Zainuddin MZ: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.125.231.186 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
 
== Masa kecil ==
Terlahir dengan nama Zainudin Hamidi, kiai kelahiran Jakarta, 2 Maret 1952 ini lebih tersohor dengan sebutan Zainudin M.Z. Huruf M dan Z pada nama belakangnya diambil dari nama ayahnya Turmudzi.<ref name=tagar>https://www.tagar.id/zainudin-mz-mengenang-delapan-tahun-dai-sejuta-umat</ref>
Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga [[Betawi]] asli. Sejak kecil memang sudah tampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk [[Madrasah Tsanawiyah]] hingga tamat [[Madrasah Aliyah]] di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
 
Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga [[Betawi]] asli. Sejak umur dua tahun, Zainudin sudah ditinggal sang ayah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Udin kecil sering membantu sang ibu, Zainabun, untuk berjualan nasi uduk.<ref name=tagar/>
 
Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga [[Betawi]] asli. Sejak kecil memang sudah tampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk [[Madrasah Tsanawiyah]] hingga tamat [[Madrasah Aliyah]] di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampilCipete, iaJakarta memukau teman-temannyaSelatan. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
 
Selama enam tahun Zainudin mengenyam pendidikan di bawah asuhan K.H. [[Idham Chalid]], ulama kharismatik asal Kalimantan, sekaligus politisi ulung yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR pada periode 1971-1977.<ref name=tagar/>
 
Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
 
== Karier ==