Jalur kereta api lintas Madura: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
| gauge = {{RailGauge|1067 mm}}
}}
'''Jalur kereta api lintas Madura''' adalah jalur kereta api yang pernah melayani rute [[Pulau Madura]]. Jalur ini memiliki panjang 225 km<ref>{{nl}} {{Citebook|first=Reitsma|last=Steven Anne|title=Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen|location=Batavia (Jakarta) – Weltevreden|year=1928|url=https://www.worldcat.org/title/korte-geschiedenis-der-nederlandsch-indische-spoor-en-tramwegen/oclc/46312809}}</ref> dan sekarang termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya]]. Dahulu, jalur ini beroperasi di bawah kepemilikan [[Madoera Stoomtram Maatschappij]] (MdrSM) sejak 1897.<ref>{{Citebook|title=Inventaris van het archief van de NV Madoera Stoomtrammaatschappij, (1896) 1897-1973|last=S.M.|first=Dengkeng-Sunito|publisher=Nationaal Archief|year=1988|location=Den Haag|pages=}}</ref> Sejak dibangunnya jalur kereta api lewat Sukolilo tahun 1913, maka dibuatlah Stasiun Kamal di ujung barat Madura dan Stasiun Kalianget di Sumenep merupakan stasiun ujung, sedangkan Stasiun Kwanyar merupakan stasiun cabang untuk menunjang jalur ini.<ref>{{Cite web|url=http://searail.malayanrailways.com/PJKA/Madura%20Tramway/MT.htm|title=Madoera Stoomtram Maatschappij|website=searail.malayanrailways.com|access-date=2018-01-19}}</ref> Selain itu, MdrSM juga melayani transportasi antarmoda lanjutan bersama [[Staatsspoorwegen]], seperti penyeberangan kapal feri Kalianget–Panarukan maupun Kamal–Surabaya untuk menunjang pelayanan kereta api.<ref name="reisgids">Reisgids, p. 204</ref>
Stoomtrammaatschappij, (1896) 1897-1973|last=S.M.|first=Dengkeng-Sunito|publisher=Nationaal Archief|year=1988|isbn=|location=Den Haag|pages=}}</ref> Sejak dibangunnya jalur kereta api lewat Sukolilo tahun 1913, maka dibuatlah Stasiun Kamal di ujung barat Madura dan Stasiun Kalianget di Sumenep merupakan stasiun ujung, sedangkan Stasiun Kwanyar merupakan stasiun cabang untuk menunjang jalur ini.<ref>{{Cite web|url=http://searail.malayanrailways.com/PJKA/Madura%20Tramway/MT.htm|title=Madoera Stoomtram Maatschappij|website=searail.malayanrailways.com|access-date=2018-01-19}}</ref> Selain itu, MdrSM juga melayani transportasi antarmoda lanjutan bersama [[Staatsspoorwegen]], seperti penyeberangan kapal feri Kalianget–Panarukan maupun Kamal–Surabaya untuk menunjang pelayanan kereta api.<ref name="reisgids">Reisgids, p. 204</ref>
 
Dalam ''Buku Jarak'' yang dibuat oleh DKA pada tahun 1950, jalur kereta api ruas Bangkalan–Kwanyar dan Pamekasan–Kalianget tidak tercatat, sementara ruas Kamal–Pamekasan dan Kamal–Bangkalan tercatat.<ref>{{Cite web|url=http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/kaarten/1950-adg/1950-Ned-Afd4-E-Tabellen.pdf|title=Buku Jarak (digitalized version)|last=DKA|first=|date=|website=|publisher=Studiegroep Zuid-West Pacific|access-date=19 Januari 2018}}</ref> Hal ini kemungkinan terjadi karena jalur kereta api ruas Bangkalan–Kwanyar dan Pamekasan–Kalianget mengalami pembongkaran pada masa pendudukan Jepang untuk kepentingan perang.<ref>{{cite web|url=http://irps.or.id/catatan-sejarah-perkeretaapian-indonesia-di-tanah-madura/|title=Catatan Sejarah Perkeretaapian Indonesia di Tanah Madura|publisher=IRPS|accessdate=19 Januari 2018}}</ref> Selanjutnya, Rikuyu Sokyuku membuat jalur percabangan dari Stasiun Telang menuju Stasiun Sukolilobaru agar langsung tersambung ke Pamekasan, karena daerah Batuporon—suatu daerah yang dilalui jalur kereta api lintas Kamal–Sukolilo—merupakan kawasan militer khusus yang dijaga ketat, sehingga jalur kereta api ruas Kamal–Sukolilo–Kwanyar ditutup.<ref>{{cite web|url=http://www.maduracorner.com/bangunan-sejarah-yang-terlupakan/|title=Bangunan Sejarah Yang Terlupakan|publisher=Madura Corner|accessdate=19 Januari 2018}}</ref><ref>{{Citeweb|url=https://portalmadura.com/meniti-jejak-dan-peninggalan-kereta-api-madura-part-1-191903/3|title=Meniti Jejak dan Peninggalan Kereta Api Madura (Part-1)|publisher=Portal Madura|acceasdate=31 Mei 2019}}</ref> Karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur ini pada tahun 1984.