Nama Allah (Ibrani): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: konkrit → konkret
Baris 49:
<!--Jews also call God Adonai, Hebrew for "Lord" (Hebrew: אֲדֹנָי). Formally, this is plural ("my Lords"), but the plural is usually construed as a respectful, and not a [[syntax|syntactic]] plural. (The singular form is ''Adoni'', "my lord". This was used by the Phoenicians for the god [[Tammuz]] and is the origin of the Greek name [[Adonis]]. Jews only use the singular to refer to a distinguished person: in the plural, "rabotai", lit. "my masters", is used in both Mishnaic and modern Hebrew.)
 
Since pronouncing YHWH is considered sinful, Jews use ''Adonai'' instead in prayers, and colloquially would use ''Hashem'' ("the Name"). When the [[Masoretes]] added vowel pointings to the text of the [[Hebrew Bible]] around the [[8th century|eighth century CE]], they gave the word YHWH the vowels of ''Adonai'', to remind the reader to say ''Adonai'' instead.
 
The Sephardi translators of the [[Ferrara Bible]] go further and substitute ''Adonai'' with ''A.''
Baris 58:
Nama Allah yang paling penting dan paling sering dipakai dalam [[Alkitab Ibrani]] adalah '''YHWH''' atau dikenal dengan sebutan [[Tetragrammaton]], empat huruf nama Allah, {{lang-he|יהוה}}, atau [[YHWH]]. Nama ini ditulis lebih dari 6800 kali diulang dalam kitab-kitab [[Perjanjian Lama]] dan diterjemahkan dengan kata "TUHAN" (semua huruf besar). Pembacaan nama ini tidak dapat dipastikan karena selama berabad-abad dilarang diucapkan dalam budaya Yahudi, karena takut menyalahi. Sebagai gantinya kata [[YHWH]] diucapkan [[Adonai]], yang berarti "tuan" atau "[[Tuhan]]". Komunitas Yahudi menggunakan kata YHWH sebagai nama Sang Ilahi untuk menyatakan rasa hormat dan takzim yang mendalam secara sungguh-sungguh kepada Sang Ilahi.
 
Kata YHWH selalu terkait dengan peristiwa ketika Musa menanyakan nama [[Allah]] (=Elohim) ({{Alkitab|Keluaran 3:13}}). Sang Ilahi merespon pertanyaan Musa dengan berkata “Aku adalah Aku” ({{Alkitab|Keluaran 3:14}}). YHWH merupakan sebutan dalam bentuk orang ketiga tunggal, jadi seperti "Dialah yang ada, Dialah Dia". Perkataan Sang Ilahi selanjutnya, “... TUHAN (YHWH), [[Allah]] (elohei) nenek moyangmu, Allah (elohei) Abraham, Allah (elohei) Ishak dan Allah (elohei) Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun ({{Alkitab|Keluaran 3:15}})." Dalam konteks Keluaran 3 nama YHWH muncul bukan memberitakan pribadi ilah yang baru, melainkan rumusan itu memberikan kesadaran bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak, dan Yakub sebenarnya sama dan satu saja. Sang Ilahi tidak menyebutkan sebuah kata nama benda, melainkan sebuah rumusan yang menunjuk kepada keberadaan-Nya yang dinamis. Melalui rumusan ini, Sang Ilahi hendak menyatakan dua hal. Pertama, Sang Ilahi menghendaki agar manusia mau mengindahkan dan menaati apa pun yang diperintahkan-Nya sebaik-baiknya, tanpa manusia mengetahui lebih dalam siapa Sang Ilahi. Manusia hanya boleh mengimani apa pun yang dikehendaki-Nya dengan sikap takzim. Kedua, Sang Ilahi menghendaki agar manusia tidak memperlakukan nama-Nya seperti para penyembah berhala yang memperlakukan dan mengeksploitasi nama Allah yang sudah mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan mereka. Mengetahui nama Allah berarti menguasai si empunya nama, dan hal ini tidak dikehendaki oleh TUHAN. Akibatnya, manusia akan mudah menggunakan nama Allah yang mereka ketahui untuk kepentingan-kepentingan tertentu.<ref name="Santoso, Samuel 2007">Santoso, Samuel. 2007. ''Yahwe, El, dan Nama Tuhan'' dalam buku ''Berteologi di Tengah Perubahan''. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.</ref>
 
=== Ehyeh-Asher-Ehyeh ===
Baris 80:
<u>Elohim</u> dapat berarti ''Sang Pencipta yang Mahakuasa'' dalam bahasa Indonesia.
 
‘El’ tidak selalu harus dikaitkan dengan para kelompok penyembah tertentu. ‘El’ mengandung makna yang sifatnya netral. ‘El’ bukanlah sebuah nama, tetapi ‘el’ menunjuk pada kuasa supranatural yang impersonal yakni suatu kekuasaan yang ilahi. Oleh karena itu, kata ‘el’ dalam bahasa Ibrani tidak menggunakan kata sandang (seperti, ‘ha’ dalam bahasa Ibrani atau ‘the’ dalam bahasa Inggris) yang konkritkonkret. Namun, ada kata sifat atau kata benda yang diimbuhkan ke dalam kata ‘el’. Hal itu diperuntukkan dalam rangka memperlihatkan hubungan antara kuasa tertentu yang disembah dan penyebut nama itu sendiri. Misalnya, ‘el-elyion’ (Allah Maha Tinggi) dalam {{Alkitab|Kejadian 14:22}} dan ‘el-elohei-yisrael’ (Allah, Allahnya Israel) dalam {{Alkitab|Kejadian 33: 20}}.
 
Bentuk jamak dari ‘el’ adalah kata ‘elohim’. Pada teks-teks kuno Perjanjian Lama, Allah Israel diakui sebagai Allah tertinggi meskipun dalam nats tertentu memakai kata ‘elohim’ (jamak), seperti dalam {{Alkitab|Keluaran 18:11,12:12,20:3}}, dst. Kata ‘elohim’ dipergunakan oleh bangsa Israel bukan dalam pengertian matematis. ‘Elohim’ digunakan oleh bangsa Israel untuk menyatakan seluruh keagungan dan seluruh kepenuhan keilahian ada pada pribadi-Nya. Dengan demikian, meskipun kata ‘elohim’ berbentuk jamak, tetapi pengertiannya tunggal.<ref> name="Santoso, Samuel. 2007. ''Yahwe, El, dan Nama Tuhan'' dalam buku ''Berteologi di Tengah Perubahan''. Jakarta: Komisi Pengkajian Teologi GKI Sinode Wilayah JABAR.<"/ref>
<!--{{main|Elohim}}
A common name of God in the [[Hebrew Bible]] is ''[[Elohim]]'' (Hebrew: אלהים); as opposed to other names mentioned in this article, this name also describes gods of other religions.
Baris 106:
In the vision of [[Balaam]] recorded in the [[Book of Numbers]] 24:4 and 16, the vision comes from Shaddai along with El. In the fragmentary inscriptions at [[Deir Alla]], though Shaddai is not, or not fully present,<ref>The inscription offers only a fragmentary ''Sh...'' (Harriet Lutzky, "Ambivalence toward Balaam" ''Vetus Testamentum'' '''49'''.3 [July 1999, pp. 421-425] pp 421f.</ref> ''shaddayin'' appear, less figurations of Shaddai.<ref>Lutzky 1999:421.</ref> These have been tentatively identified with the ''ŝedim'' of [[Deuteronomy]] 34:17 and Psalm 106:37-38,<ref>J.A. Hackett, "Some observations on the Balaam tradition at Deir 'Alla'" ''Biblical Archaeology'' '''49''' (1986), p. 220.</ref> who are [[Canaanite religion|Canaanite]] deities.
 
According to Exodus 6:2, 3, ''Shaddai'' is the name by which God was known to [[Abraham]], [[Isaac]], and [[Jacob]]. The name ''Shaddai'' (Hebrew: שַׁדַּי) is used as a name of God later in the [[Book of Job]].
 
In the [[Septuagint]] and other early translations ''Shaddai'' was translated with words meaning "Almighty". The root word "shadad" (שדד) means "to overpower" or "to destroy". This would give ''Shaddai'' the meaning of "destroyer" as one of the aspects of God. Thus it is essentially an [[epithet]]. Harriet Lutzky has presented evidence that ''Shaddai'' was an attribute of a Semitic goddess, linking the epithet with Hebrew ''šad'' "breast" as "the one of the Breast", as [[Asherah]] at [[Ugarit]] is "the one of the Womb".<ref>Harriet Lutzky, "Shadday as a goddess epithet" ''Vetus Testamentum'' '''48''' (1998) pp 15-36.</ref> -->