Waduk Saguling: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k {{subst:kembang}}
Kusyadi (bicara | kontrib)
--> stub
Baris 1:
{{Redirect|Saguling}}
{{kembangkan2|d=31|m=08|y=2008|i=14|ket=|kat=no}}
'''Waduk Saguling''' adalah [[waduk]] buatan yang terletak di [[Kabupaten Bandung Barat]] pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut.<ref>http://www.ilec.or.jp/database/asi/asi-39.html ''International Lake Environment Committee''</ref> Waduk ini merupakan salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran [[Sungai Citarum]] yang merupakan sungai terbesar di [[Jawa Barat]]. Dua waduk lainnya adalah [[Waduk Jatiluhur]] dan [[Waduk Cirata]].
Waduk Saguling adalah waduk yang berada antara Kabupaten Bandung dengan Cianjur, untuk menuju waduk ini anda dapat melalui Raja Mandala, jalan yang menghubungkan Padalarang dengan Cianjur
 
Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW. Badan yang bertanggungjawab dalam pembangunannya adalah Proyek Induk Pembangkit Hidro (PIKITDRO) dari [[Perusahaan Listrik Negara]] (PLN), Depatemen Pertambangan dan Energi (sekarang menjadi [[Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia]]. Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan di daerah itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran "disaring" untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur.<ref>http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0403/05/Jabar/893958.htm "Waduk Saguling yang Kian Terancam", Harian Kompas</ref>
 
Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Daerah perikanan dari waduk berhadapan dengan tekanan kuat dari populasi penduduk. Hal tersebut terjadi karena 50% dari populasi terdiri dari petani dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Peningkatan populasi petani tersebut mengakibatkan berkurangnya lahan yang dapat diolah sehingga memaksa mereka mengembangkan lahan pertanian mereka dengan melakukan pembabatan hutan. Sebagai konsekuensinya, muncul masalah banjir dan longsor di musim hujan. Institut Ekologi di Bandung telah mempelajari hal ini sejak tahun [[1978]], terutama tentang kondisi dasar daerah ini dan pemantauan serta pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan standar hidup penduduk.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.ilec.or.jp/database/asi/asi-39.html ''Lake Saguling'' di ''International Lake Environment Committee'']
* [http://www.bandungtotal.com/wisata/waduk-saguling/ Waduk Saguling di Direktori Wisata Bandung]
 
{{coor title dm|6|50|S|107|25|E}}
 
{{bangunan-stub}}