Kepulauan Bangka Belitung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Herryz (bicara | kontrib)
k Update data dan Edit
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 19:
|dau = Rp717.140.118.000,00
|dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|luas=1872516424.1423
|luasdaratan= 16424.14
|luasperairan = 65301
|persenperairan=79.99
|penduduk= 13689781488800
|kepadatan=7390.1064
|kabupaten=6
|kota=1
|kecamatan=3642
|kelurahan=326391
|suku=[[Suku Melayu|Melayu]] 71,89%<br /> [[Tionghoa Bangka|Tionghoa]] 11,10%<br /> [[Suku Jawa|Jawa]] 5,82%<br /> [[Suku Bugis|Bugis]] 2,69%<br /> [[Suku Madura|Madura]] 1,11%<br /> [[Batak]] , [[Minangkabau]] dan lain-lain 7.39%<ref>{{cite book
|last =|first =|publisher=Institute of Southeast Asian Studies
|last =
|title =Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape|date =
|first =
|year =2003|url =|accessdate =|isbn = 9812302123}}</ref>
|publisher=Institute of Southeast Asian Studies
|agama=[[Islam]] 84,54%<br /> [[Buddha]] 8,43%<br /> [[Kong Hu Cu]] 3,56%<br /> [[Kristen]] 3,35%<br>- [[Protestan]] 2,12%<br />- [[Katolik]] 1,23%<br> [[Hindu]] 0,12%<ref name="BABEL2020">{{cite web|url= https://babel.bps.go.id/publication/2020/02/28/c07e8d8df3f559bb252cc574/provinsi-kepulauan-bangka-belitung-dalam-angka-2020--penyediaan-data-untuk-perencanaan-pembangunan.html |last=|first=|title=Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2020|website=www.babel.bps.go.id|accessdate=25 April 2020}}</ref>
|title =Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape
|date =
|year =2003
|url =
|accessdate =
|isbn = 9812302123}}</ref>
|agama=[[Islam]] 88,72%<br /> [[Buddha]] 4,49%<br /> [[Kong Hu Cu]] 3,30%<br /> [[Kristen Protestan]] 2,06%<br /> [[Katolik]] 1,31%<br /> Aliran Kepercayaan 0,11%<br> [[Hindu]] 0,01%<ref>[http://babel.bps.go.id/index.php/publikasi/93/"Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2016"]</ref>
|bahasa=[[bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi)<br>[[bahasa Melayu|Melayu]] (dominan)<br>—[[bahasa Melayu Bangka|Melayu Bangka]]<br>—[[bahasa Melayu Belitung|Melayu Belitung]]<br>[[bahasa Bugis|Bugis]]<br>[[bahasa Jawa|Jawa]]<br>[[bahasa Hakka|Hakka]]<br>[[bahasa Hokkien|Hokkien]]<br>[[bahasa Tionghoa|Tionghoa]]
|zona=[[WIB]]
|lagu=
|web= {{url|babelprov.go.id}}
|ISO=ID-BB
|kode area={{collapsible list
|0715 — Belinyu (Kabupaten Bangka)|
|0716 — Muntok (Kabupaten Bangka Barat)|
|0717 — Kota Pangkal Pinang — Sungailiat (Kabupaten Bangka)|
|0718 — Koba (Kabupaten Bangka Tengah) — Toboali (Kabupaten Bangka Selatan)|
|0719 — Manggar (Kabupaten Belitung Timur) — Tanjung Pandan (Kabupaten Belitung)}}
|kode pos=33''xxx''|TNKB=BN|translit_lang1_type=[[Abjad Jawi|Jawi]]
|tahun populasi=2015([[2019]])
|populasi ref=<ref>[http://babel.bps.go.id/index.php/publikasi/93/"Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2016"]</ref>
|peringkat populasi=
|translit_lang1_info=كڤولاوان بڠک بليتوڠ|translit_lang1=bahasa regional|translit_lang1_info1=邦加-勿里洞省
<br>Bāng jiā-wù lǐ dòng shěng|translit_lang1_type1=[[bahasa Tionghoa|Tionghoa]]
|utc=+07:00
|zona waktu=[[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|singkatan=BaBel
|flora=Nagasari
|fauna=[[Mentilin]]
}}
 
Baris 60 ⟶ 66:
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Bangka}}
{{fact}}
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan [[Kerajaan Sriwijaya]] dan [[Majapahit]]. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan [[Inggris]] sebagai "Duke of Island". [[20 Mei]] [[1812]] kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada [[10 Desember]] [[1816]]. Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang dikenal sebagai perang Depati Amir (1849–1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan [[Depati Amir]] diasingkan ke Desa Air Mata [[Kupang]] [[NTT]]. Atas dasar stbl. 565, tanggal [[2 Desember]] [[1933]] pada tanggal [[11 Maret]] [[193]]3 dibentuk Resindetail Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang dipimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 keresidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 keresidenan. Di zaman Jepang, Keresidenan Bangka Belitung diperintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda dibentuk Dewan Bangka Sementara pada [[10 Desember]] [[1946]] (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada [[11 November]] [[1947]]. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. Pada [[23 Januari]] [[1948]] (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam [[Negara Republik Indonesia Serikat]] (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatra Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkal Pinang. Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Keresidenan Bangka Belitung berada di Sumatra Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkal Pinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkal Pinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971, Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibu kota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan Pejabat Gubernur pertama Drs Amur Muhasyim SH dan Ketua DPRD pertama H. Emron Pangkapi (Bang Emran). Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan [[Kerajaan Sriwijaya]] dan [[Majapahit]]. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan [[Inggris]] sebagai "Duke of Island". [[20 Mei]] [[1812]] kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada [[10 Desember]] [[1816]].
 
Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang dikenal sebagai perang Depati Amir (1849–1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan [[Depati Amir]] diasingkan ke Desa Air Mata [[Kupang]] [[NTT]]. Atas dasar stbl. 565, tanggal [[2 Desember]] [[1933]] pada tanggal [[11 Maret]] [[193]]3 dibentuk Resindetail Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang dipimpin oleh Ast. Residen.
 
Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 keresidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 keresidenan. Di zaman Jepang, Keresidenan Bangka Belitung diperintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda dibentuk Dewan Bangka Sementara pada [[10 Desember]] [[1946]] (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada [[11 November]] [[1947]]. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi.
 
Pada [[23 Januari]] [[1948]] (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam [[Negara Republik Indonesia Serikat]] (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatra Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan.
 
Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkal Pinang. Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Keresidenan Bangka Belitung berada di Sumatra Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkal Pinang. Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkal Pinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971, Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibu kota Kabupaten Bangka.
 
Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan Pejabat Gubernur pertama Drs Amur Muhasyim SH dan Ketua DPRD pertama H. Emron Pangkapi (Bang Emran). Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
 
== Cuaca dan Iklim ==
Baris 311 ⟶ 328:
Penduduk Kepulauan Bangka Belitung merupakan masyarakat yang beragama dan menjunjung tinggi kerukunan beragama. Tempat peribadatan agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ada sebanyak 730 [[masjid]], 454 [[musala]], 115 [[langgar]], 87 [[gereja]] protestan, 30 gereja katolik, 48 [[vihara]] dan 11 centiya. Pada pemberangkatan haji tahun 2007 jumlah jemaah haji yang terdaftar dan diberangkatkan ke tanah suci sebanyak 1012 jemaah.
 
Berdasarkan Sensusdata PendudukBPS tahunProvinsi Kepulauan Bangka Belitung 20152020, persentase agama penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah [[Islam]] 88.7184,54%, kemudian [[Buddha]] 4.498,43%, [[Kristen]] 3.37,35% ([[Kristen Protestan]] 2.06,12% dan [[Katolik]] 1.31,23%), [[Konghucu]] 3.30,56%, Aliran Kepercayaan 0.11% dan [[Hindu]] 0.01,12%.<ref name="BABEL2020"/><ref>[http://babel.bps.go.id/index.php/publikasi/93/"Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka 2016"], diakses tanggal 13 Agustus 2017</ref>
 
{{Main|Agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung}}
{{bar box
|title=Agama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2019
|titlebar=#ddd
|left1=Agama
Baris 321 ⟶ 338:
|float=left
|bars=
{{bar percent|[[Islam]]|green|8884.7154}}
{{bar percent|[[Buddha]]|red|48.4943}}
{{bar percent|[[Konghucu]]|pink|3.3056}}
{{bar percent|[[Kristen Protestan]]|blue|2.0612}}
{{bar percent|[[Katolik]]|yellow|1.3125}}
{{bar percent|Aliran Kepercayaan[[Hindu]]|blackorange|0.1112}}}}
{{bar percent|[[Hindu]]|orange|0.01}}}}
{{-}}