Golongan darah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akuindo (bicara | kontrib)
k bentuk baku
Baris 9:
Selain dari sel darah merah, antigen ABO juga muncul pada [[glikoprotein]] faktor von Willerband, yang turut mempengaruhi [[hemostatis]] (kontrol pendarahan). Faktanya, golongan darah O lebih sukar terkena pendarahan, sebagaimana vWF terdegradasi lebih cepat. Antigen ABO juga hadir di berbagai lapisan seperti hati, ginjal, dan paru-paru.
 
Ilmuwan Austria, [[Karl Landsteiner]] dianugerahi penghargaan [[Nobel]] di bidang [[Fisiologi]] dan [[Kedokteran]] pada tahun [[1930]] atas hasil kerjanya menemukan tiga golongan darah ABO. Jan Janskýdi tahun [[1907]] mengklasifikasikan darah manusia ke dalam empat grup, yang hingga kini masih digunakan.
 
Antigen A dan B yang berasal dari pendahulu dikenal sebagai antigen H. Antigen H adalah [[glycosphingolipid]] ([[sphingolipid]] dengan [[molekul]] [[gula]] terikat pada bagian [[ceramide]]) yang dimodifikasi untuk menghasilkan antigen A dan B. Dalam Golongan darah O, hal itu tetap tidak berubah dan terdiri dari rantai [[glukosa]], [[galaktosa]], [[N-asetil galactosamine]], galaktosa, dan [[fukosa]]yang melekat pada seramide. Tipe A memiliki galactosamine N-asetil ekstra terikat pada galaktosa yang mendekati akhir, sedangkan tipe B memiliki galaktosa ketiga yang terikat dengan galaktosa terakhir.-->
Baris 82:
 
== Rhesus ==
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan ''faktor Rhesus'' atau ''faktor Rh''. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun [[1940]] oleh [[Karl Landsteiner]]. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkalisering kali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
 
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan [[hemolisis]]. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat [[Hamil|kehamilan]].
Baris 99:
* Individu dengan golongan darah '''AB''' memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut ''resipien universal''. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
* Individu dengan golongan darah '''O''' memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut ''donor universal''. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
 
 
{| class="wikitable" style="text-align:center;"