Jambu mete: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bentuk baku using AWB
Baris 21:
Dalam [[bahasa Inggris]] dinamakan ''cashew (tree)'', yang diturunkan dari perkataan [[bahasa Portugis|Portugis]] untuk menamai buahnya, ''caju'', yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama dalam [[bahasa Tupi]], ''acajú''. Sementara nama [[genus|marganya]] (''Anacardium'') merujuk pada bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.
 
Mete merupakan biji yang memiliki karakteristik dengan bentuk melengkung dan dapat dimakan. Biji jambu mete tinggi akan kandungan minyak dan memiliki rasa yang khas, serta kaya akan kandungan protein yang berkualitas premium. Biji mete ini banyak dikonsumsi sebagai makanan, baik dikonsumsi secara langsung maupun diaplikasikan dengan produk makanan lainnya. Disamping bagian biji dari tanaman mete merupakan bagian yang banyak digunakan serta dikonsumsi, tanaman ini menghasilkan kayu yang berguna dalam ekonomi lokal untuk barang-barang praktis seperti karang dan arang. Disamping itu, biji kacang mete juga diaplikasikan dalam pembuatan permen karet <ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.britannica.com/plant/cashew|title=cashew {{!}} Description, Poison, & Processing|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2019-04-25}}</ref> cihuy
 
== Kondisi Pertumbuhan ==
Jambu mete merupakan tanaman asli dari timur laut Brasil. Kemudian, pada misionaris Portugis membawanya ke Afrika Timur dan India selama akhir abad ke-16, sehingga tanaman ini menjadi berlimpah di daratan rendah dekat pantai laut. Di dunia, jambu mete banyak dikultivasi di wilayah sekitar Brazil dan India. Disamping itu, banyak juga dikonsumsi pada wilayah asia selatan dan asia tenggara. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 12 meter di tanah subur dengan kelembaban yang tinggi <ref>{{Cite web|urlname=https":0"//www.britannica.com/plant/cashew|title=cashew {{!}} Description, Poison, & Processing|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2019-04-25}}</ref>. Jambu mete tumbuh baik pada wilayah dengan temperature yang cukup hangat yaitu sekitar 25-40<sup>o</sup>C. Jambu mete ditanam dengan menanam biji segar dari jambu mete pada tanah yang lembab dan kaya akan nutrisi. Kemudian, biji dari jambu mete akan tumbuh pada 4-5 hari. Penanaman pohon dilakukan dengan jarak sekitar 10 meter antar pohon, serta dilakukan pada tanah yang memiliki banyak kandungan pasirnya <ref>{{Cite web|url=https://www.tropicalpermaculture.com/growing-cashews.html|title=Growing Cashews, How To Grow Cashew Trees, Nuts And Apples|website=www.tropicalpermaculture.com|access-date=2019-04-25}}</ref>. Disamping itu, jambu mete dapat tumbuh pada ketinggian 1-1.200 mdpl dengan optimum pada ketinggian 700 mdpl. Jambu mete juga cocok dikembangkan pada wilayah dengan kelembaban yang cukup tinggi yaitu sekitar 70-80%, tetapi memiliki toleransi untuk dapat tetap tumbuh pada suhu 60-70%. Daerah yang paling sesuai untuk budidaya jambu mete, berdasarkan curah hujannya yaitu daerah dengan curah hujan rata-rata 1.000-2.000 &nbsp;mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (<60 &nbsp;mm). Berdasarkan jenis tanahnya, jenis tanah yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman jambu mete yaitu tanah berpasir, tanah lempung berpasir, dan tanah ringan berpasir dengan pH sekitar 6,3-7,3 dan dapat tetap hidup pada pH 5,5-6,3 <ref name=":1">{{Cite web|url=http://disbun.jabarprov.go.id/page/view/59-id-jambu-mete|title=Jambu Mete|last=Media|first=4 Vision|website=Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat|access-date=2019-04-25}}</ref>.
 
== Penanaman ==
Penanaman jambu mete depat dilakukan dengan du acara pembibitan yaitu dengan cara generatif menggunakan biji dan cara vegetative menggunakan cangkok, stek, dan temple. Sejauh ini, metode yang banyak digunakan adalah dengan cara vegetatif atau menggunakan bibit vegetatif. Bibit vegetatif tersebut akan menghasilkan buah yang sangat identik dengan induknya. Tanah yang akan digunakan untuk budidaya terlebih dahulu dibajak atau dicangkul supaya lebih gembur. Kemudian dibuat lubang tanam dengan kedalaman 50cm50&nbsp;cm dan memiliki lebar 35-40cm35–40&nbsp;cm dengan jarak tanam sekitar 5m. Karena kacang mete merupakan tanaman yang optimum tumbuh pada kondisi lingkungan lembab, maka harus dilakukan proses penyiraman secara teratur hingga usia satu bulan. Tanaman jambu mete tersebut juga harus diberi pupuk agar pertumbuhannya lebih maksimal <ref>{{Cite web|url=http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-budidaya-jambu-mete-dan-analisa-usahanya.htm|title=Peluang Usaha Budidaya Jambu Mete dan Analisis Usahanya|date=2017-06-09|website=Agrowindo|access-date=2019-04-25}}</ref>.
 
== Potensi di Indonesia ==
Baris 33:
 
== Produk yang Dihasilkan ==
Produk utama dari tanaman jambu mete adalah bagian bijinya. Saat ini sudah ada standar internasional terhadap biji mete yaitu memiliki warna coklat terang, ''light ivory,'' kuning, keabuan, serta memiliki ukuran yang beragam. Disamping itu, biji mete yang baik hanya memiliki ''aperture'' sekitar 4,75 &nbsp;mm, serta dikemas dalam kemasan yang layak serta steril. Standar yang dicantumkan disini merupakan standar pemenuhan kualitas untuk biji dari jambu mete atau biasa juga disebut sebagai kacang mete sebagai produk utama dari jambu mete. Varietas jambu mete yang digunakan dalam standar ini adalah ''Anacardium occidentale'' yang berasal dari family Anacardiaceae dan biasa ditemukan pada wilayah Asia Tenggara. Oleh karena komoditas tersebut banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara, ASEAN membuat standar mutu terhadap kacang mete yang diproduksi pada masing-masing negara di bawahnya. Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam mengklasifikasikan standar dari kacang mete, yaitu ''whole'' dan ''broken''. ''Whole'' merupakan keseluruhan bentuk dari kacang mete. Keberadaan lubang kecil pada bagian ujung proksimal atau bagian sentral ''crack'' dari kacang mete tidak termasuk ke dalam produk cacat. Sedangkan, yang dimaksud dengan ''broken'' disini adalah terbaginya kacang mete ke dalam beberapa bagian. ''Broken'' disini dikelompokkan lagi ke dalam ''butts'' (tidak kurang dari 3/8 dari seluruh kacang mete yang telah dipecah melintang tetapi kotiledonnya masih melekat secara alami), ''splits'' (kacang mete terbelah memanjang secara alami), dan ''pieces'' (biji yang telah dipecah menjadi lebih dari dua bagian) <ref name=":2">{{Cite web|url=https://atr.asean.org/standards/detail/224/asean-standard-for-cashew-kernels|title=ASEAN Trade Repository|website=atr.asean.org|access-date=2019-04-25}}</ref>
 
Dalam pemenuhan standarnya, kualitas kacang mete diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas. Namun, untuk semua kelas dari kualitas kacang mete, terdapat standar minimum yang harus dimiliki oleh kacang mete pada kelas manapun. Standar minimum tersebut yaitu kacang mete yang akan dikonsumsi harus berada dalam keadaan bersih dan bebas dari semua bahan yang berbahaya apabila dikonsumsi, memiliki karakteristik rasa dan aroma dari varietas tertentu maupun tipe komersial, bebas pestisida, bebas jamur yang rumbuh pada kacang tersebut, bebas dari bau atau rasa yang tidak enak, bebas dari testa atau cairan ''shell,'' bebas dari anyir, dan berada dalam keadaan kering. Kualitas kacang mete dibagi ke dalam tiga bagian yaitu kelas ekstra, kelas I, dan kelas II. Kelas ekstra merupakan kualitas paling tinggi dari kacang mete dengan warna putih hingga ''pale ivory, pale ash-grey'' atau kuning terang. Kacang harus berada dalam keadaan utuh, tidak ada kacang yang layu, serta memiliki ukuran dan bentuk yang seragam. Kacang mete tersebut harus terbebas dari cacat, kecuali cacat yang sangat sedikit dan tidak mempengaruhi penampilan umum dari produk dan kualitas dari kacang mete. Kacang mete kelas I merupakan kacang mete dengan kualitas yang baik dan memiliki warna coklat terang, ''light ivory,'' kuning, ''light ash-grey'' atau ''deep ivory'' sebagai hasil dari pemanasan yang terlalu lama dalam proses pengolahannya. Kacang mete kelas II merupakan kelompok kacang mete yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi dua kelas sebelumnya, tetapi tetap harus bebas dari insektisida dan pestisida. Warna dari kacang mete kelas II yaitu cokla tua, kuning, atau biru tua <ref name=":2" />.
 
Disamping standarsisasi tersebut, terdapat juga standarisasistandardisasi kualitas kacang mete berdasarkan pada keseragaman, pengemasan, dan kontainer yang digunakan. Berdasarkan pada keseragamannya, isi setiap paket kacang mete harus seragam dan hanya berisi biji mete dengan asal, varietas dan / atau jenis komersial yang sama, serta kualitas dan ukuran yang sama. Berdasarkan pada pengemasannya, biji mete harus dikemas sedemikian rupa untuk melindungi produk dengan benar. Bahan-bahan yang digunakan di dalam kemasan tersebut harus bersih dan berkualitas baik, sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan pada produk. Tinta dan lem yang digunakan dalam kemasan untuk bahan kemasan berupa kertas diharuskan tidak berasal dari bahan yang beracun <ref name=":2" />.
 
== Produk Sekunder yang Dihasilkan ==