Gregorius Budi Subanar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andisetia21 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Andisetia21 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 44:
Gregorius Budi Subanar, lahir di Yogyakarta, 2 Maret 1963. Pada tahun [[1982]] ia bergabung denga ordo Serikat Jesus (SJ) di Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah. Setelah menamatkan pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Filsafat Diryarkara, Jakarta dan berkarya di Maluku, ia melanjutkan studi di Roma, Italia. Pada tahun 1996, Romo Banar (begitu panggilan sehari-harinya) memperoleh gelar Master dari Universitas. Pontifica Gregorianan dalam bidang Misiologi, dan kemudian pada tahun 2002 mendapat gelar doktor di bidang yang sama dari Universitas Gregoriana. Pendidikan terakhir ditempuhnya di Universitas Gregoriana Roma.
 
Romo Banar adalah dosen sekaligus Direktur [https://www.usd.ac.id/fakultas/pascasarjana/daftar.php?id=profile&noid=36&offset=0 Program Pascasarjana Universitas Sanata Dharma]. Ia pernah mengajar di Universitas Gadjah Mada, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Karya-karyanya dalam bentuk buku, antara lain: Kilasan Kisah Soegijapranata (2012); SOEGIJA Catatan Harian Seorang Pejuang Kemanusiaan (2012); “Merapi di Mata (Pena) Rama Mangun” dalam Buku Tapak Romo Kir Semangat Budaya Punya Harga Diri (2012); “Rokok: Dunia Ajaib yang Tidak Musnah” dalam Buku Kretek Jawa Gaya Hidup Lintas Budaya (2011). Ia juga menulis novel Hilangnya Halaman Rumahku (2012). Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan seni dan budaya, ia terlibat pula dalam ''Jogjakarta Asian Film Festival'' serta Yayasan Masyarakat Karawitan Jawa<ref>[http://borobudurwritersfestival.com/pembicara/https://books.google.co.id/booksbudi+subana http://borobudurwritersfestival.com/pembicara/]</ref>
 
== Pemikiran ==