Angulimala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 128:
 
=== Sejarah ===
Pemberian kenang-kenangan kepada seorang guru merupakan hal yang lazim pada [[sejarah India|zaman India Kuno]]. Terdapat contoh dalam "PauṣyaparwaPauśyaparwa"{{refn|Pausyaparwa, ''[[Mahabharata|MahābharathaMahābhārata]]'' jilid 1 (''[[Adiparwa]]''), bagian ke-3.|group=note}} dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata|MahābharathaMahābhārata]]''. Diceritakan bahwa seorang guru menugaskan muridnya yang bernama [[Utangka]] untuk pergi setelah Utangka menyatakan bahwa dirinya layak untuk dipercaya, serta menguasai ajaran [[Weda]] dan [[DharmashastraDharmasastra]]. Utangka berkata kepada gurunya:
{{blockquote|"Apakah yang dapat saya lakukan untuk menyenangkan hatimu ({{lang-sa|kiṃ te priyaṃ karavāni|italic=yes}}), karena pernah dikatakan: Barang siapa menjawab tanpa [selaras dengan] [[darma]], dan barang siapa yang bertanya tanpa [selaras dengan] darma, maka yang terjadi: seseorang mati atau seseorang memicu permusuhan."}}
[[Indologi|Indolog]] Friedrich Wilhelm menyatakan bahwa kalimat yang sama tercantum dalam ''[[Manusmerti]]'' (II:111) dan dalam ''[[Wisnusmerti]]''. Menurut ajaran berbasis ''[[Weda]]'', dengan berpamitan kepada guru serta berjanji untuk melakukan apapun yang guru mau, dapat memberikan [[pencerahan]] atau pencapaian semacam itu. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila Angulimala diceritakan mau melaksanakan perintah kejam dari gurunya meskipun sebenarnya ia orang baik dan murah hati, karena pada akhirnya ia akan meraih pencapaian tertinggi.{{sfn|Wilhelm|1965|p=11}}