KRI Dewaruci: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M Fery Fadli (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M Fery Fadli (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
 
=== KRI Dewaruci, Kapal Latih Taruna AAL ===
Gagasan Kapten Pelaut [[A.F.H. Rosenow]] tersebut kemudian disampaikan kepada [[Kepala Staf Angkatan Laut]] (KSAL) Kolonel [[R. Soebijakto]]. KSAL kemudian menindaklanjuti gagasan itu dengan menunjuk Kapten Rosenow bersama Kapten[[R.M. Oentoro Koesmardjo]] untuk menjajaki rencana pembelian kapal latih ke Jerman Barat. Kedua perwira tersebut kemudian menemukan kapal yang cocok yaitu sebuah kapal layar tipe [[Barquentine]] dengan kondisi belum selesai dibangun di galangan kapal milik [[Heinrich Christoph Stülcken]] , yaitu [[H.C. Stülcken & Sohn]] , Hamburg. Kapal hasil rancangan [[Adrian Braun]] tersebut sesungguhnya telah dibangun sejak tahun 1932 namun terhenti karena meletusnya Perang Dunia Kedua di Eropa (1939 - 1945). Sebelumnya, galangan kapal ini juga telah meluncurkan dua kapal dari tipe yang sama. Karena kapal tipe Barquentine ini diperuntukkan sebagai kapal latih, maka memerlukan beberapa modifikasi sehingga mampu berlayar pada kemiringan 45 derajat. Proses penyempurnaan kapal diawasi langsung oleh Kapten A.F.H. Rosenow. Setelah kapal selesai dibangun, dilakukan serangkaian pelayaran uji coba di sekitar Laut Utara hingga Semenanjung Skandinavia hingga dinyatakan layak berlayar. Kapal kemudian diseberangkan langsung dari Jerman Barat ke Indonesia pada tanggal 24 Januari 1953. Sebagai komandan kapal adalah Kapten Rosenow dan personel pengawaknya direkrut dari ALRI. Hal paling menarik dalam pelayaran perdana tersebut adalah kesertaan para kadet Institut Angkatan Laut (IAL) yang sebelumnya diterbangkan ke Jerman Barat.<ref>KRI Dewaruci, Kapal Latih Pertama, ''"Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman"'', NO. 1 Edisi Hinstori Pendidikan AL - 1 Januari - Maret 2015, hlm. 12-15.</ref>
 
Selanjutnya kapal layar tiang tinggi ini diserahkan secara resmi kepada ALRI pada tanggal 2 Oktober 1953. Saat upacara serah terima, pihak Jerman Barat diwakili oleh Kapten Otto von Hattendorf dan dari ALRI diwakili Asisten Personel KSAL (Aspers KSAL) Mayor Pelaut Imam Sutopo. Selanjutnya, kapal ini dinamakan RI Dewa Rutji dan termasuk dalam Satuan Kapal Bantu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor MP/H1254 tanggal 11 Januari 1954. Seiring dengan dinamika yang berlangsung, [[ALRI]] berubah nama menjadi [[TNI Angkatan Laut]] (TNI AL) dan penamaan kapal perang pun turut berubah dari RI menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berlaku sejak tahun 1971. Perubahan nama juga berlaku pada kapal latih tiang tinggi AAL ini, yaitu menjadi KRI Dewaruci. Salah satu keunikannya, KRI Dewaruci tidak memiliki nomor lambung sebagaimana halnya kapal perang lainnya.