Tuhan Bapa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Christofer33 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menolak 6 perubahan teks terakhir (oleh 114.4.222.105, LaninBot, 114.124.233.48, Berezbot dan Christofer33) dan mengembalikan revisi 14170956 oleh Veracious
Baris 1:
{{noref}}
Dalam banyak agama, '''[[Allah]]''' yang Mahatinggi diberi gelar '''''[[Bapa]]'''''. Dalam berbagai bentuk [[politeisme]], tuhan yang tertinggi dipahami sebagai "bapa dari semua dewa/dewi dan manusia". Dalam agama [[Israel]] dan [[Yudaisme]] modern, [[Tetragrammaton|YHWH]] disebut Bapa karena Ia adalah Pencipta, Pemberi hukum, dan Pelindung. Demikian pula di dalam Kekristenan, Allah disebut BAPABapa dengan alasan yang sama, tetapi terutama sekali karena misteri dari hubungan BAPABapa-ANAKAnak yang diungkapkan oleh TUHANYesus YESUS KRISTUS dan YESUS ialah Allah dan Firman itu sendiri di Alkitab Perjanjian Lama [[zefanya 3:17]] Allah sendiri ada di antara kita dan Dia akan bangkit untuk kita [[zafanya 3:8]] menebus dan menghapus hukuman yang jatuh di atas kita [[zefanya 3:15]] Alkitab Perjanjian LamaKristus. Pada umumnya, nama ''BAPABapa'' yang diberikan kepada TUHANTuhan menunjukkan bahwa Ia adalah asal usul dari segala sesuatu yang tunduk kepada-Nya dan Dia adalah Firman Allah. Dialah Kewibawaan Yangyang Tertinggitertinggi dan TUHAN Yangyang Mahakuasa, Patriarkh, Penebus dan Pelindung.
 
== Allah Bapa dalam agama-agama politeistik ==
Baris 11:
 
=== Konsep Allah Bapa di dalam agama Islam ===
[[Islam]] tidak memandang Allah dalam peran seperti itu. Atribusi seperti itu tidak diterima oleh alAl qurQur'an. "Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa ollohAllah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-nyaNya." (Surah 5:18)Tentu saja jelas, bahwa allahAllah [[Islam]] berbeda dengan Allah [[Kristen]]
 
Di dalam alquranAl Quran surah alAl-qasasQasas, 28:88, dinyatakan bahwabahawa "Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) allahAllah, Tuhantuhan apa pun. Tidak ada tuhanTuhan melainkan diaDia (ollohAllah). Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali ollohAllah. BaginyalahBagiNyalah segala penentuan, dan hanya kepadanyalahkepadaNyalah kamu dikembalikan"
 
Konsep "monoteisme" di dalam ajaran agama Islam ialah Tuhan yang lebih dikenali dengan nama ollohAllah adalah tunggal dan tidak boleh dikaitkan dengan istilah seperti Allah Bapa, Allah Putera atau Ruhul Kudus. Di dalam Islam, Ruhul Kudus merujuk kepada malaikat jibrilJibril dan bukan merujuk kepada konsep [[Tritunggal]]. Untuk mengetahui kepercayaan orang Islam kepada allahAllah, lihat [[tauhidTauhid]].
 
Dan, penggunaan frasa campuran Arab-Indonesia "Allah Bapa" atau "Allah Putera" tidak diterima dalam Islam. Dua frasa itu dalam bahasa Indonesia adalah "Tuhan Bapa" dan "Tuhan Putera". Kata Tuhan dalam bahasa Arab yang lebih tepat adalah Ilah,sehingga kedua farase tersebut dalam frasa campuran Arab-Indonesianya, adalah "Ilah Bapa" dan "Ilah Putera", karena Allah bukanlah nama jenis tetapi nama diri, sedangkan nama jenisnya adalah Ilah (ihat kembali uraian di muka). Dalam Bahasa Jawa dan Sunda, frasa yang sepadan dengan pengertian yang persis adalah "Gusti Allah" dengan lidah lokal pengucapannya menjadi "Gustialah" dengan kata Gusti yang bermakna Tuhan. Jika dalam Kekristenan digunakan pengertian yang demikian yakni "Tuhan Bapa" atau "Ilah Bapa" bukannya "Allah Bapa", maka pengertian Tuhan yang merujuk pada Allah akan sama dengan pengertian dalam kepercayaan Yahudi dan Islam, walau dalam sifat-sifat yang sedikit berbeda.
Baris 26:
Dalam [[Kekristenan]], Allah disebut "Bapa" dalam pengertian yang tidak pernah dikenal sebelumnya, selain sebagai Pencipta dan Pemelihara ciptaan, dan Pelindung bagi anak-anak-Nya, umat-Nya. Bapa dikatakan mempunyai hubungan yang kekal dengan Anak Tunggal-Nya, [[Yesus]]. Hal ini menunjukkan bahwa, [[Kristus]] adalah Anak [[Allah]] yang lahir dari Dia. Hal ini menyiratkan suatu hubungan yang eksklusif dan akrab yang menjadi hakikat-Nya yang khas: "...tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya" ([[Matius]] 11:27). Dalam teologi Kristen, ini adalah ungkapan dari pengertian tentang Bapa yang menjadi hakikat sifat Allah, suatu hubungan yang kekal. Bentuk dominan dari teologi ini menyatakan bahwa hubungan ini merupakan [[misteri]] Kristen yang disebut [[Tritunggal]].
 
Roma 8 : 14 - 17, "Semua orang, yang dipimpin oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah."
Dari penggalan surat Paulus kepada jemaat di Roma tsb, bahwa yang disebut anak Allah bukanlah semua orang, melainkan orang yang dipimpin Roh Allah. Jadi orang yang disebut 'anak Allah', memperoleh status itu semata-mata karena kasih karunia Allah kepadanya, bukan karena usaha atau kebaikan orang itu, melainkan hanya anugrah semata.Dia juga disebut Bapa, karena Dia adalah sumber dan pemelihara dari orang [[Kristen]].