Herry Iman Pierngadi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taan Prof (bicara | kontrib)
Taan Prof (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 4:
 
== Karir ==
Herry bergabung dengan Dewan Nasional Persatuan Bulutangkis Indonesia ([[PBSI]])) sejak tahun 1993. Pelatih bulutangkis pada awalnya menangani pasukan Nasional Pratama Indonesia untuk talenta yang akan datang. Mulai tahun 1999 ia menjadi pelatih dan pelatih utama ganda putra di pusat pelatihan Nasional Pelatnas Cipayung, mengambil alih dari [[Christian Hadinata]] yang menjadi Direktur Pelatnas Nasional [[PBSI]]. Ketika ia memulai pekerjaannya sebagai pelatih di kantor pelatihan Nasional, Herry masih menjadi pelatih klub PB Tangkas. Namun kemudian ia memutuskan untuk melepaskan ikatan klubnya untuk memilih status sebagai pelatih independen yang bebas tanpa konflik kepentingan. Bahkan, Herry bahkan tidak khawatir ketika dia diputus dari Dewan Nasional PBSI pada tahun 2007. Saat itu, pembinaan ganda putra dipercayakan kepada Sigit Pamungkas. Tanpa tanggung jawab di pusat pelatihan Nasional hingga 2011, Herry memilih waktunya untuk kegiatan di luar bulutangkis. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan hobinya berkicau burung dan bisnis kandang burung.
 
Ketika ia menjadi pelatih bulutangkis pertama di Cipayung pada periode 1993 hingga 2008, ia menghasilkan sejumlah pasangan ganda putra kelas dunia. Misalnya [[Chandra Wijaya]] / [[Tony Gunawan]] (1999 Semua juara Inggris dan 2000 juara Olimpiade), kemudian Chandra Wijaya / [[Sigit Budiarto]] (2003 All England & 1997 World Champions), dan [[Flandy Limpele]] / [[Eng Hian]] (peraih medali perunggu Olimpiade 2004). Dia kembali ke Cipayung pada tahun 2011 setelah beberapa tahun tidak ada untuk menggantikan Sigit Pamungkas lagi. Pada saat itu, sektor ganda putra Indonesia mengalami sedikit penurunan dalam prestasi. Regenerasi tidak terjadi semulus pada awalnya ketika [[Ricky Subagja]] / [[Rexy Mainaky]] bermain dan kesuksesan mereka dilanjutkan oleh [[Chandra Wijaya]] / [[Sigit Budiarto]] pada periode pertamanya istilah sebagai pelatih nasional. Pasangan andalan [[Markis Kido]] / [[Hendra Setiawan]] benar-benar meninggalkan pelatihan Nasional ketika ia kembali. Perlahan tapi pasti, Herry mulai menunjukkan pengaruh positifnya dan sekali lagi meningkatkan prestasi ganda putra Indonesia. Kembalinya [[Hendra Setiawan]] ke pelatihan nasional juga merupakan tonggak penting. Dia kemudian dipasangkan dengan [[Mohammad Ahsan]] yang sebelumnya berduet dengan [[Bona Septano]]. Tanpa diduga, pasangan baru ini melejit dalam waktu singkat.