Demokrasi di Italia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k →‎Referendum Kedua: bentuk baku
Baris 33:
Perbedaan ideologi antara [[Italia Utara]] dan [[Italia Selatan]] di sebabkan oleh banyak faktor-faktor, misalkan secara historis, Italia Selatan memang perintis [[Kerajaan Italia]], Ibu kota [[Roma]] yang didalamnya ada [[Vatikan]] juga mendukung solidnya pendukung kerajaan di wilayah ini. Sementara, wilayah Italia Utara memang sejak lama sering berkontak dengan wilayah [[Eropa]] lainnya, belum lagi Kota [[Milan]], [[Turin]], dan [[Livorno]] adalah basis kekuatan [[sayap kiri]] yang anti-kerajaan, dan mereka pula yang membunuh dan menggantung [[Benito Mussolini]] di [[Milan]] pada akhir hayatnya.<ref name="ReferenceA"/>
=== Referendum Kedua ===
Setelah referendum pertama pada 1946 yang meruntuhkan sistem [[Kerajaan Italia]] dan mendorong terbentuknya sebuah [[Republik Italia]], kemudian pada 1974, [[Italia]] mengadakan sebuah referendum lagi mengenai undang-undang yang menjurus kepada proses [[de-Katholikisasi]] atau mengurangi atau bahkan menghilangkan pengaruh-pengaruh [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katholik]] di [[Roma]], khususnya dalam masalah [[Perceraian|perceraian sipil]]. Lagi-lagi, [[Italia Selatan]] adalah basis yang menolak, karena [[Roma]] secara geografis ada di [[Italia Selatan]] dan juga di selatan banyak penganut [[Katholik]] yang taat, sementara di [[Italia Utara]] terutama di Kota [[Milan]] dan [[Turin]] – tempat kelompok [[sayap kiri]] yang dominan – menyetujui dibentuknya undang-undang perceraian sipil. Namun, tetap secara nasional, pendukung undang-undang perceraian menang dengan 59% persen, sementara yang menolak 41%. Referendum ini juga berdampak pada pecahnya kekuatan politik [[Italia]], yaitu antara [[Fundamentalisme keagamaan|agamisagamais]] dengan [[atheis]] dan [[sekuler]].<ref name="ReferenceA"/>
== Demokrasi dan Konflik ==
[[Berkas:Map of Italy (1494)-en.svg|jmpl|[[Italia]] saat masih terpecah ke dalam beberapa negara-negara kecil yang saling berkonflik. Sejarah ini pula yang akhirnya menimbulkan pluralitas dalam sistem sosial masyarakat Italia.]]