Ahmad Basarah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = [[Doktorandus|DrsDr.]]
|name = Ahmad Basarah
|honorific-suffix = [[Magister|M.H.]]
Baris 58:
Salah satu artikel buah tulisannya yang sempat diterbitkan di satu harian terkemuka dengan tajuk 'Pancasila 1 Juni 1945'. Dalam artikel bernuansa nasionalis ini Ahmad Basarah mengemukakan gagasan bahwa dengan peringatan hari lahirnya [[Pancasila]] tanggal [[1 Juni]] [[1945]] bukan berarti kita akan dapat akan mengganti sila-sila Pancasila sebagaimana yang termaktub dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, yang telah menjadi rumusan sila-sila seperti yang dipidatokan [[Bung Karno]]. Pengakuan Pemerintah dan bangsa Indonesia terhadap [[Hari Lahir Pancasila]] 1 Juni 1945 adalah dalam rangka pelurusan sejarah dan untuk memberikan jiwa bagi Pancasila karena bangsa Indonesia saat ini telah kehilangan makna substansialnya. Atas dasar pemikiran itu, alumnus FISIP Untag Jakarta ini berpendapat bahwa pemerintah sudah seharusnya melembagakan peringatan hari lahir Pancasila tanggal 1 Juni setiap tahunnya melalui sebuah Keputusan Presiden yang menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila untuk melengkapi Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008 yang menetapkan tanggal 18 Agustus 1945 sebagai Hari Konstitusi.
 
== Perjalanan Karir Politik ==
Pada bulan November 2011 politisi muda sekaligus Wakil Sekjen PDI-P ini menyatakan dukungannya terhadap pencalonan mantan Wali kota [[Surabaya]] yang pernah memimpin selama dua periode, dan yang pada periode ini jadi menjadi wakil wali kota, [[Bambang Dwi Hartono]], untuk maju sebagai kandidat balon Gubernur DKI Jakarta pada pilkada 2012 mendatang. Achmad Basarah berpendapat bahwa Bambang D.H. memiliki karakter dan ideologi nasional yang kuat. Mengingat penduduk DKI Jakarta yang sangat beragam dalam etnis dan budaya, maka mantan Ketua Umum [[GMNI]], yang kini menjabat Ketua Alumni GMNI ini memandang bahwa Jakarta membutuhkan pemimpin yang kredibilitasnya sudah terbukti di mata publik.