Trubusan (silvikultur): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 4:
[[Berkas:Woodland Management at Oxford Island 1 - geograph.org.uk - 748622.jpg|jmpl|220px|Sistem trubusan pohon [[dedalu]] di [[Inggris]] ]]
[[Berkas:Coppice stool.jpg|jmpl|220px|Tunggak sebelum terubusan muncul]]
'''Trubusan'''<ref name=dephut>Departemen Kehutanan RI. (2009). Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :P.11/Menhut-II/2009 tentang "SISTEM SILVIKULTUR DALAM AREAL IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI". [http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2009/bn24-2009.pdf ''Berita Negara'' no. '''24''' tahun 2009].</ref> atau '''terubusan''' adalah teknik, dan juga [[sistem silvikultur]], yang digunakan di bidang [[kehutanan]] untuk menghasilkan [[pohon]] baru melalui pemeliharaan tunas yang muncul pada tunggak. Asal katanya adalah "terubus" yang berarti ber[[tunas]] atau tumbuh tunas,<ref>KBBI Daring: [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/terubus ''terubus'']. Diakses pada 06/II/2020</ref> dari [[bahasa Jawa]]: ''trubus'' yang artinya bersemi.<ref>{{aut|Utomo, M.H., E. Apisari, & U. Farida}} (Eds.) (2017). ''Kamus Bahasa Jawa Tegal—Indonesia'' (edisi kedua). Semarang: Balai Bahasa Jawa Tengah, 2017. viii + 286 hlm. ISBN 978-602-5057-36-6</ref>{{rp|263}} Terubusan juga berarti tunasan atau [[cabang]] yang muncul dari suatu batang pohon atau [[perdu]] yang terpotong. Sistem [[silvikultur]] '''trubusan''' (penerubusan) dikenal sebagai ''coppice system'' atau ''coppicing'' di negara-negara Barat; dan tegakan hutannya disebut ''coppice'' ([[bahasa Inggris|Ingg.]]).<ref name=eu/><ref name=bcf>British Columbia Forestry: [https://www.for.gov.bc.ca/hfd/pubs/SSIntroworkbook/evenage.htm Even-aged sylvicultural system], section "Coppice system". Diakses pada 06/II/2020</ref><ref name=short>{{aut|Short, I. & J. Campion}}. (2014). "Coppice–with–standards: An old silvicultural system with new potential?" ''Forestry & Energy'' Vol. '''4'''(1):42-44 (Spring/Summer 2014) ([https://www.researchgate.net/publication/280646180_Coppice-with-standards_An_old_silvicultural_system_with_new_potential pada ResearchGate]) </ref>
 
== Silvikultur ==
Sistem permudaan dengan trubusan adalah serangkaian teknik atau cara untuk memperbarui [[hutan]], melalui penebangan pohon dan menyisakan tunggak (''stump'') yang pendek, untuk merangsang munculnya tunas pada tunggak sebagai upaya regenerasi berikutnya.<ref name=was>{{aut|Adinugraha, H.A. & Mahfudz}}. (2014). "Pengembangan teknik perbanyakan vegetatif tanaman jati pada hutan rakyat". ''Jurnal WASIAN'' Vol.'''1'''(1):39-44</ref> Dalam sistem ini regenerasi pohon dilakukan secara vegetatif; yakni, bergantung kepada jenis pohonnya, mengandalkan tunas pada tunggak atau dengan memanfaatkan tunas adventif dari perakaran sebagai sumber tanaman baru.<ref name=bcf/><ref name=eu>{{aut| Nicolescu, V.-N., Carvalho, J., Hochbichler, E., Bruckman, V., Piqué-Nicolau, M., Hernea, C., Viana, H., Štochlová, P., Ertekin, M., Tijardovic, M., Dubravac, T., Vandekerkhove, K., Kofman, P.D., Rossney, D., Unrau, A.}} (2017). [https://www.eurocoppice.uni-freiburg.de/intern/pdf/deliverables/silviculture-guidelines "Silvicultural guidelines for European coppice forests"]. ''COST Action FP1301 Reports''. Freiburg, Germany: Albert Ludwig University of Freiburg.</ref> Dalam satu bidang, penebangan biasanya dilakukan serentak, dan dengan cara [[tebang habis]], sehingga di masa berikutnya akan diperoleh tegakan yang berumur seragam.<ref name=short/><ref name=bcf/>
 
Dari satu tunggak pohon, umumnya akan muncul beberapa tunas, yang masing-masing akan tumbuh sebagai batang pohon yang baru. Bergantung kepada tujuan akhir produksi kayunya (atau produk lainnya), maka hanya satu atau beberapa batang yang terbaik yang akan dipelihara dari setiap tunggaknya. Tunasan-tunasan yang lain akan dipotong atau dibuang, untuk memberi kesempatan kepada batang yang dipertahankan untuk tumbuh besar dengan kualitas kayu yang bagus. Teknik ini disebut penunggalan (''singling'').<ref>{{aut|Pramono, A.A., I. Heriansyah, N. Widyani, M.A. Fauzi, G.E Sabastian, A.G. Ahmad}}. (t.t.). [http://old.worldagroforestry.org/downloads/Publications/PDFS/PO09174.PDF "Penunggalan (''Singling'') Jati"]. ''Proyek Pengembangan Hutan Jati Rakyat ACIAR'' (leaflet). World Agroforestry Center & Winrock International</ref>
 
Sistem trubusan ini di Indonesia digolongkan sebagai bagian dari sistem silvikultur THPA ([[Tebang Habis Permudaan Alam]]).<ref name=dephut/> Meskipun demikian, di lingkungan petani [[hutan rakyat]] di [[Jawa]], teknik trubusan ini sering pula diterapkan tanpa perlakuan tebang habis. Petani kecil terutama, setiap kalinya biasanya hanya menebang beberapa pohon yang dipilih sesuai dengan kebutuhannya, dari banyak pohon yang terdapat di lahan miliknya.<ref>{{aut|Pramono, A.A., M.A. Fauzi, N. Widyani, I. Heriansyah, J.M. Roshetko}}. (2010). [http://www.cifor.org/publications/pdf_files/Books/BCIFOR1001.pdf ''Pengelolaan hutan jati rakyat: panduan lapangan untuk petani'']. Bogor: Center for International Forestry Research. ISBN 978-602-8693-19-6</ref>{{rp|50,}}<ref>{{aut|Purwanta, S., P. Sumantoro, H.D. Setyaningrum, C. Saparinto}}. (2015). [https://books.google.co.id/books?id=8qTSCgAAQBAJ&pg=PA163#v=onepage&q&f=false ''Budi Daya & Bisnis Kayu Jati'']. Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 978-979-002-633-3</ref>{{rp|163}}
 
Sistem trubusan hanya diberlakukan bagi jenis-jenis pohon berdaun lebar tertentu; dan tidak bisa diterapkan untuk tegakan pohon-pohon [[konifer]].<ref name=uk>UK Forest Research: [https://www.forestresearch.gov.uk/tools-and-resources/biomass-energy-resources/fuel/woodfuel-production-and-supply/woodfuel-production/forestry-for-woodfuel-and-timber/silviculture/silvicultural-systems/coppice-systems/ ''Coppice systems'']. Diakses pada 06/II/2020</ref>
 
== Keuntungan ==
Dengan sistem trubusan, daur tebangan dapat diperpendek.<ref name=eu/><ref name=was/> Anakan pohon (tunas) lebih cepat tumbuh dalam sistem trubusan, karena perakaran pohonnya telah berkembang dengan baik.<ref name=nawir>{{aut|Maryudi, A., & Ani A. Nawir}}. (2017). [https://books.google.co.id/books?id=KYVUDwAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false ''Hutan rakyat di simpang jalan'']. Jogyakarta: UGM Press. xiv + 306 hlm. ISBN 978-602-386-258-0</ref>{{rp|116}} Daur (rotasi) dalam sistem trubusan di [[Eropa]] berkisar antara 5-30 tahun;<ref name=eu/> sementara di [[Inggris]] antara 12-20 tahun, dan untuk rotasi pendek 3 tahun.<ref name=uk/>
 
Karena tidak perlu menanam individu baru, biaya pembuatan tegakannya pun dapat ditekan;<ref name=was/> bahkan dianggap sebagai yang paling murah biayanya.<ref name=nawir/>{{rp|116}} Meskipun demikian, setelah beberapa daur biasanya tegakan perlu diperbarui; dibongkar dan ditanami kembali dengan bibit pohon yang baru.<ref name=eu/>
 
Sistem trubusan terutama dipakai untuk menghasilkan kayu-kayu berdaur pendek, kayu berdiameter kecil, [[kayu bakar]], atau [[hasil hutan bukan kayu]] (HHBK).<ref name=eu/>