Suku Dayak Kayan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: cengkeh → cengkih
Baris 8:
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Europeaan wordt op de oever van een rivier omringd door Kajan Dajak krijgers en bevolking tijdens een expeditie naar de berg Boekit Batoe op Serawak TMnr 60043369.jpg|jmpl|ka|250px|seorang Eropa sedang berbincang dengan Kepala Suku Dayak Kayan]]
'''Suku Kayan''' adalah [[suku Dayak]] dari [[rumpun Kayan]] atau [[Orang Ulu]] yang berasal dari [[Sarawak]]. Ketika memasuki [[Kalimantan Utara]] suku Kayan pertama-tama menetap di daerah [[Apau Kayan]] di daerah aliran [[sungai Kayan]], karena alasan perang antar suku dan mencari daerah yang lebih subur serta daerah asal (Apau Kayan) yang sangat tertinggal dan terisolir, mayoritas suku Kayan meninggalkan Apau Kayan dalam beberapa gelombang yang telah mereka tempati selama [[300]] tahun, yang kini hanya tinggal satu desa [Desa Data Dian], dan bermigrasi menuju daerah-daerah yang lebih maju agar dapat lebih berkembang kehidupannya, yaitu di [[Desa Tanjung Nanga]], [[Desa Langap]]dan [[Desa Seturan]] yang masih di dalam satu daerah [[kabupaten Malinau]] lalu di daerah aliran sungai [[mahakam Hulu]] yang merupakan sub [[Dayak kayan]] yaitu [[Kayan Bahau]] lalu di aliran sungai Wahau (daerah [[Suku Wehea]]) di [[Kabupaten Kutai Timur]] terutama di Desa [[Miau Baru, Kongbeng, Kutai Timur]] sejak tahun [[1969]]. Diperkirakan pada zaman [[Kerajaan Kutai Martadipura]] (Kutai Mulawarman), suku Kayan belum memasuki Kalimantan Timur. Kemungkinan suku Kayan ini termasuk salah satu suku yang belakangan memasuki pulau [[Kalimantan]] dari pulau [[Formosa]] ([[Taiwan]]), tetapi menurut cerita yang sudah turun temurun di dalam suku Dayak Kayan sendiri, Suku Kayan Dayak merupakan suku asli Kalimantan dan bukan berasal dari luar dan merupakan salah satu Suku Dayak yang tertua.Lingkungan alam mereka berada dilingkungan alam hutan tropik.disekitar kediaman mereka dalam Kabupaten Kapuas Hulu ditandai dengan pohon-pohon yang tinggi, berdaun lebar,hijau, dengan jumlah dan jenis yang beraneka ragam. Sebagian dari hutan itu telah dieksploitasi oleh perusahan penebangan kayu(HPH). Mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam diladang.Diladang, dikebun, atau disekitar perkarangan mereka juga menanam jagung, ubi kayu, ubu jalar, sayur, kelapa, dan pisang.Tanaman keras yang dibudidayakan mereka adalah karet, kopi, tengkawang, dan sedikit cengkehcengkih. Orang Kayan sudah mengenal tanaman karet sejak tahun 1906, rata-rata keluarga mereka memiliki kebun karet. Hasil penjualan karet sangat penting bagi ekonomi mereka yang sering mengalami masalah kekurangan beras<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia|last=Dwiari Ratnawati|first=Lien|publisher=Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayan RI|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>. Suku Kayan juga terdapat di [[sungai Mendalam]], [[Kalimantan Barat]]. Di [[Kalimantan Barat]], pada sekitar tahun [[1863]], [[suku Iban]] bermigrasi ke daerah hulu [[sungai Saribas]] dan [[sungai Rejang]], dan menyerang suku Kayan di daerah hulu sungai-sungai dan terus maju ke utara dan ke timur. Perang dan serangan pengayauan menyebabkan suku-suku lain terusir dari lahannya.
Suku Kayan merupakan 1,4% dari penduduk [[Kutai Barat]] (sebelum pemekaran [[Mahakam Ulu]]).
Sekarang Suku Dayak Kayan tersebar di [[Kalimantan Utara]], [[Kalimantan Timur]], [[Kalimantan Barat]], [[Sabah]], dan [[Sarawak]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=fcOQX8cJtxUC&lpg=PA50&dq=dayak%20banjar&pg=PA50#v=onepage&q=dayak%20banjar&f=true {{en}} Michaela Haug, Poverty and Decentralisation in East Kalimantan, Centaurus Verlag & Media KG, ISBN 3-8255-0770-X, 9783825507701].</ref>
Baris 24:
 
{{dayak}}
{{suku-stub}}
 
[[Kategori:Dayak|Kayan]]
Baris 32 ⟶ 31:
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Utara]]
[[Kategori:Orang Ulu|Kayan]]
 
 
{{suku-stub}}