Badak sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib) k Memperbaiki terjemahan; crosscheck sumber Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
k bentuk baku |
||
Baris 73:
[[Berkas:SumatranRhino3 CincinnatiZoo.jpg|jmpl|Badak sumatra]]
Seekor badak sumatra dewasa tingginya sekitar 120–145 cm sampai pundak, panjang tubuhnya sekitar 250 cm, dan beratnya 500–800 kg;<ref name=LitStud/> sementara badak terbesar yang diketahui, yang berada di kebun binatang, beratnya mencapai 2.000 kg.<ref>{{en}} {{cite journal |last1=Groves |first1=C. P. |last2=Kurt |first2=F. |date=1972 |title=Dicerorhinus sumatrenis |journal=Mammalian Species |doi=10.2307/3503818 |volume=21 |pages=1–6 |url=http://www.science.smith.edu/msi/pdf/i0076-3519-021-01-0001.pdf |format=PDF}}</ref> Layaknya spesies Afrika, badak ini memiliki dua cula. Yang ukurannya lebih besar adalah cula hidung, biasanya hanya sepanjang 15–25 cm, namun ada spesimen yang tercatat berukuran 81 cm.<ref name=LitStud/> Cula belakangnya jauh lebih kecil, biasanya kurang dari 10 cm panjangnya, dan
Dua lipatan kulit yang tebal mengelilingi tubuhnya di bagian belakang kaki depan dan di depan kaki belakang. Badak ini memiliki lipatan kulit yang lebih kecil di sekitar lehernya. Kulitnya sendiri relatif tipis, hanya 10–16 mm; dan, di habitatnya di alam liar, badak ini tampaknya tidak memiliki [[Hipodermis#Lemak subkutan|lapisan lemak di bawah kulitnya]]. Rambutnya dapat saja lebat (rambut yang paling lebat terdapat pada anak badak) ataupun jarang, dan biasanya berwarna coklat kemerahan. Di alam liar, sulit untuk mengamati rambutnya karena badak-badak tersebut
== Penyebaran dan habitat ==
Baris 95:
[[Berkas:Jackson rhino.jpg|jmpl|Pejantan ''D. s. lasiotis'' yang sudah punah dengan cula depan yang besar,<ref>{{cite book|author=Rookmaaker|title=The rhinoceros in captivity: a list of 2439 rhinoceroses kept from Roman times to 1994|url=http://books.google.com/books?id=vDijgNs_7Q0C&pg=PA125|year=1998|publisher=Kugler Publications|isbn=978-90-5103-134-8|pages=125–|author2=L. C.}}</ref> Kebun Binatang London, {{circa}} 1904.]]
Badak sumatra adalah binatang penyendiri, kecuali pada musim [[kawin]] dan selama membesarkan keturunan. [[wilayah (hewan)|Wilayah]] jangkauan pejantan dapat mencapai 50 km<sup>2</sup>, sedangkan betina 10–15 km<sup>2</sup>.<ref name="van Strien"/> Jangkauan para betina tampaknya terpisah oleh jarak, sedangkan jangkauan para pejantan
[[Berkas:Sumatran Rhino 001.jpg|jmpl|ka|Badak sumatrasedang berkubang.]]
Baris 134:
</div>
Badak sumatra merupakan spesies badak yang paling vokal (banyak bersuara).<ref name=Acoustical/> Pengamatan terhadap spesies ini di kebun-kebun binatang memperlihatkan bahwa badak sumatrahampir terus menerus bersuara, dan diketahui bahwa mereka juga melakukannya di alam liar.<ref name=LitStud/> Badak sumatra mengeluarkan tiga suara berbeda: ''eep'', "paus", dan "tiupan peluit". ''Eep'', berupa satu dengkingan pendek selama satu detik, merupakan suara yang paling umum. "Paus", dinamakan demikian karena kemiripannya dengan [[vokalisasi paus|vokalisasi]] [[paus bungkuk]], merupakan suara yang paling serupa dengan nyanyian dan kedua yang paling umum. Nada suara "paus" bervariasi dan berlangsung selama 4–7 detik. "Tiupan peluit" merupakan suara siulan selama 2 detik yang segera disusul dengan suatu semburan udara. "Tiupan peluit" adalah vokalisasi yang paling keras, cukup keras untuk membuat jeruji besi pada kandang kebun binatang di mana badak tersebut diamati menjadi bergetar. Maksud dari semua vokalisasi ini tidak diketahui, meskipun ada teori yang menyatakan bahwa mereka melakukannya untuk menyampaikan adanya bahaya, kesiapan secara seksual, dan lokasi, seperti halnya vokalisasi [[ungulata|hewan berkuku]] lainnya. "Tiupan peluit" dapat terdengar dari jarak yang sangat jauh, bahkan dalam semak lebat di mana badak sumatratinggal. Vokalisasi dengan volume serupa dari [[gajah]] terbukti dapat terdengar hingga jarak 9,8 km dan "tiupan peluit" mungkin dapat terdengar sampai sejauh itu juga.<ref name=Acoustical>{{en}} {{cite journal | journal = Acoustics Research Letters Online | doi = 10.1121/1.1588271 | year = 2003 | title = Songlike vocalizations from the Sumatran Rhinoceros (''Dicerorhinus sumatrensis'') |url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175856669.pdf| author1=von Muggenthaler, Elizabeth |author2=Paul Reinhart |author3=Brad Limpany |author4=R. Barton Craft | volume = 4 | issue = 3 | page = 83}}</ref> Badak sumatrakadang-kadang memilin anakan pohon yang tidak mereka makan. Perilaku ini diyakini sebagai suatu bentuk [[komunikasi hewan|komunikasi]],
=== Reproduksi ===
Baris 141:
Betina mencapai kematangan seksual pada usia 6–7 tahun, sedangkan jantan pada usia sekitar 10 tahun. [[Periode gestasi]] badak sumatra sekitar 15–16 bulan. Seekor anak, yang mana beratnya secara umum 40–60 kg, disapih setelah berusia sekitar 15 tahun dan tetap tinggal bersama induknya selama 2–3 tahun pertama hidupnya. Di alam liar, interval kelahiran spesies ini diperkirakan antara empat sampai lima tahun; belum ada penelitian tentang bagaimana perilaku atau cara mereka mengasuh keturunannya secara alamiah.<ref name="van Strien"/>
Kebiasaan perkembangbiakan badak sumatra telah diteliti dalam penangkaran. Kedekatan secara seksual diawali dengan masa percumbuan yang ditandai dengan meningkatnya vokalisasi, pembesaran ekor, [[buang air kecil]], dan meningkatnya kontak fisik; baik jantan maupun betina menggunakan moncong mereka untuk menyentuh kepala dan alat kelamin pasangannya. Pola percumbuan seperti ini paling mirip dengan [[badak hitam]]. Badak sumatra jantan yang masih muda
Masa [[siklus estrus|berahi]] itu sendiri, saat badak betina bersikap reseptif terhadap badak jantan, berlangsung sekitar 24 jam, dan pengamatan-pengamatan telah mencatat bahwa masa tersebut terulang kembali dalam interval 21–25 hari. Badak-badak di [[Kebun Binatang Cincinnati]] teramati melakukan persetubuhan selama 30–50 menit, serupa lamanya dengan badak-badak yang lain; pengamatan dalam Pusat Konservasi Badak Sumatra di Malaysia memperlihatkan suatu siklus persetubuhan yang lebih singkat. Karena Kebun Binatang Cincinnati memiliki sejarah kehamilan yang sukses, dan badak lainnya juga menunjukkan periode persetubuhan yang sama lamanya, kebiasaan yang lama ini kemungkinan merupakan perilaku alaminya.<ref name=ZZ2005/> Meskipun pengamatan para peneliti memperlihatkan kesuksesan terjadinya pembuahan, semua kehamilan ini berakhir dengan kegagalan karena berbagai alasan hingga kesuksesan kelahiran pertama dalam penangkaran pada tahun 2001; penelitian terhadap kegagalan-kegagalan ini di Kebun Binatang Cincinnati menemukan bahwa [[ovulasi]] badak sumatradisebabkan oleh aktivitas [[kawin]] dan kadar [[progesteron]]nya tak terduga.<ref name=Roth>{{en}} {{cite journal |last1=Roth |first1=T. L. |last2=O'Brien |first2=J. K. |last3=McRae |first3=M. A. |last4=Bellem |first4=A. C. |last5=Romo |first5=S. J. |last6=Kroll |first6=J. L. |last7=Brown |first7=J. L. |title=Ultrasound and endocrine evaluation of the ovarian cycle and early pregnancy in the Sumatran rhinoceros, ''Dicerorhinus sumatrensis'' |date=2001 |journal=Reproduction |doi=10.1530/rep.0.1210139 |pmid=11226037 |volume=121 |issue=1 |pages=139–149 |id={{hdl|10088/324}} |url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175858291.pdf |format=PDF}}</ref> Keberhasilan [[pemuliaan]] akhirnya tercapai pada tahun 2001, 2004, dan 2007 dengan pemberian [[progestin]] tambahan kepada badak hamil.<ref name=Roth03/> Baru-baru ini seekor anak badak sumatra dilahirkan dalam penangkaran dari seekor betina yang terancam punah di Indonesia bagian barat, kelahiran seperti ini merupakan yang kelima dalam satu seperempat abad.<ref>{{en}} {{cite news|title=Endangered Sumatran rhino gives birth in Indonesia|work=Times of India|date=24 June 2012|url=http://web.archive.org/web/20120626153930/http://timesofindia.indiatimes.com/home/environment/flora-fauna/Endangered-Sumatran-rhino-gives-birth-in-Indonesia/articleshow/14358981.cms}}</ref>
|