Yakub (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 104:
Saat malam, Ya'qub menyeberangkan kafilahnya melewati sungai Yabok (diidentifikasikan dengan [[sungai Zarqa]]), meninggalkan Ya'qub seorang diri. Kemudian Ya'qub bergulat dengan seorang laki-laki tak dikenal dan laki-laki itu memukul sendi pangkal paha Ya'qub. Setelahnya, lelaki itu menanyakan nama Ya'qub dan Ya'qub menjawabnya. Lelaki itu melanjutkan bahwa nama Ya'qub sekarang adalah Israel. Itulah sebabnya keturunan Ya'qub kemudian disebut dengan [[Bani Israil|Bani Israel]]. Ya'qub balik menanyakan nama lelaki tersebut, tetapi dia tidak menjawab dan pergi. Ya'qub kemudian tersadar bahwa lelaki itu sebenarnya adalah malaikat.<ref>{{Alkitab|Kejadian 32: 22-32}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=328-329}}
 
Setelah kafilah Ya'qub melanjutkan perjalanan, mereka kemudian bertemu rombongan Esau. Ya'qub kemudian bersujudu sebagai bentuk penghormatan dan Esau kemudian memeluk Ya'qub dan mereka saling bertangisan. Para istri, selir, dan anak-anak Ya'qub juga ikut memberikan sujud penghormatan. Ya'qub kemudian memberikan sebagian hewan ternaknya pada Esau sebagai hadiah. Awalnya Esau menolak, tetapi kemudian menerima setelah didesak Ya'qub berulang kali. Esau menawarkan untuk menemani kafilah Ya'qub, tetapi Ya'qub menolak tawaran tersebut karena anak-anaknya masih kecil dan ada hewan-hewan ternaknya yang masih menyusu sehingga mereka tidak bisa berjalan tergesa-gesa. Rombongan Esau dan Ya'qub kemudian berpisah. Ya'qub kemudian membeli tanah di [[Sikhem]] (sudah masuk kawasan Palestina) dan mendirikan kemah-kemahnya di sana.<ref>{{Alkitab|Kejadian 33: 1-20}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=329}}
 
=== Palestina ===
Di Palestina, Dina yang dalam perjalanan mengunjungi para perempuan di daerah tersebut kemudian diculik oleh Sikhem (namanya sama dengan nama kota) dan diperkosa. Sikhem kemudian justru jatuh cinta dengan Dina dan ingin menikahinya, maka ayah Sikhem yang merupakan pemimpin kawasan tersebut, Hemor, mengunjungi Ya'qub dan merundingkan kemungkinan keluarga mereka untuk berbesan. Namun anak-anak Ya'qub yang lain merasa sakit hati dengan perlakuan mereka pada Dina, tetapi kemudian mereka memberi syarat agar keluarga Hemor untuk berkhitan supaya Dina bisa dinikahkan dengan Sikhem. Berkhitan adalah tanda seseorang masuk dalam agama Ibrahim. Hemor sepakat dan dia menyuruh laki-laki dari keluarganya dan penduduk kota untuk berkhitan. Saat rasa sakit berkhitan masih terasa di antara penduduk, Simeon dan Lewi datang dan membunuh mereka semua, termasuk di antaranya adalah Sikhem dan Hemor, mengambil harta mereka, dan membawa Dina pulang.<ref>{{Alkitab|Kejadian 34: 1-31}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=330}}
Ya'qub mendirikan kemah di tengah-tengah suku keturunan Kana'an sewaktu tiba di negeri ayahnya. Ia lupa tentang ikrar perjanjiannya berupa persembahan khusus sebagai bentuk syukur karena selama ini Allah telah mengaruniakan keselamatan untuk dirinya serta telah melindungi dirinya menghadapi berbagai bahaya. Atas sikap ini, Allah memberi beberapa hukuman untuk memperingatkan Ya'qub. Anak perempuan Ya'qub, yakni Dinah, diperkosa oleh seorang pangeran dari suku keturunan Kana'an. Bangsa Kana'an merupakan bangsa penyembah berhala yang menganggap perzinahan sebagai hal kewajaran di tengah-tengah mereka; sehingga suku bangsa Kana'an di wilayah tersebut memperbolehkan perilaku keji berlangsung.
 
Setelahnya Allah memerintahkan kafilah Ya'qub ke Betel untuk tinggal di sana. Di Betel, Allah kembali berfirman padanya dan menjanjikan bahwa akan lahir raja-raja dari keturunannya dan negeri Palestina akan menjadi miliknya. Ya'qub kemudian mendirikan tugu di tempat tersebut, menyembelih hewan untuk kurban, dan menuangkan minyak di atasnya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 35: 1-15}}</ref> Ada beberapa pendapat terkait lokasi Betel. Beberapa tempat yang diidentifikasikan sebagai Betel adalah [[Beitin]],<ref name="Brodsky">Harold Brodsky (1990). "Bethel". In the ''Anchor Yale Bible Dictionary''. 1:710-712.</ref> [[al-Bireh]],<ref name="Livingstone">David Livingston, [http://www.biblearchaeology.org/post/2008/04/14/Locating-Biblical-Bethel.aspx Locating Biblical Bethel], Associates for Biblical Research, 14 April 2008, also published in Bible and Spade, winter 2011 issue. Accessed 15 April 2019.</ref> atau [[Baitul Maqdis]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=330}}
Hal ini menimbulkan kebencian dan kemurkaan besar pada kedua saudara Dinah, yakni Simeon dan Lawy. Simeon menganggap kejadian ini sebagai penistaan terhadap nama baik keturunan Ya'qub. Sementara itu, Allah mengutus Lawy menjadi Rasul yang diperbekali sebilah pedang beserta tameng supaya dapat membalas tindakan jahat suku keturunan Kana'an.<ref>[https://archive.org/stream/pdfy-T7Y10PusEVDrsirI/The%20Testament%20Of%20Levi_djvu.txt Testament of Levi] 5:1-7</ref><ref>Surah Al-Hajj: 75-78</ref> Ia memahami bahwa kejadian ini dapat merusak perjanjian Ibrahim terhadap keturunannya supaya tetap diberkati, yakni larangan untuk tidak memiliki hubungan keluarga dengan keturunan Kana'an yang terlaknat. Terlebih lagi, apabila keturunan orang-orang beriman dibiarkan memiliki ikatan keluarga dengan kaum keturunan pezinah yang menyembah berhala, tentu kaum penyembah berhala akan memaksa kebiasaan kafir bangsa [[Paganisme|musyrik]] terhadap orang-orang beriman; yang berakibat merusak kesetiaan keturunan Ibrahim terhadap Allah. Dengan demikian, Lawy mempertimbangkan Hukum Allah sewaktu menumpas kaum keturunan kafir yang hendak menggabungkan diri dengan keturunan orang-orang beriman.<ref>Surah At-Taubah: 62-70, Muhammad: 35-36</ref><ref>''Sefer Yūḇāl'' 30</ref><ref>Surah Ibrahim: 13-15, Ibrahim: 18-20, An-Nur: 3, Muhammad: 7-15, Al-Imran: 146-151, Ali-Imran: 194-198, An-Nisa: 58-59, An-Nisa: 95-96, Al-Furqan: 67-76, An-Nisa: 74, Yunus: 62-64, Al-Baqarah: 216-218, Al-Anfal: 72-73, Yunus: 37-40, At-Taubah: 111-112</ref> Sekalipun mengemis perkenan atau perjanjian damai kepada golongan beriman, orang-orang yang berzinah maupun orang-orang yang menyembah berhala tidak memiliki hak mendapat bagian dalam warisan Ibrahim. Hal ini pula yang kemudian harus diberlakukan sewaktu [[Bani Israil|Bani Israel]] mengambil alih negeri perjanjian yang sebelumnya dihuni bangsa Kana'an.<ref>Surah An-Nisa: 77, Al-Fath: 20-24, Yunus: 13-14, Ali-Imran: 56, Al-Hajj: 43-48, Al-Anbiya: 7-19, Al-Ahzab: 22-27, Al-Anfal: 72-73</ref>
 
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Hebron, rumah Ishaq. Saat di tengah perjalanan, Rahel melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian dinamai Benyamin. Namun persalinan tersebut sangat sulit dan Rahel kemudian meninggal. Rahel dikuburkan di daerah dekat [[Bethlehem]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 35: 16-20}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=330}}
Tatkala Simeon telah dipenuhi dendam, ia berniat membantai seluruh laki-laki suku Kana'an yang memandang rendah keturunan Ya'qub, akibat kaum itu telah membiarkan dan mengizinkan adanya perzinahan terjadi di tengah-tengah mereka. Lawy berniat menumpas seluruh laki-laki suku Kana'an sebagai Hukuman Murka Allah, maupun sebagai peringatan supaya tidak ada dari keturunan Ya'qub yang terbujuk mengawini keturunan Kana'an yang terlaknat, dengan harapan kelak tiada kaum keturunan ayahnya yang turut mendapat kesengsaraan dengan bangsa keturunan Kana'an; yakni bangsa yang membiarkan perbuatan dosa terjadi di tengah-tengah mereka akibat mengabaikan perintah-perintah Allah. Simeon dan Lawy bersumpah kepada Allah untuk membalas perbuatan keji ini.<ref>''Sefer Hayashar'' 34:23 </ref> Maka mereka berangkat sambil membawa pedang lalu tanpa belas kasihan membunuh suku keturunan Kana'an di wilayah tersebut, oleh karena suku ini telah melakukan perkara keji menyembah berhala serta tidak menentang dosa pencemaran terhadap adik mereka, bahkan suku ini mengizinkan perkara zinah yang dibenci Allah.<ref>Surah An-Nur: 3, Muhammad: 7-15, At-Taubah: 71-72, Al-Isra: 32</ref> Lawy membunuh [[Sikhem|Sikhim]] yakni pangeran dari suku keturunan Kana'an, sementara Simeon membunuh Hamor, raja suku tersebut.<ref name=louis/> Seluruh anak lelaki hingga seluruh pria di suku tersebut mati dibantai Simeon dan Lawy;<ref>''Sefer Yūḇāl'' 30: 4</ref> kemudian keduanya menyelamatkan Dinah dari wilayah suku pezinah ini.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 30: 24</ref>
 
Setelahnya, kafilah Ya'qub tiba di Hebron di kediaman Ishaq. Ishaq meninggal pada usia 180 tahun, kemudian Ya'qub dan Esau memakamkan ayah mereka di Gua Makhpela yang juga menjadi makam dari Ibrahim, Sarah, dan Ribka.<ref>{{Alkitab|Kejadian 35: 27-29}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=330}} Ya'qub dan Esau diperkirakan berusia sekitar 120 tahun saat itu.
Sewaktu Simeon dan Lawy pulang, Ya'qub memarahi kedua putranya yang telah bertindak gegabah tanpa terlebih dahulu meminta pertimbangan dari sang ayah, oleh sebab suku tersebut telah menyampaikan perjanjian kepada keluarga Ya'qub. Walau demikian, Simeon membela diri bahwa keduanya tidak bisa membiarkan perlakuan keji suku Kana'an yang mempersamakan adik mereka sebagai pezinah;<ref>Surah An-Nur: 23-26 </ref> juga sebagai peringatan bagi siapapun yang nekat menimpakan kejahatan terhadap keluarga Israel, maka orang itu dan siapapun yang menyetujui kejahatan tersebut akan menghadapi Kemurkaan Allah melalui tangan keduanya,<ref>Testament of Levi 6:8-7:3</ref><ref>Surah At-Taubah: 14, An-Nisa: 91, Al-Anfal: 17-18, Ar-Rum: 5, Al-Ahzab: 22-27, An-Nisa: 76</ref> Sementara itu Lawy memperingatkan sang ayah tentang Perjanjian Allah terhadap suku Kana'an, walau ia merasa bersalah sebab tidak menghormati kedudukan ayahnya;<ref>Testament of Levi</ref> kemudian ia memutuskan bertekun dalam ibadah serta pertobatan untuk menghapus dosa ini.<ref>Surah Al-Maidah: 39-40, Al-Furqan: 70-76, An-Nisa:17</ref> Sejak saat ini pula, Lawy tidak lagi akrab dengan Simeon.
 
=== Yusuf ===
Akibat kekerasan Simeon dan Lawy, penduduk negeri yang tinggal di sekitar Ya'qub dipenuhi rasa takut dan gentar untuk bergaul dengan keluarga Ya'qub. Kemudian mereka pun menyadari bahwa keluarga Ya'qub merupakan pewaris keluarga Ibrahim yang mencegah perbuatan dosa, juga menjaga Hukum-Hukum Allah beserta perintah-perintah Allah sehingga Perlindungan Allah selalu menyertai keluarga Ya'qub; dengan demikian Allah takkan membiarkan orang yang berbuat jahat kepada keluarga tersebut lolos tanpa hukuman pedih.<ref>Surah An-Nahl: 110, At-Taubah: 14-15, Muhammad: 11-12, Ar-Rum: 5-7, Al-Ahzab: 25-27, Al-Fath: 20-24, Al-Anfal: 12-14</ref>
{{artikel|Yusuf}}
Suatu hari, Yusuf mengatakan pada Ya'qub bahwa dia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan sujud kepadanya. Ya'qub kemudian berpesan agar tidak menceritakan mimpi itu pada saudara-saudaranya yang lain, kemudian menjelaskan bahwa dia akan dipilih Allah menjadi seorang nabi. Di sisi lain, putra-putra Ya'qub yang lain iri dengan Yusuf karena merasa ayah mereka lebih mencintai Yusuf dan Benyamin dibandingkan mereka. Mereka kemudian berencana membunuhnya, tetapi Ruben mengusulkan agar Yusuf jangan dibunuh, tetapi dibuang saja ke sumur agar dipungut kafilah yang lewat.<ref>Yusuf (12): 4-10</ref>
 
Setelah sepakat, mereka membujuk Ya'qub agar memperbolehkan membawa Yusuf bermain. Awalnya Ya'qub merasa keberatan karena khawatir Yusuf akan diterkam serigala, meski akhirnya dia menyetujui rencana tersebut. Saat berhasil membawa Yusuf keluar, mereka melucuti baju Yusuf dan melumurinya dengan darah palsu, sementara Yusuf sendiri dibuang di dalam sumur. Saat itu Allah mewahyukan pada Yusuf, "Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari." Kemudian putra-putra Ya'qub yang lain pulang ke rumah sambil menangis, memberikan pakaian Yusuf yang berlumuran darah, dan mengatakan kalau Yusuf dimakan serigala saat Yusuf mereka tinggal di belakang. Mendengar pengakuan mereka, Ya'qub hanya pasrah kepada Allah dan mengatakan, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu, maka hanya bersabar itulah yang terbaik. Dan kepada Allah saja aku memohon pertolongan-Nya terhadap yang kamu ceritakan."<ref>Yusuf (12): 11-18</ref>
Melalui kejadian ini, Ya'qub menyadari kesalahannya serta menerima peringatan Ilahi tentang ikrar perjanjiannya sehingga ia bertobat seraya bergegas menepati ikrar perjanjian untuk mengadakan persembahan khusus kepada Allah, tepat di tempat sebelumnya ia pernah berikrar kepada Allah sewaktu berangkat meninggalkan negeri ayahnya. Setelah memenuhi ikrar perjanjian, Allah mengampuni kesalahan Ya'qub,<ref>Surah Al-Anfal 27-29, An-Nahl: 110, At-Taghabun: 15-18, An-Nisa:17</ref> serta mengubah nama Ya'qub menjadi "Israel" lalu Allah berjanji bahwa seisi [[bumi]] akan menjadi milik kaum keturunan Israel.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 32:17-20</ref> Kemudian Israel mengajak seluruh keluarganya berpindah ke rumah Ishaq. Sewaktu tiba di rumah ayahnya, Ishaq dan Ribkah merasa sangat bahagia sewaktu melihat Ya'qub masih beriman kepada Allah. Ishaq dan Ribkah sangat bersyukur kepada Allah atas karunia seorang putra yang menyelamatkan nama baik keturunan Ibrahim yang dikenal setia kepada Allah. Terlebih lagi, Ishaq mendapati bahwa putra-putra yang dikaruniakan untuk Ya'qub memiliki kesalehan menyerupai ayah mereka.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 31:32</ref> Ishaq sempat menyampaikan nubuat kepada Lawy dan Yahudah,<ref>''Sefer Yūḇāl'' 31</ref> bahwasanya Lawy mewarisi kedudukan Imam,<ref>''Sefer Yūḇāl'': 32</ref> sementara Yahudah mewarisi kedudukan pemimpin di Israel.
 
Yusuf sendiri dipungut oleh musafir dan dibawa ke Mesir.<ref>Yusuf (12): 19-21</ref> Setelah berbagai peristiwa yang dialami, Yusuf berhasil menafsirkan mimpi Raja mengenai akan datangnya masa kekeringan parah selama tujuh tahun. Yusuf kemudian diangkat menjadi orang dekat Raja dan bertugas mengurus persediaan pangan Mesir.<ref>Yusuf (12): 47-56</ref> Saat kekeringan benar-benar terjadi, dampaknya terasa sampai Palestina. Ya'qub kemudian memerintahkan putra-putranya selain Benyamin agar berangkat ke Mesir untuk membeli persediaan gandum dari Mesir. Saat bertemu, mereka tidak mengenali Yusuf, tapi Yusuf mengenali mereka. Yusuf memberikan mereka gandum dan barang-barang mereka yang dijadikan alat tukar juga turut dimasukkan ke dalam karung. Yusuf juga memesankan mereka agar membawa saudara mereka yang lain jika ingin membeli gandum kembali ke Mesir, bila tidak, mereka tidak diperkenankan jatah gandum lagi.<ref>Yusuf (12): 58-62</ref>
=== Israel dan putra-putranya ===
Dalam perjalanan menuju rumah Ishaq, Israel mendapat kabar bahwa Rahil melahirkan anak ketiga belas untuknya, yakni seorang putra bernama [[Benyamin|Bunyamin]], walau Rahil meninggal setelah persalinan. Dengan demikian Israel dapat menjadi leluhur kedua belas suku serta menggenapi nubuat untuk dirinya. Kedua belas putra Israel adalah Rubin, Simeon, Lawy, Yahudah, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Yisakhar, Zebulon, Yusuf dan Bunyamin. Sepeninggal Rahil, Israel sendiri yang harus mengurus Yusuf dan Bunyamin, sehingga putra-putra Rahil lebih diperhatikan melebihi putra-putra Israel yang lain. Sebagai nabi pilihan; Ya'qub dikaruniai Ilmu istimewa dari sisi Allah;<ref>Surah Yusuf: 68</ref><ref>''Sefer Yūḇāl'' 32:21-26</ref> sehingga mendapat nubuat bahwa Yusuf akan menjadi pertanda yang akan menyelamatkan kehidupan seluruh Bani Israel terhadap banyak kesusahan yang melanda, dan Yusuf akan menjadi syarat penggenapan berkat Allah kepada Ibrahim dan Ishaq. Terlebih lagi, Israel mengetahui bahwa Perlindungan Allah telah menyertai Yusuf, oleh sebab itu Israel sangat mengutamakan keselamatan Yusuf.
 
Putra-putra Ya'qub menyampaikan pesan itu pada Ya'qub, tetapi Ya'qub tidak mempercayai mereka karena mereka sebelumnya uga tidak amanah dalam menjaga Yusuf. Setelah mereka membuka karung dan menemukan barang-barang mereka ada di sana, Ya'qub akhirnya luluh, tapi memaksa anaknya agar bersumpah untuk menjaga Benyamin.<ref>Yusuf (12): 63-66</ref>
Yusuf pernah mendapat mimpi nubuat yang bermakna bahwa kesebelas saudaranya beserta kedua orang tuanya akan bersujud di hadapan dirinya, bahkan Yusuf memahami makna mimpi ini adalah pertanda keistimewaan dirinya dibanding putra-putra Israel yang lain. Hal ini menimbulkan kebahagiaan pada diri Israel bahwa Yusuf mewarisi anugerah nubuat beserta berkat sebagaimana yang pernah dikaruniakan untuk Ibrahim dan Ishaq. Israel melarang Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya,<ref name=louis/> walau demikian rasa iri menyulut rasa benci pada diri saudara-saudaranya sehingga muncul niat jahat terhadap Yusuf.<ref>Surah An-Nisa: 32-33, Yusuf: 4-5</ref>
 
Sewaktu kesepuluh putra Israel mendapati perlakuan istimewa sang ayah terhadap Yusuf dan Bunyamin, maka muncul dugaan bahwa ayah mereka hendak berlaku curang terhadap mereka.<ref>Surah Yusuf: 6</ref> [[Yehuda|Yahudah]] bersama kesembilan saudaranya mengadakan siasat supaya menghindarkan perilaku curang sang ayah terhadap para putra Israel, serta supaya mereka memiliki bagian tertentu dalam warisan anugerah.<ref>Surah Yusuf: 8-10</ref> Mereka belajar dari tindakan ceroboh Simeon dan Lawy, sehingga memohon izin terlebih dahulu kepada ayah mereka sewaktu hendak mengadakan perjalanan bersama-sama Yusuf. Kesepuluh putra Israel membujuk sang ayah bahwa diri mereka mengingini kebaikan untuk diri Yusuf serta mereka hendak melindunginya.<ref>Surah Yusuf: 11-12</ref><ref>Surah Yusuf: 53</ref> Israel mengetahui adanya firasat buruk tentang perjalanan mereka, walau akhirnya Israel melepas keberangkatan Yusuf bersama dengan kesepuluh putranya.<ref>Surah Yusuf: 11-14</ref>
 
Tatkala kesepuluh putra Israel pulang tanpa Yusuf, mereka menjelaskan kepada Israel bahwa hanya ada baju Yusuf yang berlumuran darah setelah ditinggalkan seorang diri.<ref>Surah Yusuf: 17-18</ref> Merasa heran terhadap penjelasan mereka, Israel menduga bahwa kehilangan ini sebagai pertanda buruk tentang keselamatan kaum keluarganya. Yusuf bagi Israel merupakan pertanda pertolongan serta pertanda keselamatan, juga penggenapan berkat untuk kaum keturunannya; sehingga ia menduga kehilangan atau kematian Yusuf dapat menjadi firasat bahwa akhir seluruh keturunannya akan segera terjadi. Firasat ini hampir mendekati kebenaran ketika terjadi musim paceklik yang menghentikan usaha pertanian di negerinya, yang berakibat seluruh keluarganya dilanda kelaparan. Di sisi lain, keimanan Israel membuat ia tetap bersabar serta berserah diri menaruh kepercayaan kepada Allah.<ref>Surah Al-Baqarah: 155-157, An-Nisa: 175, Hud: 9-11, Yusuf: 18, Yusuf: 67, Yusuf: 83, An-Nahl: 110, Az-Zumar: 10</ref>
 
Sewaktu wabah kelaparan panjang terjadi, kesepuluh putra Israel pergi membeli persediaan makanan ke Mesir namun mereka kembali dengan mendapati jumlah uang penukar yang masih utuh. Kemudian mereka meminta izin kepada Israel supaya Bunyamin turut menyertai mereka sewaktu hendak membeli persediaan makanan ke Mesir, sebab sang pemegang kuasa negeri Mesir telah menuntut kehadiran Bunyamin. Meski sempat menolak, Israel terpaksa mengizinkan hal ini setelah wabah kelaparan hebat menimpa seluruh anggota keluarga mereka.<ref>Surah Yusuf: 62-68</ref> Walau diliputi kepedihan hati tentang keselamatan Yusuf, Israel masih memiliki keimanan serta keyakinan kepada janji Allah bahwa Yusuf beserta saudara-saudaranya akan kembali pada dirinya,<ref>Surah Yusuf: 86-87</ref> sehingga nubuat tentang kedua belas suku dapat terpenuhi.
 
Sewaktu putra-putranya pulang dari perjalanan untuk membeli persediaan makanan di Mesir, Israel merasakan keberadaan Yusuf di dekatnya. Hal ini disebabkan baju Yusuf yang dibawa dari Mesir supaya pakaian tersebut dibasuhkan ke wajahnya, agar penglihatan Israel membaik.<ref>Surah Yusuf: 93-96</ref> Mereka juga membawa kabar gembira bahwa Yusuf telah menjadi seorang panglima Mesir yang berkuasa atas segala kebijakan dan peraturan di Mesir, bahkan Yusuf telah berdamai dengan saudara-saudaranya.<ref>Surah Yusuf: 91-92</ref> Sewaktu kesepuluh putra Israel memohonkan maaf kepadanya, Israel memohonkan pengampunan kepada Tuhannya, yakni Yang Maha Pengampun serta Maha Penyayang terhadap kesalahan mereka.<ref>Surah Yusuf: 97-98</ref> Yusuf juga mengundang seluruh keluarga Israel supaya berpindah ke Mesir selama masa kelaparan berlangsung. Pertemuan Israel dengan Yusuf, putra kesayangannya, terasa sangat membahagiakan sebab telah terbukti bahwa Yusuf menjadi pertanda pertolongan dan pertanda keselamatan untuk Israel beserta seluruh kaum keturunan Israel.
 
=== Hijrah ke Mesir dan pewarisan berkat ===
Selama tinggal di Mesir, Israel mengasuh dan mengajarkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dari para leluhurnya kepada kedua putra Yusuf yakni [[Efraim|Ifrayim]] dan [[Manasye|Manushah]]. Israel merasa dekat dengan kedua putra Yusuf sehingga menganggap kedua cucunya ini sebagai kedua putra kandungnya sendiri. Sebelum Maut menjemput, Israel memberkati kedua putra Yusuf sebagaimana memberkati putra-putranya sendiri.<ref>Surah Al-Baqarah: 180-182</ref> Kemudian kedua belas putra Israel dihimpunkan supaya mendapat bagian warisan anugerah yang berasal dari sisi Allah. Sebelum memberikan berkat-berkat anugerah, Israel terlebih dahulu ingin mengetahui keimanan kedua belas putranya dengan meminta kesaksian tentang hal yang akan mereka sembah sepeninggal dirinya. Israel merasa lega sewaktu mendengar bahwa semua putranya berikrar untuk senantiasa mengabdi kepada "Tuhannya Ya'qub, maupun Tuhannya Ibrahim, maupun Tuhannya Isma'il, maupun Tuhannya Ishaq," yakni Tuhan Yang Tunggal;<ref>Surah Al-Baqarah: 133</ref> sehingga masing-masing putranya terbukti layak sebagai para pewaris Israel yang menerima berkat istimewa dari sisi Allah.
 
Anak pertama Israel, Rubin, mendapat beberapa pujian dan teguran keras, sebab tingkah lakunya tidak mewarisi kesalehan ataupun kepribadian Israel, sehingga Rubin tidak layak disebut sebagai anak sulung Israel. Oleh sebab itu "warisan kesulungan" berupa bagian kedudukan Imam, beralih ke Lawy, sementara bagian kerajaan beralih ke Yahudah, serta bagian terbanyak milik anak sulung beralih ke Yusuf. Simeon beserta Lawy mendapat bagian bersama dari Israel akibat peristiwa pembantaian salah satu suku keturunan Kana'an yang meninggalkan kesan bagi Israel karena telah membuat nama Israel disegani sekaligus ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. Israel memperingatkan bahwa gabungan kekuatan keduanya dapat menimbulkan kehancuran besar pada musuh-musuh mereka, oleh karena watak Simeon yang rela mati-matian melindungi nama baik Bani Israel sementara Lawy berwatak tidak kenal belas kasihan untuk membunuh siapapun yang nekat memperbuat dosa keji. Dari watak keras keduanya, Israel memahami pula bahwa Simeon membenci Yusuf lalu mengadakan siasat membunuhnya meski tidak dilakukan.<ref>[http://www.earlychristianwritings.com/text/patriarchs-charles.html The Testaments of the Twelve Patriarchs]</ref>
 
Mendapati ketiga saudaranya mendapat teguran keras, Yahudah merasa takut bahwa ia akan mendapat bagian serupa karena dirinya merasa bersalah telah memimpin siasat untuk memisahkan Yusuf. Akan tetapi Israel justru sangat memuji Yahudah yang memiliki kebijaksanaan untuk memutuskan sesuatu, sebab Israel mengetahui bahwa Yahudah adalah orang yang berhasil menghindarkan dosa pembunuhan terhadap Yusuf. Yahudah terbukti memiliki sikap takut terhadap hukuman Allah; sehingga Yahudah berhasil menyadarkan kesembilan saudaranya bahwa Yusuf adalah seorang putra Israel, yang juga seorang yang masih bersaudara dengan mereka; lalu kesepuluh putra Israel bersepakat tidak membunuhnya.
 
Israel menyampaikan berkat bahwa Zebulon akan memperoleh penghidupan yang baik di tepi lautan sedangkan Yisakhar akan menjadi pekerja rodi yang kuat di negeri yang makmur. Israel memberkati Dan bahwa [[Suku Dan|kaum keturunannya]] muncul sebagai [[Hakim Israel kuno|suku hakim]] di Bani Israel yang kelak menjadi pertanda keselamatan dari Allah. Sedangkan Gad akan menjadi [[Suku Gad|suku yang tangguh]] walau hidup di tengah-tengah bangsa besar. Israel memberkati Asyer bahwa kelak [[Suku Asyer|kaum keturunannya]] akan menyediakan hidangan kaum raja dan bangsawan. Sementara itu, Naftali akan muncul seperti "rusa melompat" yang menyampaikan perkataan bijaksana.
 
Ketika giliran pemberkatan untuk bagian Yusuf, Israel sangat bersyukur kepada Allah karena ia masih diizinkan melihat Yusuf maupun keturunan-keturunan Yusuf yang Allah karuniakan untuk menyelamatkan keberlangsungan Bani Israel menghadapi berbagai kesulitan. Israel menyampaikan pujian luar biasa untuk Yusuf, sebab bagian warisan terbesar dari Ibrahim, Ishaq dan dirinya akan menyatu pada diri Yusuf, anak sulung Israel.<ref name=louis/> Bunyamin juga memperoleh berkat dari ayahnya yang berkaitan dengan masa depan keturunannya. Israel juga mengucap berkat tentang watak ataupun hal yang akan terjadi kepada sebagian mereka beserta keturunan mereka dengan perlambangan simbol tertentu, semisal perlambangan [[singa]] ([[Yehuda|Yahudah]]), [[keledai]] ([[Isakhar|Yisakhar]]), [[ular]] ([[Dan bin Yakub|Dan]]), [[Rusa|rusa betina]] ([[Naftali]]), [[pohon]] kokoh yang berbuah ([[Yusuf]]), serta [[serigala]] ([[Benyamin|Bunyamin]]).<ref>[http://alkitab.sabda.org/bible.php?book=Kej&chapter=49 Kejadian 49:1-33]</ref>
 
Sebelum meninggal dunia, Israel berwasiat supaya ia dimakamkan di tempat pemakaman pribadi milik keluarga Ibrahim di tanah airnya. Yusuf memimpin rombongan perkabungan sewaktu berangkat ke tempat pemakaman ayahnya, sehingga kehadiran Yusuf ini sangat dihormati dan dipuji oleh penduduk berbagai bangsa; oleh karena Yusuf, putra Israel, merupakan seorang hamba pilihan Allah,<ref>Surah Yusuf: 24</ref> serta pemegang kuasa agung di Mesir yang telah menyediakan makanan juga telah berjasa menyelamatkan hidup berbagai bangsa di muka bumi.<ref>Surah Yusuf: 55</ref>
 
== Gelar ==