Maluku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sapnor (bicara | kontrib)
Sapnor (bicara | kontrib)
Baris 257:
=== Prasejarah ===
Kepulauan Maluku mulai terbentuk antara 150 hingga satu juta tahun yang lalu, antara zaman [[Mesozoikum|Kehidupan Tengah]] dan [[Pleistosen|zaman Es]]. Kepulauan Maluku tergabung dalam rangkaian [[Paparan Sahul|Dangkalan Sahul]] yang terhubung dengan [[Australia (benua)|Australia]].{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=|pp=5–6}} Kepulauan Maluku pertama kali diduduki sekitar 30.000 tahun yang lalu oleh bangsa [[Austronesia]]-[[Melanesia]] yang terdiri dari [[Orang Negrito|Negrito]] dan Wedda, kemudian dilanjutkan oleh kedatangan bangsa [[Melayu Proto|Melayu Tua]], [[Melayu Deutero|Melayu Muda]], kemudian [[Ras Mongoloid|Mongoloid]], mengingat letak Maluku sebagai daerah lintas perpindahan penduduk Asia Tenggara ke Melanesia dan [[Mikronesia]].{{Sfn|Amal|2016|p=1}}{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=7}} Meskipun demikian, Austronesia-Melanesia dan kebudayaannya tetap menjadi yang terbesar di Maluku.{{Sfn|Amal|2016|p=2}} [[Pulau Seram]] sebagai ''nusa ina'' (pulau ibu) memegang kunci sebagai pusat penyebaran penduduk ke seluruh penjuru Kepulauan Maluku.{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=7}}
[[Berkas:Nekara Heger I Dullah Kei Kecil 2013.jpg|kiri|jmpl|Nekara heger I yang ditemukanpecah di Pulau Dullah, [[Pulau Kei Kecil|Kei Kecil]] pada 2013.]]
Budaya prasejarah Maluku dimulai oleh budaya [[Paleolitikum|Batu Tua]], didukung oleh peninggalan berupa [[kapak genggam]], meskipun manusia pendukung kebudayaan tersebut beserta peninggalan kebudayaan lainnya belum ditemukan. Sementara itu, peninggalan kebudayaan [[Mesolitikum|Batu Tengah]] berupa gua-gua beserta bekas-bekasnya yang dapat ditemukan di Seram dan [[Kepulauan Kei|Kei]].{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=9}} Gua-gua di Maluku memiliki lukisan yang menyerupai lukisan gua [[Pulau Papua|Papua]] yang tidak hanya berupa lukisan telapak tangan layaknya gua-gua di [[Sulawesi]], melainkan juga lukisan kehidupan manusia dan hewan.{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=11}} Kebudayaan dilanjutkan oleh kebudayaan [[Neolitikum|Batu Baru]] dengan budaya bercocok tanam, seiring ditemukannya kapak dan cangkul, yang menjadi dasar perkembangan kebudayaan Maluku hingga saat ini.{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=|pp=9–10}} Selanjutnya, kebudayaan perunggu dan besi meninggalkan [[nekara]], kapak perunggu, gelang, dan patung yang hingga kini dipelihara penduduk setempat sebagai benda pusaka dan lambang kebesaran suku. Sebagian besar nekara yang berada di Maluku merupakan hasil perdagangan dengan [[Indochina|daratan Asia Tenggara]], Tiongkok Selatan, dan [[Tonkin]] sekitar abad pertama masehi.{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=|pp=12–13}} Berbeda dengan daerah lainnya di Asia Tenggara, [[Megalit|Batu Besar]] hanya meninggalkan sedikit peninggalan, yakni [[punden berundak]] dan batu pemali ([[dolmen]]) yang biasanya diletakaan di atas bukit atau di dekat baileo.{{Sfn|Pattikayhatu|1978|p=14}}