Deklarasi Balfour: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 66:
Terhitung sampai tahun 1916, sudah empat abad lamanya Palestina [[Perang Utsmaniyah-Mamluk (1516–1517)|menjadi bagian dari Kekaisaran Turki Osmanli]].{{sfn|Cleveland|Bunton|2016|p=38}} Nyaris sepanjang kurun waktu empat abad tersebut, orang Yahudi menjadi kaum minoritas di Palestina, yakni sekitar 3% saja dari keseluruhan populasi. Umat Islam merupakan bagian terbesar dari populasi Palestina, disusul oleh umat Kristen.{{sfn|Quigley|1990|p=10}}{{sfn|Friedman|1973|p=282}}<ref>{{harvnb|Della Pergola|2001|p=5}} dan {{harvnb|Bachi|1974|p=5}}</ref>{{efn|group=lower-roman|Yonathan Mendel mengemukakan dalam tulisannya sebagai berikut: Persentase orang Yahudi di Palestina sebelum kebangkitan Sionisme dan gelombang-gelombang [[aliyah]] tidak dapat dipastikan angkanya, tetapi mungkin sekali berkisar antara 2 sampai 5 persen. Menurut catatan-catatan Kekaisaran Turki Osmanli, pada tahun 1878, jumlah keseluruhan penduduk di kawasan yang kini menjadi wilayah Israel/Palestina berjumlah 462.465 jiwa pada tahun 1878. Jumlah keseluruhan ini terdiri atas 403.795 jiwa (87%) umat Islam, 43.659 jiwa (10%) umat Kristen, dan 15.011 jiwa (3%) umat Yahudi (dikutip dalam Alan Dowty, Israel/Palestine, Cambridge: Polity, 2008, hlm. 13). Baca juga Mark Tessler, A History of the Israeli–Palestinian Conflict (Bloomington, IN: Indiana University Press, 1994), hlmn. 43 dan 124.{{sfn|Mendel|2014|p=188}}}}
 
Pemerintah Turki Osmanli di [[Istambul]] mulai memberlakukan pembatasan-pembatasan terhadap imigrasi orang Yahudi ke Palestina menjelang akhir tahun 1882 setelah menyaksikan gelombang [[Aliyah Pertama|Aliyah Perdana]] yang berawal pada permulaan tahun itu.{{sfn|Friedman|1997|pp=39–40}} Meskipun imigrasi orang Yahudi sedikit banyak menimbulkan ketegangan dengan populasi lokal Palestina, terutama dengan golongan saudagar dan [[Ayan Utsmaniyah|pemuka masyarakat]], pada tahun 1901, [[Gerbang Agung]] (pemerintah pusat Turki Osmanli) memberi orang Yahudi hak yang sama dengan orang Arab untuk membeli tanah di Palestina, dan persentase orang Yahudi dari jumlah populasi Palestina pun meningkat menjadi 7% pada tahun 1914.{{sfn|Tessler|2009|p=144}}<!-- AtPada thewaktu sameyang timesama, withdengan growingmeningkatnya distrustrasa oftidak thepercaya terhadap [[YoungTurki TurksMuda|Kaum Muda Turki]] – Turkishkaum nasionalis nationalistsTurki whoyang hadtelah [[YoungRevolusi TurkTurki RevolutionMuda|takenmerebut controltampuk ofpemerintahan theKekaisaran EmpireTurki Osmanli]] inpada tahun 1908 – and thedan [[Second Aliyah Kedua]], gerakan [[Arabnasionalisme nationalismArab]] andserta [[Palestiniannasionalisme nationalismPalestina]] wassemakin on the risebertumbuh, and indan Palestinesemangat anti-ZionismSionisme wasmenjadi aciri unifyingpemersatu characteristicdi Palestina.{{sfn|Tessler|2009|p=144}}{{sfn|Neff|1995|pp=159–164}}<!-- Historians do not know whether these strengthening forces would still have ultimately resulted in conflict in the absence of the Balfour Declaration.{{efn|group=lower-roman|Schneer noted that: "The Balfour Declaration was not, in and of itself, the source of trouble in a land that previously had been more or less at peace, but nor was it a mere signpost on a road heading undivertibly toward a cliff. No one can say what the course of events in Palestine might have been without it. What did come was the product of forces and factors entirely unforeseen."{{sfn|Schneer|2010|p=14}}}}-->
 
=== Perang Dunia I ===