Arjuna (seri televisi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gurniadi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Kadangkala → Kadang kala
Baris 162:
Terjadilah kesalahpahaman hingga berlanjut ke pertarungan. Keduanya sama-sama sakti. Dari pertarungan tangan kosong hingga adu senjata, tetapi tidak ada yang kalah. Sampailah dengan saling adu kepiaweian memanah. Dalam adu panah, ternyata Bambang Ekalaya lebih unggul.
 
Arjuna terpental. Lalu mengadu pada Dorna. Ia beranggapan gurunya telah ingkar janji, katanya tidak akan pernah mengajari memanah pada siapapun selain Arjuna. Resi Dorna lalu pergi menemui Prabu Ekalaya. Ekalaya jujur mengatakan kalau dia penggemar Resi Dorna, tetapi karena ia tak dapat berguru secara langsung, ia menciptakan arca Dorna di istananya untuk diajak bicara dan berlatih. Oleh Dorna hal tersebut dianggap sebagai sikap yang tidak pantas. Maka sebagai gantinya Resi Dorna minta Cincin Mustika Ampal yang telah tertanam di ibu jari Ekalaya. Oleh Dorna jari tersebut dipotong lalu di tempelkan pada jari Arjuna. Sejak itulah Arjuna memiliki enam jari pada tangan kanannya. Hal ini dalam bahasa Jawa disebut siwil. KadangkalaKadang kala Arjuna juga dipanggil Siwil oleh Bima.
 
Arjuna dan Ekalaya bertemu lagi. Mereka meneruskan duel panah. Kali ini Arjuna lebih unggul. Ekalaya terkapar sekarat. Saat itu dia menyadari kalau telah diperdaya oleh Dorna. maka sebelum mati ia bersumpah akan membalas dendam pada Dorna kelak dalam Perang Baratayuda. Melihat kematian suaminya, Anggraeni pun bunuh diri. Arjuna menyesali kejadian itu.