Mawardy Nurdin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
|religion = [[Islam]]
}}
Ir. '''Mawardy Nurdin''', M.Eng, .Sc. ({{lahirmati|[[Sigli]]|30|5|1954|[[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]|8|2|2014}}) adalah [[Daftar Wali Kota Banda Aceh|Wali Kota Banda Aceh]] periode [[2007]]–[[2012]] dan sekali lagi dari [[2012]] hingga kematiannya pada [[2014]]. Ia juga pernah menjabat sebagai Pj. Wali kota Banda Aceh pada tahun [[2005]]–[[2006]]. Memulai kariernya di pemerintahan pada tahun [[1978]] dan terakhir ia sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Perkotaan dan Permukiman NAD pada tahun [[2003]] - [[2005]]. Dalam pekerjaan Rehabilitasi dan Rekontruksi pasca bencana alam [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa bumi dan tsunami tahun 2004]] ia menjadi salah seorang staf ahli pada [[Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi]]. Pada 2009, Mawardy Nurdin terpilih sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Aceh menggantikan Nova Iriansyah. Ia kembali dipercaya memimpin Demokrat Aceh melalui sebuah Musyawarah Daerah II pada 10 Desember 2011. Ia memimpin periode 2011 hingga 2016. Di pentas nasional, Mawardy pernah menjabat sebagai Exco Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia.
 
Mawardy meninggal dunia pada 8 Februari 2014 di RSUD dr. Zainal Abidin, [[Banda Aceh]] akibat penyakit [[gagal ginjal]] yang telah dideritanya cukup lama.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/418036/wali-kota-banda-aceh-meninggal-dunia Wali Kota Banda Aceh meninggal dunia] Antara, 8 Februari 2014</ref><ref>[http://news.detik.com/read/2014/02/08/211139/2491247/10/wali-kota-banda-aceh-meninggal-dunia Wali Kota Banda Aceh Meninggal Dunia] Detik, 8 Februari 2014</ref> ia dinobatkan sebagai "Bapak Pembangunan Kota Banda Aceh" oleh gubernur aceh [[Zaini Abdullah]], atas jasa-jasa nya dalam membangun dan memimpin Banda Aceh. Di bawah kepemimpinannya, Kota Banda Aceh telah meraih tiga kali piala Adipura 2009, 2010, 2012, dan dipilih oleh PBB sebagai ‘model city’ untuk disaster risk reduction.