Horison (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Igho (bicara | kontrib)
k Latar belakang
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26:
 
'''Majalah Horison''' adalah majalah khusus yang membahas tentang seni sastra di Indonesia. Majalah Horison pertama kali diterbitkan pada bulan Juli [[1966]] di [[Jakarta]].<ref name="Encyclopedia">{{cite web |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/945/Horison |title=Horison |trans-title= |author= |date= |work=jakarta.go.id |publisher= |accessdate={{date|February 16, 2016}} |language= |quote= |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref><ref name="Marwati Djoened">{{cite book|last1=Poesponegoro|first1=Marwati Djoened|last2=Notosusanto|first2=Nugroho|title=Sejarah nasional Indonesia: Zaman Jepang dan zaman Republik Indonesia, ±1942-1998|url=http://books.google.com/books?id=AgwfAR3uTVcC|year=2008|publisher=PT Balai Pustaka|isbn=978-979-407-412-1|page=696}}</ref> Majalah yang didirikan oleh [[Mochtar Lubis]], P.K. Ojong, Zaini, [[Arief Budiman]], dan [[Taufiq Ismail]] dibuat untuk para pegiat sastra di seluruh Indonesia. Namun seiring perkembangannya, majalah ini tak hanya diminati oleh kalangan sastrawan saja, tetapi juga diminati oleh masyarakat umum di seluruh Indonesia.<ref>{{cite book|author1=Tika Hatikah|author2=Mulyanis|author3=Kissumi Dwiyananingsih|title=Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia|url=http://books.google.com/books?id=Z79aVEhIChsC&pg=PA30|year=|location=|publisher=|isbn=979-7585-11-5|pages=30|id=id: Z79aVEhIChsC|doi=|language=|quote=|accessdate={{date|February 16, 2016}}}}</ref> Sejak 1996, Horison membuka sisipan baru yang ditujukan untuk guru dan siswa. Nama sisipan itu adalah Kakilangit.<ref name="horison-online.com_TentangKakiLang">{{Cite web |title=Tentang Kaki Langit |author= |work=horison-online.com |date= |accessdate={{date|2016-09-11}} |url=http://www.horison-online.com/tentang-kaki-langit.html |quote=Kakilangit dibuka sejak Oktober 1996. |archivedate= |archiveurl= |dead-url=no}}</ref>
 
==Latar belakang==
Tahun 1966, di tengah menyongsong datangnya zaman yang menjanjikan zaman baru itu, berbagai gagasan untuk menerbitkan [[majalah]] yang mampu mengekspresikan kemerdekaan berpikir dan berbicara itu datang berbaur-baur. Gagasan-gagasan itu datang bersamaan dengan mulai timbulnya aksi-aksi [[Tritura]] demonstrasi mahasiswa sekitar tanggal 10 Januari hingga 11 Maret 1966. Soe Hok Djien, seorang mahasiswa Fakultas Psikologi [[Universitas Indonesia]] yang juga dikenal sebagai seorang tokoh demonstran, diam-diam pada hari-hari di sekitar itu, tanpa banyak orang tahu, telah menemui [[Mochtar Lubis]] di [[Rumah Tahanan Salemba]].
Mochtar adalah bekas pemimpin redaksi ''Indonesia Raya'', yang sedang ditahan [[Soekarno]] karena sikap korannya yang oposan. Kepada Mochtar, Hok Djien —dikenal dengan nama [[Arief Budiman]]— mula-mula bercerita tentang keadaan kesusastraan: antara lain tentang [[Manikebu]] yang dilarang pemerintah, sekaligus tentang [[H.B. Jassin]] dan Wiratmo Soekito yang dinon-aktifkan dari kepegawaiannya. Tanpa disadari, pembicaraan kemudian melenceng pada kemungkinan menerbitkan sebuah majalah sastra yang baik. Majalah sastra terakhir yang pernah terbit adalah ''Sastra'' yang dikelola HB Jassin. Namun, majalah itu berhenti terbit setahun sebelumnya akibat gencarnya serangan [[Lekra]]. Mochtar ternyata setuju. Bahkan begitu antusiasnya, ia berjanji kepada Arief, jika sudah bebas nanti, akan berusaha menghubungi kawan-kawannya untuk mendapatkan dana. Setelah Mochtar Lubis dibebaskan pada tanggal 17 Mei, dia teringat Arief, dan mengajak Arief berkeliling kota menemui beberapa teman pengusahanya. Kemudian setelah berhasil mengumpulkan dana sekadarnya dan memperoleh tumpangan kantor, mereka mulai membentuk sebuah dewan redaksi. Yang menjadi anggota dewan, selain Mochtar dan Arief adalah HB Jassin, DS Moeljanto, Zaini, dan [[Taufiq Ismail]]. Majalah itu disepakati bernama ''Horison'' yang artinya ''kaki langit yang jauh''. Majalah ini memang diharapkan dapat memperluas cakrawala pemikiran yang saat itu sempat terkotak-kotak.
 
''Horison'' terbit bulanan. Untuk itu, sebelumnya didirikanlah sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Indonesia, selaku penerbit majalah sastra ini. Yayasan itu diketuai Mochtar Lubis dengan sekretaris Arief dan berdiri pada tanggal 31 Mei 1966 melalui Akta Notaris W. Silitonga, No. 54. Dalam rapat Yayasan tanggal 3 Juni di rumah Mochtar di Jalan Bonang 17 dibentuk susunan pengasuh majalah terdiri dari Mochtar Lubis sebagai Pemimpin Umum/ Penanggung Jawab, dengan anggota HB Jassin, Zaini, DS Moeljanto, Taufik Ismail, dan Arief Budiman.
 
Sebuah kesulitan kecil terjadi ketika meminta surat izin terbit (SIT) untuk majalah ''Horison''. Dalam formulir dari [[PWI]] disebutkan bahwa Penanggung Jawab, yakni Mochtar Lubis harus berjanji akan setia kepada Manipol-Usdek, Mochtar langsung menolak. Dia mencoret kata-kata tersebut. Para sastrawan yang sudah begitu rindu akan kehadiran sebuah majalah sastra, berusaha membujuk Mochtar supaya tidak melakukan hal tersebut, karena ini hanya sekadar formalitas. Formulir ini adalah formulir lama yang akan segera diganti. Tapi Mochtar tetap pada pendiriannya. "Kita mau mendirikan sebuah majalah kebudayaan. Karena itu kita harus merintis sebuah kebudayaan baru yang sehat. Tidak enak kalau kita mulai dengan menandatangani sesuatu yang tidak kita setujui", kata Mochtar. Arief kemudian ditugaskan untuk membawa formulir itu untuk ditandatangani Ketua PWI, Mahbub Djunaidi. Mahbub ternyata mau menandatangani formulir yang sudah dicoret-coret oleh Mochtar. Dengan demikian berarti ''Horison'' pun mendapatkan SIT bagi penerbitannya.
 
Untuk menyelenggarakan roda penerbitan sehari-hari, sementara waktu kantor redaksi menempati rumah Mochtar Lubis, sedang kantor tata usaha bertempat di kantor redaksi ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]'' di Jalan Pintu Besar Selatan 86-88. Adapun majalah dicetak di Percetakan Angin, Jalan Blora 36, yang juga merupakan kantor redaksi majalah mingguan ''Pembina'', itupun atas kebaikan AH Shahab, pemilik ''Pembina''. Di sana, menurut DS Moeljanto, untuk ruang kerja redaksi disediakan tempat di lantai tingkat atas yang berhawa panas sekali. Perjuangan belum selesai karena Horison belum punya Surat Izin Pembelian Kertas (SIPKI). Namun, berkat kegesitan Arief, ''Horison'' mendapat utangan kertas dari Direktur PT Pembangunan, Hazil Tanzil, sebanyak 60 rim.
 
Pada pertengahan Juli 1966, ''Horison'' nomor perdana terbit. Gambar sampulnya hanya selembar kertas koran yang dihiasi reproduksi hitam purih poster Sriwidodo, berdasarkan sajak Taufiq Ismail yang populer masa itu, ''Karangan Bunga'' yang fotonya dibuat DA Peransi.<ref>DS Moeljanto, Sepuluh Tahun Yang Lalu, Terbitlah Horison, ''Horison'' No. 7-8, 1976</ref><ref>''Rahasia Dapur Majalah/Sejarah Majalah Indonesia Abad XXI'', [[Kurniawan Junaedhie]], [[Gramedia Pustaka Utama]], 1995</ref>
 
== Edisi daring ==