Kota Bukittinggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 109:
 
== Sejarah ==
Kota Bukittinggi semula merupakan [[Pakan (pasar)|pasar (pekan)]] bagi masyarakat Agam Tuo. Setelah kedatangan [[Belanda]], kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan [[Kaum Padri]].<ref name="Gus" /> Pada tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang terdapat di dalam kota ini. Tempat ini dikenal sebagai benteng [[Fort de Kock (benteng)|Fort de Kock]], sekaligus menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]], kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah ''stadsgemeente'' (kota),<ref>Sujamto, (1991), ''Cakrawala otonomi daerah'', Sinar Grafika, ISBN 978-979-8061-17-2.</ref> dan juga berfungsi sebagai ibu kota ''Afdeeling Padangsche Bovenlanden'' dan ''Onderafdeeling Oud Agam''.<ref>http://www.docstoc.com [http://www.docstoc.com/docs/22775543/PEMBANGUNAN-INFRASTRUKTUR-KOTA-BUKITTINGGI-MASA-KOLONIAL-BELANDA Pembangunan-infrastruktur Kota Bukittinggi masa kolonial Belanda] (diakses pada 29 Juni 2010)</ref>
 
Pada masa pendudukan [[Jepang]], Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan [[Sumatra]], bahkan sampai ke [[Singapura]] dan [[Thailand]]. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji.<ref>Barbara Gifford Shimer & Guy Hobbs, (2010), ''The Kenpeitai in Java and Sumatra'', Equinox Publishing, ISBN 978-602-8397-10-0.</ref> Kemudian kota ini berganti nama dari ''Stadsgemeente Fort de Kock'' menjadi ''Bukittinggi Si Yaku Sho'' yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari sekitarnya seperti [[Sianok Anam Suku, IV Koto, Agam|Sianok Anam Suku]], [[Gadut, Tilatang Kamang, Agam|Gadut]], [[Kapau, Tilatang Kamang, Agam|Kapau]], [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[Batu Taba, IV Angkek, Agam|Batu Taba]], dan [[Bukik Batabuah, Candung, Agam|Bukit Batabuah]]. Sekarang nagari-nagari tersebut masuk ke dalam wilayah [[Kabupaten Agam]].