Kakap (perahu): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
== Deskripsi ==
Kakap lebih ringan dari [[penjajap]] dan menggunakan satu tiang dan [[Layar tanja|layar berbentuk segi empat]]. Papan pada lambung kakap tidak dipaku, tetapi dilekatkan menggunakan teknik pasak kayu dan diperkuat dengan ikatan [[rotan]]. Kakap yang besar mampu mencapai 8 meter panjangnya dan mampu membawa 10 orang awak kapal. Biasanya awak-awak perahu ini merupakan awak-awak kapal penjajap.<ref>{{Cite book|title=Antropologi Dan Sejarah Dalam Kearifan Tempatan|last=Zainun|first=Nazarudin|publisher=Penerbit USM|year=2015|isbn=9789838619325|location=|pages=}}</ref>
 
Lambung kakap jeram diapit dan dibangun dengan bingkai, dibuat dari [[Meranti|kayu meranti]] (dipterocarp). Ia memiliki ukiran dan linggi buritan ornamen. Sebuah papan tambahan di bibir perahu yang terbuat dari bambu dijahit bersama serat bambu diposisikan dengan jahitan. Balok berat dipasang di bagian depan dan digunakan untuk melilitkan kabel jangkar dan menggigitnya. Perangkat kemudi terdiri dari dayung yang dipegang pada bagian atas dengan posisi tegak dan dipegang di leher oleh jahitan rotan.<ref name=":0" />
 
Ia memiliki 1 tiang dengan [[layar jung]]. Panjang rata-rata tiangnya adalah 13 kaki (4 m). Panjang kakap jeram sekitar 13 kaki (4 m), lebarnya 7 kaki (2,1 m), dengan kedalaman 3 kaki (91 cm). Ia memiliki ''freeboard'' 1 kaki (30 cm) dan kru dari 3 orang.<ref>Mohamed Zen (2002). ''Orang Laut: Studi Etnopedagogi''. Bandung: Penerbit Bahari Nusantara.</ref>
 
== Peran ==
Di pesisir Selangor, kakap digunakan sebagai perahu nelayan, tepatnya dengan nama kakap Jeram. Jeram adalah nama desa nelayan besar di distrik Kuala Selangor. Namanya dapat diartikan sebagai "pengintai Jeram".<ref name=":0">{{Cite book|title=Mast and Sail in Europe and Asia|last=Smyth|first=H. Warrington|publisher=John Murray|year=1906|isbn=|location=|pages=}}</ref>
 
Untuk aktivitas perompakan, kakap tidak belayar sendirian dan sering mengiringi penjajap serta digunakan sebagai peninjau dalam aktivitas [[perompakan]]. Jika kapal-kapal dagang bertemu dengan perahu jenis ini, sudah pasti ada penjajap atau [[lanong]] yang bersembunyi di sekitar perairan itu. Kakap juga sesuai digunakan untuk menyusuri pantai dan berlayar hingga ke sungai yang menemui [[muara]] laut. Jika diserang, kakap mampu mendarat dengan mudah di kawasan pantai atau tepi sungai untuk memudahkan awak kapal melarikan diri ke kawasan hutan bakau atau palem sambil membawa perahu itu bersama mereka. [[Suku Laut|Orang laut]] menggunakan kakap yang dapat memuat 20 orang yang digunakan untuk kegiatan merompak di laut.<ref>Mohamed Zen (2002). ''Orang Laut: Studi Etnopedagogi''. Bandung: Penerbit Yayasan Bahari Nusantara</ref>