Maria Magdalena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
k bentuk baku
Baris 81:
{{utama|Apokrifa Perjanjian Baru}}
 
Dalam karya-karya tulis apokrif, Maria Magdalena digambarkan sebagai seorang visioner dan sosok pemimpin pergerakan perdana yang dikasihi Yesus melebihi murid-murid lain.{{sfn|King|2009}} Sebagian besar karya-karya tulis ini baru disusun sesudah Maria Magdalena dalam sejarah wafat,{{sfn|Ehrman|2006|page=247}}{{sfn|Casey|2010|pages=543–544}} dan pada umumnya dianggap bukan sumber informasi yang andal mengenai riwayat hidupnya oleh para ahli.{{sfn|Ehrman|2006|page=247}}{{sfn|Casey|2010|pages=543–544}}{{sfn|Sanders|1993|page=64}} Pendapat-pendapat para ahli ini dirangkum oleh Sanders dalam pernyataannya bahwa "benar-benar sedikit sekali injil apokrif yang dapat dianggap berasal dari zaman Yesus. Injil-injil ini hanyalah legenda dan mitologi. Dari semua karya tulis apokrif, hanya sejumlah ucapan dalam [[Injil Tomas]] yang layak dicermati."{{sfn|Sanders|1993|page=64}} Kendati demikian, injil-injil apokrif sudah kerap dikedepankan dalam karya-karya tulis yang ditujukan bagi masyarakat luas seakan-akan injil-injil itu dapat dipercaya, seringkalisering kali dengan maksud mendukung klaim-klaim para pencipta sensasi tentang hubungan antara Yesus dan Maria Magdalena.{{sfn|Casey|2010|page=544}}
 
=== Percakapan Juru Selamat ===
Baris 114:
Injil Filipus menggunakan kata-kata yang seakar dengan ''koinônos'' beserta padanan-padanannya dalam bahasa Koptik dengan makna harfiah "pasangan suami istri" dan "pasangan sanggama" maupun dengan makna kiasan "mitra rohani" dan "penyatuan kembali umat Kristen Gnostik dengan alam keilahian".{{sfn|Marjanen|1996|page=151}} Injil Filipus juga memuat ayat-ayat lain yang berkaitan dengan hubungan antara Yesus dan Maria Magdalena.{{sfn|Ehrman|2006|page=215}} Naskah Injil Filipus ditemukan dalam keadaan rusak berat sehingga isinya sukar dibaca. Kata-kata dalam tanda kurung adalah tambahan-tambahan yang merupakan hasil perkiraan dan belum tentu benar.
 
<blockquote>Dan pendamping Juru Selamat (adalah) Maria Magdalena. (Kristus) mengasihi Maria melebihi semua murid, dan biasa menciumnya, seringkalisering kali di mulut. Murid-murid lain (merasa tidak senang karenanya, dan mengungkapkan rasa tidak senang mereka). Mereka bertanya, "mengapa engkau mengasihi dia melebihi kami semua?" Juru Selamat menjawab, "mengapa aku tidak mengasihi kamu sebagaimana aku mengasihi dia? Kalau orang buta dan orang celik berada dalam kegelapan, kedua-duanya tidak berbeda. Bilamana terang datang, barulah yang celik melihat terang, dan yang buta tetap tinggal dalam kegelapan."{{sfn|Grant|1961|pages=129-140}}</blockquote>
 
Bagi umat Gereja Perdana, ciuman tidak berkonotasi romantis, dan orang Kristen sudah lumrah menyalami saudara-saudari seimannya dengan ciuman.{{sfn|Dinkson|2006|page=95}}{{sfn|Ehrman|2006|page=216}}{{efn|Sebagai contoh, baca {{Alkitab|1 Tesalonika 5:26}}, {{Alkitab|Roma 16:16}}, {{Alkitab|1 Korintus 16:20}}, {{Alkitab|2 Korintus 13:12}}, {{Alkitab|Markus 14:43–45}}, {{Alkitab|Matius 26:47–50}}, {{Alkitab|Lukas 22:48}}, dan {{Alkitab|1 Petrus 5:14}}}} Tradisi ini masih dipraktikkan sampai sekarang oleh banyak jemaat Kristen, dan dikenal dengan sebutan "[[ciuman kudus]]".{{sfn|Ehrman|2006|page=215}} Bart D. Ehrman menerangkan bahwa, dalam konteks Injil Filipus, ciuman kudus digunakan sebagai lambang meneruskan kebenaran dari satu orang ke orang lain,{{sfn|Ehrman|2006|pages=215–216}} dan sama sekali bukan suatu bentuk "cumbu mesra ilahi".{{sfn|Ehrman|2006|page=216}}