Muhammad bin Abdul Wahhab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ibensis (bicara | kontrib)
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 110.137.198.221 dan 114.122.71.31) dan mengembalikan revisi 16443939 oleh Ibensis
Baris 47:
 
Nama ''Wahhabi'' atau ''al-Wahhabiyyah'' kelihatannya dihubung-hubungkan kepada nama 'Abd al-Wahhab yaitu ayahanda penggagas gerakan ini, Syaikh Muhammad bin 'Abd al-Wahhab al-Najdi. Bagaimanapun, istilah ''Wahhabi'' ini tidaklah sah dinisbatkan untuk nama suatu kelompok, karena sejatinya nama ''Wahhab'' adalah nama hanya untuk Allah Ta'ala. Oleh karena itu mereka menisbatkan diri mereka sebagai golongan al-Muwahhidun (Orang-orang yang Mengesakan Allah) karena mereka ingin mengembalikan ajaran-ajaran tauhid ke dalam Islam dan cara beragama menurut sunnah Rasulullah yang semakin asing di masyarakat.
Dia mengikat perjanjian dengan Muhammad bin Saud, seorang pemimpin suku di wilayah Najd. Sesuai kesepakatan, Ibnu Saud ditunjuk sebagai pengurus administrasi politik, sementara Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb menjadi pemimpin spiritual. Sampai saat ini, gelar "keluarga kerajaan" negara Arab Saudi dipegang oleh keluarga Saud. Namun mufti umum tidak selalu dari keluarga Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb misalnya Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Abdillah bin Baz.
 
Popaganda buruk Wahabi itu sendiri bertujuan untuk melawan dakwah tauhid murni yang dibawa syaikh Muhammad At-tamimi bin Abdul wahab. ini disebabkan banyaknya terjadi kesyirikan yang beredar di saudi saat itu. sementara para tokoh ulama mekah dan madinah, tidak berani menyuarakan kebenaran saat itu, dikarenakan orang-orang kuburiyun (penyembah kubur) terkenal sering berbuat kasar dan bahkan membunuh. Maka kemudian Muhammad Abdul Wahab mulai mengajak ulama lainnya untuk menyuarakan kesalahan umat muslim saat itu yang mengikuti tradisi-tradisi sufi yang banyak bertentangan dengan Ajaran islam itu sendir. Dengan dibantu Muhammad Bin Saud (raja saudi), Maka pemerintahan saudi pun saat itu mulai menghancurkan setiap tempat kesyrikan. ini lah yang menjadi awal bala besar bagi penyembah kubur, yang menjadikan tempat-tempat kubur sahabat dan orang sholeh lainnya sebagai mata pencaharian. mereka meradang dan mulailah tersebar isu Wahabi (TERUTAMA DARI KAUM SYI'AH) Padahal istilah WAHABI itu sendiri dibawa oleh seorang tokoh khawarij di ''Maroko'', ia bernama Muhammad Abdul wahab, Bin Rustum. seorang tokoh khawarij yang lahir jauh sebelum Muhammad Abdul Wahab Lahir .'Abdul Wahhāb bin Rustum muncul pada Abad 2 H. berakidah aliran khawarij takfiri yang padahal pada hakekatnya akidah/ushuluddin Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhāb sangat menentang ajaran akidah khawarij takfiri.
Baris 62:
 
=== Kehidupannya di Madinah ===
Ketika berada di kota [[Madinah]], ia melihat (yang menurut pandangan beliau) banyak umat Islam di sana yang tidak menjalankan syariat dan berbuat [[syirik]], seperti mengunjungi makam Nabi atau makam seorang tokoh agama, kemudian memohon sesuatu kepada kuburan dan penghuninya.Beliau memandang halHal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan manusia untuk tidak meminta selain kepada Allah.Padahal tentunya tidak semua umat Islam yang berziarah tersebut untuk memyembah atau meminta kepada penghuni tersebut. Beberapa golongan dari umat Islam pada saat itu ada yang berupaya tetap memurnikan niat ibadah ziarah kuburnya sebagai jalan untuk mengingat perjuangan Rasulullah SAW dan para Sahabat serta berdoa hanya kepada Allah SWT.
 
PandanganHal tersebutini membuat Syeikh Muhammad semakin terdorong untuk memperdalam ilmu ketauhidan yang murni (''[[Aqidah Salafiyah]]''). Ia pun berjanji pada dirinya sendiri, akan berjuang dan bertekad untuk mengembalikan ''[[aqidah]]'' umat Islam di sana kepada akidah Islam yang murni (''tauhid''), jauh dari sifat [[khurafat]], [[tahayul]], atau [[bidah]].
 
=== Belajar dan berdakwah di Basrah ===