Sharabha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 15:
Kisah lain menceritakan bahwa Wisnu mengambil bentuk binatang buas Gandaberunda yang ganas untuk memerangi Sharabha, di mana Sharabha melepaskan Shakti yang tak terkalahkan, dikenal juga sebagai Devi Pratyangira untuk menghancurkan Gandaberunda. Dalam Buddhisme, Sharabha muncul dalam Jataka Tales sebagai kelahiran Buddha sebelumnya. Sharabha juga muncul dalam lambang pemerintah Negara bagian India, Karnataka, Universitas Mysore, dan Sabat dan Detergen Terbatas Karnataka.<ref name=":0" />
 
== Ing agamaAgama Hindu ==
[[File:Sarabha Narasinmha Kangra.jpg|thumb|right|300px|Sharabha (kanan) dengan Narasimha membunuh [[Hiranyakashipu]] sebagai [[Prahlada]] dan ibunya yang sedang melihat mereka.]]
Dalam agama Hindu, diceritakan bahwa anjing, dibantu dengan bantuan Rishi (orang bijak) mengubah diri menjadi berbagai bentuk binatang-mulai dari seekor anjing hingga seekor harimau kemudian ke seekor gajah diikuti oleh seekor singa dan sebuah sharabha-meneror setiap orang di pertapaan Rishi. Sharabha mengambil bentuk yang lebih ganas. Dalam bentuk sengit ini dia ingin melahap Rishi. Rishi kemudian menceritakan proses perubahan dalam perkembangan Sharabha, keputusan terakhir pun dilakukan untuk mengutuk Sharabha kembali ke bentuk aslinya yaitu seekor anjing.<ref>Ganguli, Kisari Mohan (2009). ''The Mahabharata of Krishna-dwaipayana Vyasa, Book-12''. BiblioBazaar, LLC. pp. 347–348. ISBN <bdi>978-0-559-13713-6</bdi>. Retrieved 15 January 2010</ref>
Baris 21:
Legenda Narasimha-Sharabha terkait dengan dewa-dewa yang mengasumsikan bentuk-bentuk binatang mistis membunuh atau menundukkan apa adanya. Pertama, Wisnu mengambil bentuk Narasimha untuk membunuh Hiranyakashipu, seorang raja (setan) asura, yang meneror alam semesta dan pemuja Siwa.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/83605864|title=Shiva to Shankara : decoding the phallic symbol|last=Pattanaik, Devdutt.|date=2006|publisher=Indus Source Books|isbn=81-88569-04-6|location=Mumbai|oclc=83605864}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/25833896|title=Hindu art|last=Blurton, T. Richard.|date=1993|publisher=Harvard University Press|isbn=0-674-39188-8|location=Cambridge, Mass.|oclc=25833896}}</ref> Shiva Purana menyebutkan: Setelah membunuh Hiranyakashipu, kemarahan Narasimha tidak diredakan. Dunia dalam bahaya, takut apa yang akan dilakukannya. Para Dewa (para dewa) meminta Shiva untuk mengatasi Narasimha. Ketika itu gagal, Shiva bermanifestasi sebagai Sharabha manusia-singa-burung, dengan Pratyangira dan Soolini, energi betina Siwa, membentuk sayapnya. Sharabha kemudian menyerang Narasimha dan melumpuhkannya dengan mengerahkan Pratyangira sebagai senjata. Karena itu, ia memadamkan amarah Narasimha yang menakutkan dan mengembalikan sattva ke dalam dirinya. Narasimha menjadi pemuja Siwa setelah diikat oleh Sharabha. Sharabha kemudian memenggal dan menghilangkan kulit Narasimha sehingga Shiva dapat mengenakan kulit kepala dan singa sebagai pakaian. Lingga Purana dan Sharabha Upanishad juga menyebutkan mutilasi dan pembunuhan Narasimha ini. Setelah mutilasi, Wisnu mengambil bentuk normal dan pensiun ke tempat tinggalnya, setelah memuji Siwa. Dari sinilah Siwa kemudian dikenal sebagai "Sharabeshamurti" atau "Simhagnamurti".<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/60392545|title=Origin and growth of the Purāṇic text corpus : with special reference to the Skandapurāṇa|date=2004|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|others=Bakker, Hans, 1948-, World Sanskrit Conference (12th : 2003 : Helsinki, Finland)|isbn=81-208-2049-5|edition=1st Indian ed|location=Delhi|oclc=60392545}}</ref>
 
== Ing agamaAgama Buddha ==
[[File:Sharabha deer.jpg|thumb|Sharabha digambarkan mirip dengan rusa, folio dari kisah Jataka.]]
Dalam kisah Jataka tentang kehidupan Buddha sebelumnya, ada narasi yang berkaitan dengan kelahirannya sebagai Bodhisattva di hutan sebagai Sharabha, rusa berkaki delapan. Kisah ini adalah tentang welas asih rusa yang ditunjukkan kepada Raja yang ingin memburu rusa. Sang Raja, ketika mencoba memburu rusa, jatuh ke tebing dengan kudanya. Rusa bukannya meninggalkan raja karena nasibnya menyelamatkannya. Raja sangat tersentuh oleh belas kasih yang ditunjukkan oleh rusa dan setelah itu mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa berburu adalah kegiatan ilegal di negaranya. <ref>{{Cite web|url=https://www.himalayanart.org/items/50215|title=Shakyamuni Buddha - Jataka (previous lives) (Himalayan Art)|website=www.himalayanart.org|access-date=2020-03-16}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/157675106|title=The Jātaka : or, stories of the Buddha's former births|date=2000|publisher=Asian Educational Services|others=Cowell, Edward B. (Edward Byles), 1826-1903., Chalmers, Robert, Sir, 1858-, Rouse, W. H. D. (William Henry Denham), 1863-1950., Francis, H. T. (Henry Thomas), 1837-1924., Neil, Robert Alexander, 1852-1901.|isbn=81-206-1469-0|location=New Delhi|oclc=157675106}}</ref>