Anti-Katolik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k →top: bentuk baku |
||
Baris 4:
</ref>
Setelah [[Reformasi Protestan]] dan setidaknya sampai akhir abad ke-20, sebagian besar negara [[Protestanisme|Protestan]] (terutama [[Inggris]], [[Jerman]], [[Amerika Serikat]], dan [[Kanada]]) menjadikan anti-Katolik dan oposisi terhadap [[Paus (Gereja Katolik)|Paus]] dan [[Sakramen (Katolik)|ritual-ritual Katolik]] sebagai tema utama politik, dengan adanya sentimen anti-Katolik yang kadang-kadang mengarah ke [[Kekerasan sektarian di kalangan umat Kristen|kekerasan]] dan [[diskriminasi agama]] terhadap individu-individu Katolik (di negara-negara Protestan [[Dunia berbahasa Inggris|berbahasa Inggris]] dengan nada merendahkan menyebutnya "[[Papist|papis]]" atau "[[Romanisme|Romanis]]"). Secara historis, umat Katolik di negara-negara Protestan
Pada [[periode modern awal]], dalam menghadapi meningkatnya kekuatan sekuler di Eropa, Gereja Katolik berjuang untuk mempertahankan peran politis dan religius tradisionalnya di negara-negara mayoritas Katolik. Sebagai akibat dari perjuangan ini, di beberapa negara mayoritas Katolik (terutama di antara individu-individu dengan pandangan politis sekuler tertentu) timbul sikap bermusuhan terhadap kekuatan politis, sosial, spiritual, dan religius yang cukup besar dari Paus maupun kaum klerus dalam bentuk [[Anti-rohaniwan|anti-klerikalisme]].
|