Hyang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
→‎Asal mula: referensi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Gunkarta (bicara | kontrib)
→‎Istilah: tambahkan ref
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 21:
* '''Gelar'''. Jika disandingkan dengan kata panggil atau sebutan ''Sang-, Dang-, Ra-''; menjadi kata ''Sanghyang, Danghyang'', atau ''Rahyang'', kata ini menjadi sebutan kehormatan untuk memuliakan [[dewa]] atau [[leluhur]] yang sudah meninggal. Sebagai contoh kata [[Dewi Sri|Sanghyang Sri Pohaci]] dan [[Sang Hyang Widhi]] merujuk kepada [[dewa|dewa-dewi]], sedangkan gelaran Rahyang Dewa Niskala merujuk pada nama seorang raja [[Kerajaan Sunda]] yang telah meninggal. Disamping itu istilah ''Danghyang'' atau ''Danyang'' merujuk pada roh-roh penunggu tempat-tempat tertentu. Nama raja pendiri kemaharajaan [[Sriwijaya]], Dapunta Hyang Sri Jayanasa, juga mengandung nama "hyang" yang menunjukkan bahwa ia memiliki kekuatan adikodrati.
* '''Tempat'''. Ranah tempat para hyang bersemayam disebut [[Kahyangan]] yang dibentuk dari susunan kata ''ka-hyang-an''. Kini kahyangan diidentikkan dengan [[surga]]. Karena adanya kepercayaan bahwa hyang menghuni tempat-tempat yang tinggi, maka wilayah pegunungan kerap kali dianggap sebagai tempat hyang bersemayam. Nama tempat seperti [[Parahyangan]] merujuk pada jajaran pegunungan di [[Jawa Barat]]. Berasal dari gabungan kata ''para-hyang-an''; ''para'' menunjukkan bentuk jamak, sedangkan akhiran ''-an'' menunjukkan tempat, jadi Parahyangan berarti tempat para hyang bersemayam. Kata parahyangan juga dikenal sebagai salah satu jenis [[pura]] Hindu Bali, ''pura parahyangan'' adalah pura yang terletak di pegunungan sebagai sandingan ''pura segara'' yang terletak di tepi laut. Pegunungan [[Dieng]] di [[Jawa Tengah]] juga memiliki akar kata ''di-hyang'' yang juga berarti "tempat hyang". Begitu pula [[Pegunungan Iyang-Argapura]] di [[Jawa Timur]].
* '''Kerja'''. Kata ''[[sembahyang]]'' dalam bahasa Indonesia kini disamakan dengan kegiatan ibadah atau [[salat]] dalam agama [[Islam]]. Sesungguhnya istilah ini memiliki akar kata ''sembah-hyang'' yang berarti menyembah hyang.<ref name="KBBI2">{{cite web| title=Sembahyang | publisher= Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)| url=http://kbbi.web.id/sembahyang | language = Indonesian| accessdate = 28 May 2015}}</ref> Tari Bali yang sakral [[Sanghyang]] Dedari menampilkan gadis muda yang [[kerasukan]] hyang.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170128232759-241-189763/jejak-terakhir-sanghyang-dedari-tari-sakral-di-bali|title=Jejak Terakhir Sanghyang Dedari, Tari Sakral di Bali|last=Khoiri|first=Agniya|work=hiburan|access-date=2018-07-13|language=id}}</ref>
 
== Hyang dalam agama-agama di Indonesia ==