Yunani Helenistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Sedang dikembangkan}}[[Berkas:0036MAN Poseidon.jpg|200px|ka|jmpl|Patung [[Poseidon]] dari masa Yunani Hellenistik.]]
Dalam konteks budaya, arsitektur, dan seni [[Yunani kuno]], '''Yunani HelenistikHellenistik''' adalah suatu masa yang berlangsung setelah kematian [[Aleksander Agung]] pada tahun 323 SM dan aneksasi daerah pusat [[Liga Akhaia]] oleh [[Republik Romawi]] yang memuncak pada [[Pertempuran Korintus (146 SM)|Pertempuran Korintus]] pada 146 SM, sebuah kemenangan Romawi di [[Peloponnesos]] yang menyebabkan kehancuran [[Korintus]] dan mengantarkan pada periode [[Yunani pada zaman penjajahan Romawi|Romawi Yunani]]. Akhir dari Yunani Hellenistik adalah pada saat meletusnya [[Pertempuran Aktium]] pada 31 SM, ketika kaisar [[Augustus]] mengalahkan ratu [[Dinasti Ptolemaik|Yunani Ptolemaik]] [[Kleopatra|Kleopatra VII]] dan [[Markus Antonius]], yang mana pada tahun berikutnya mengambil alih [[Iskandariyah|Aleksandria]], pusat besar terakhir Yunani Helenistik.<ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/event/Hellenistic-Age|title=Hellenistic age|last=Ferguson|first=John|date=|website=Encyclopædia Britannica|archive-url=https://web.archive.org/web/20130514031055/|archive-date=14 Mei 2013|access-date=}}</ref>
 
[[Periode Hellenistik]] dimulai dengan [[perang Diadokhoi]], pertandingan bersenjata antara mantan jenderal Aleksander Agung untuk mengukir [[Perang Aleksander Agung|kerajaannya]] di Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Perang berlangsung hingga 275 SM, menyaksikan jatuhnya kedua dinasti [[Dinasti Argeadai|Argeadai]] dan [[Dinasti Antipatridai|Antipatridai]] di [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] yang mendukung [[dinasti Antigonidai]]. Era itu juga ditandai oleh perang berturut-turut antara [[Makedonia (kerajaan kuno)|Kerajaan Makedonia]] dan sekutu-sekutunya melawan [[Liga Aitolia]], [[Liga Akhaia]], dan [[Polis|negara-kota]] [[Sparta]].
 
Pada masa pemerintahan [[Filipus V dari Makedonia|Philip V dari Makedonia]], bangsa Makedonia tidak hanya kalah pada [[Perang Kreta (205–200 SM)|Perang Kreta (205-200 SM)]] karena aliansi yang dipimpin oleh [[Rodos]], tetapi [[Perjanjian Makedonia–Kartago|aliansi]] mereka yang sebelumnya dengan [[Hannibal]] dari [[Qart Hadast|Kartago]] juga melibatkan mereka dalam [[Perang Makedonia Kedua|Perang Makedonia]] [[Perang Makedonia Pertama|Pertama]] dan [[Perang Makedonia Kedua|Kedua]] dengan [[Romawi Kuno]]. Kelemahan yang dirasakan dari Makedonia setelah konflik-konflik ini mendorong [[Antiokhos yang Agung|Antiokhos III yang Agung]] dari [[Kekaisaran Seleukia]] untuk menyerang [[Geografi Yunani|daratan Yunani]], namun kekalahannya oleh orang-orang Romawi di [[Pertempuran Thermopylae (191 SM)|Thermopylae]] pada tahun 191 SM dan [[Pertempuran Magnesia|Magnesia]] pada tahun 190 SM mengamankan posisi Roma sebagai kekuatan militer terkemuka di wilayah. Dalam kira-kira dua dekade setelah menaklukkan Makedonia pada tahun 168 SM dan [[Epiros (negara kuno)|Epirus]] pada tahun 167 SM, orang-orang Romawi pada akhirnya menguasai seluruh Yunani.
 
Selama periode Hellenistik, peran Yunani di dunia berbahasa Yunani sangat menurun. Pusat-pusat besar [[Periode Hellenistik|budaya Helenistik]] adalah [[Iskandariyah|AlexandriaAleksandria]] dan [[Antiokhia]], ibukota [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir Ptolemaik]] dan [[Kekaisaran Seleukia|Suriah Seleukia]]. Kota-kota seperti [[Pergamum]], [[Ephesos|Ephesus]], [[Rodos]], dan Seleukia juga menjadi penting. Selain itu, ciri dari masa ini adalah meningkatnya urbanisasi [[Mediterania Timur]].
 
== Makedonia ==
Baris 16:
Setelah kematian Aleksander, perebutan kekuasaan terjadi di antara para jenderalnya, yang mengakibatkan kehancuran kerajaan dan pendirian sejumlah kerajaan baru. Makedonia jatuh ke tangan [[Kassandros]], putra dari [[Antipatros]], yang setelah beberapa tahun berperang menjadikan dirinya penguasa sebagian besar wilayah Yunani lainnya. Ia mendirikan ibu kota Makedonia baru di [[Thessaloniki]] dan menjadi penguasa yang mengayomi. Kekuatan Kassandros ditantang oleh [[Antigonos I Monophthalmos|Antigonus]], penguasa Anatolia, yang menjanjikan kota-kota Yunani bahwa ia akan memulihkan kebebasan mereka jika mereka mendukungnya. Tindakannya menyebabkan pemberontakan yang berhasil melawan penguasa setempat Kassandros. Pada 307 SM, putra Antigonos, [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrios,]] merebut [[Kota Athena|Athena]] dan memulihkan sistem demokrasinya, yang telah ditekan oleh Aleksander. Tetapi pada tahun 301 SM, koalisi Kassandros dan raja-raja Helenistik lainnya mengalahkan Antigonos pada [[Pertempuran Ipsos]] sekaligus mengakhiri tantangannya.
 
Namun, setelah kematian Kassandros pada tahun 298 SM, Demetrius merebut tahta Makedonia dan menguasai sebagian besar Yunani. Dia dikalahkan oleh koalisi kedua penguasa Yunani pada 285 SM, dan penguasaan Yunani diteruskan ke raja [[Lysimakhos]] [[Trakia|dari Trakia]]. Lysimakhos pada akhirnya juga dikalahkan dan dibunuh pada 280 SM. Tahta Makedonia kemudian diserahkan kepada putra Demetrius, [[Antigonos II Gonatas|Antigonos II]], yang juga mengalahkan [[Invasi Galia ke Balkan|invasi tanah Yunani]] oleh [[Orang Galia|Galia]], yang pada saat itu tinggal di Balkan. Pertempuran melawan Galia menyatukan [[Dinasti Antigonidai|Antigonoidai]] dari Makedonia dan Seleukia dari Antiokhia, aliansi yang juga diarahkan melawan kekuatan Helenistik terkaya, Mesir [[Kerajaan Ptolemaik|Ptolemaik]]. Antigonos II memerintah hingga kematiannya pada tahun 239 SM, dan keluarganya mempertahankan tahta Makedonia sampai dihapuskan oleh Romawi pada tahun 146 SM. Namun, kendali mereka terhadap negara-negara kota Yunani bersifat sementara, karena penguasa lain, khususnya Ptolemaios, menyogok partai-partai anti-Makedonia di Yunani untuk melemahkan kekuatan Antigonoidai. Antigonos menempatkan [[garnisun]] di [[Korintus]], pusat strategis Yunani, tetapi Athena, [[Rodos]], [[Pergamum|Pergamus]], dan negara-negara Yunani lainnya mempertahankan kemerdekaan yang substansial, dan membentuk [[Liga Aitolia]] sebagai sarana untuk mempertahankannya. [[Sparta]] juga tetap independen, tetapi menolak bergabung dengan liga mana pun.
 
Pada 267 SM, [[Ptolemaios II Philadelphos|Ptolemaios II]] membujuk kota-kota Yunani untuk memberontak melawan Antigonos, yang kemudian memecahkan [[Perang Kremonides]], setelah pemimpin Athena [[Kremonides]]. Kota-kota dikalahkan dan Athena kehilangan kemerdekaannya beserta lembaga-lembaganya yang demokratis. Pada awalnya, Liga Aitolia terbatas pada [[Peloponnesos]], tetapi karena diizinkan untuk mendapatkan kendali atas [[Thiva]] pada 245 SM akhirnya menjadi sekutu Makedonia. Hal ini menandai berakhirnya Athena sebagai aktor politik, meskipun tetap menjadi kota terbesar, terkaya dan paling banyak dibudidayakan di Yunani. Pada 255 SM, Antigonos mengalahkan armada Mesir di [[Pulau Kos|Kos]] dan menetapkan pulau-pulau [[Laut Aegea|Aegea]], kecuali Rodos, di bawah kekuasaannya.
Baris 23:
Terlepas dari menurunnya kekuasaan dan otonomi politik mereka, negara-kota atau [[polis]] Yunani menjadi bentuk dasar organisasi politik dan sosial di Yunani. Negara-negara kota seperti [[Kota Athena|Athena]] dan [[Ephesos|Efesus]] tumbuh dan bahkan berkembang pesat pada periode ini. Disamping peperangan antara kota-kota Yunani berlanjut, kota-kota menanggapi ancaman negara-negara pasca-Aleksandria Hellenistik dengan bersatu dalam aliansi atau menjadi sekutu negara Hellenistik yang kuat, yang bisa datang untuk mempertahankan negara serta menjadikannya sebagai ''asylos'' atau tidak dapat diserang oleh kota-kota lain. Bangsa Aitolia dan Akhaia mengembangkan negara federal atau liga yang kuat (''koinon''), yang diperintah oleh dewan perwakilan kota dan majelis liga rakyat. Berawal dari liga etnis, liga ini kemudian mulai memasukkan kota-kota di luar wilayah tradisional mereka.<ref>Sarah B. Pomeroy, Stanley M. Burstein, Walter Donlan, Jennifer Tolbert Roberts, dan David Tandy, ''Ancient Greece: A Political, Social, and Cultural History'', 2011, hlm. 476.</ref> [[Liga Akhaia]] akhirnya mencakup seluruh wilayah [[Peloponnesos]] kecuali [[Sparta]], sementara [[Liga Aitolia|Liga Aetolia]] berkembang hingga ke daerah [[Phokis]]. Selama abad ke-3 SM, liga-liga ini mampu mempertahankan diri melawan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] dan Liga Aetolia mengalahkan [[Brenos (abad ke-3 SM)|invasi Seltik]] pada Yunani di [[Delfi]].
 
Setelah kematian Aleksander, [[Kota Athena|Athena]] dikalahkan oleh [[Antipatros]] dalam [[Perang Lamia|Perang Lamian]] dan pelabuhannya di [[Piraeus]] menampung garnisun Makedonia. Untuk melawan kekuatan Makedonia di bawah Kassandros, Athena menjalin hubungan dengan para penguasa Helenistik lainnya, seperti [[Antigonos I Monophthalmos|Antigonos I Monophthalmus]], dan pada tahun 307 Antigonus mengirim putranya [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrius]] untuk merebut kota. Setelah Demetrius menguasai Makedonia, Athena menjadi sekutu dengan Mesir Ptolemaik dalam upaya mendapatkan kemerdekaannya dari Demetrius, dan dengan pasukan Ptolemaik mereka berhasil memberontak dan mengalahkan Makedonia pada tahun 287, meskipun Piraeus tetap diamankan. Perlawanan-perlawanan Athena gagal dalam menghadapi Makedonia meski dengan bantuan Ptolemaik seperti halnya [[Perang Kremonides]]. Kerajaan Ptolemaik pada saat itu menjadi sekutu utama kota, mendukung dengan pasukan, uang, dan material dalam berbagai konflik. Athena menghadiahi [[Kerajaan Ptolemaik]] pada 224/223 SM dengan memberi nama [[phyle]] ke-13 Ptolemais dan mendirikan kultus agama yang disebut Ptolemaia. Athena Helenistik juga menyaksikan munculnya [[Komedi Yunani Kuno|Komedi Baru]] dan aliran filsafat Helenistik seperti [[Stoikisme]] dan [[Epikureanisme]]. Pada pergantian abad, [[Kerajaan Pergamon|Dinasti Attalidia]] di [[Pergamum|Pergamon]] menjadi pendukung dan pelindung Athena saat kekaisaran Ptolemaik melemah. Athena nantinya juga akan mendirikan kultus untuk raja Pergamus, [[Atalos I|Atalos I.]]
 
== [[Filipus V dari Makedonia|Filipus V]] ==
[[Berkas:Philip_V_of_Macedon.jpg|kiri|jmpl|200x200px|[[Filipus V dari Makedonia|Filipus V]], "''kesayangan Hellas''", mengenakan mahkota kerajaan.]]
Antigonos II wafat pada tahun 239 SM. Kematiannya memperlihatkan pemberontakan lain di negara-kota [[Liga Akhaia]], dengan tokoh yang berpengaruh adalah [[Aratos dari Sikyon]]. Putra Antigonos, [[Demetrios II Aitolikos|Demetrius II,]] meninggal pada 229 SM, meninggalkan seorang anak (Filipus V) sebagai raja, dengan jenderal [[Antigonos III Doson|Antigonos Doson]] sebagai bupati. Bangsa Akhaia, yang secara nominal tunduk pada Ptolemaeus, sebenarnya independen, dan menguasai sebagian besar Yunani selatan. Athena tetap menjauh dari konflik ini dengan persetujuan bersama. Sparta tetap memusuhi bangsa Akhaia, hingga pada 227 SM, raja Sparta [[Kleomenes III|Kleomenes III,]] menyerbu Akhaia dan menguasai liga. Aratos lebih suka Makedonia jauh dari Sparta untuk mendekati Sparta, dan bersekutu dengan Doson, yang pada 222 SM mengalahkan Sparta dan menganeksasi kota mereka &#x2013; pertama kalinya Sparta diduduki oleh kekuatan asing.
 
Filipus V, yang berkuasa ketika Doson meninggal pada 221 SM, adalah penguasa terakhir Makedonia dengan bakat dan kesempatannya untuk menyatukan Yunani dan mempertahankan kemerdekaannya melawan "awan yang naik di barat" yaitu kekuatan Roma yang terus meningkat. Dia dikenal sebagai "kesayangan Hellas". Di bawah naungannya, Perdamaian Naupaktus (217 SM) mengakhiri konflik antara liga Makedonia dan Yunani, dan pada saat itu ia mengendalikan seluruh wilayah Yunani kecuali Athena, Rodos, dan Pergamum. Namun, pada 215 SM, Filipus membentuk aliansi dengan musuh Roma, [[Qart Hadast|Kartago]], yang menarik Roma secara langsung ke dalam urusan Yunani untuk pertama kalinya. Roma segera memikat kota-kota Akhaia dari kesetiaan nominal mereka kepada Filipus, dan membentuk aliansi dengan Rodos dan Pergamum, yang sekarang merupakan kekuatan terkuat di [[Anatolia|Asia Kecil]]. [[Perang Makedonia Pertama]] pecah pada tahun 212 SM, dan berakhir secara kurang jelas pada tahun 205 SM, tetapi Makedonia sekarang ditandai sebagai musuh Roma. Sekutu Roma, Rodos, menguasai pulau-pulau Aegea.
 
Pada tahun 202 SM, Roma mengalahkan Kartago, dan bebas untuk mengalihkan perhatiannya ke arah timur, didorong oleh sekutu-sekutu Yunani-nya, Rodos dan Pergamus. Pada tahun 198 SM, [[Perang Makedonia Kedua]] pecah karena alasan yang tidak jelas, tetapi kemungkinan besar karena Roma melihat Makedonia sebagai sekutu potensial Seleukia, kekuatan terbesar di timur. Sekutu-sekutu Filipus di Yunani meninggalkannya dan pada tahun 197 SM ia dikalahkan di [[Pertempuran Kinoskefala|Kinoskefala]] oleh prokonsul Romawi [[Titus Quinctius Flamininus]].
 
Beruntung bagi orang Yunani, Flamininus adalah seorang pria moderat dan pengagum budaya Yunani. Filipus harus menyerahkan armadanya dan menjadi sekutu Romawi, tetapi dinyatakan selamat. Pada [[Pertandingan Isthmia]] pada tahun 196 SM, Flamininus menyatakan semua kota Yunani bebas, meskipun garnisun Romawi ditempatkan di Korintus dan [[Khalkis]]. Tetapi kebebasan yang dijanjikan oleh Roma hanyalah ilusi. Semua kota kecuali Rodos didaftarkan dalam liga baru yang akhirnya dikuasai Roma, dan demokrasi digantikan oleh rezim aristokrat yang bersekutu dengan Roma.
 
== Kebangkitan Roma ==
[[Berkas:Antiochus_III_197_BC.JPG|jmpl|Sebuah [[tetradrakhma]] [[Antiokhos yang Agung|Antiochus III yang Agung]] (222-187 SM), menyerang setelah tahun 197 SM di [[Mesopotamia]], sebuah wilayah [[Kekaisaran Seleukia]]]]
Pada 192 SM, perang pun pecah antara Roma dan penguasa Seleukia, [[Antiokhos yang Agung|Antiokhus III]]. Antiokhus menginvasi Yunani dengan 10.000 tentara laki-laki, dan terpilih sebagai panglima Aitolia. Beberapa kota Yunani pada waktu itu menganggap Antiokhus sebagai penyelamat mereka dari pemerintahan Romawi, tetapi Makedonia melemparkan tanahnya bersama Roma. Pada 191 SM, Romawi di bawah pimpinan Manius Acilius Glabrio mengusirnya di Thermopylae dan mewajibkannya untuk mundur ke Asia. Selama perang ini pasukan Romawi berpindah ke Asia untuk pertama kalinya, di mana mereka mengalahkan Antiokhus kembali di [[Magnesia ad Sipylum]] (190 SM). Yunani pun berada di seberang jalur komunikasi Roma di timur, dan tentara Romawi menjadi kehadiran yang tetap. Perdamaian Apamaea (188 SM) meninggalkan Roma dalam posisi dominan di seluruh Yunani.
 
Bertahun-tahun kemudian, Roma ditarik lebih dalam ke dalam politik Yunani, karena partai yang kalah dalam pertikaian meminta bantuan Roma. Makedonia masih independen, meskipun secara nominal sekutu Romawi. Ketika Filipus V wafat pada tahun 179 SM, ia digantikan oleh putranya [[Perseus dari Makedonia|Perseus]], yang seperti semua raja Makedonia, ingin menyatukan orang-orang Yunani di bawah pemerintahan Makedonia. Makedonia terlalu lemah untuk mencapai tujuan ini, tetapi sekutu Roma [[Eumenes II]] dari [[Pergamum]] membujuk Roma bahwa Perseus merupakan ancaman potensial terhadap posisi Roma.
 
== Lihat juga ==