=|url-status=live}}</ref>
 
Sumber tambahan Kesejarahan Karawang lainnya http://sundapura.com/:
 
Referensi :
<references />
 
== Pendidikan ==