Tuhan Bapa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Christofer33 (bicara | kontrib)
Perbaikan Kesalahan Pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Christofer33 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 11:
 
=== Konsep Allah Bapa di dalam agama Islam ===
[[Islam]] tidak memandang Allah dalam peran seperti itu. Atribusi seperti itu tidak diterima oleh Alal Qurqur'an. "Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allaholloh menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nyanya." (Surah 5:18)Tentu saja jelas, bahwa Allahallah [[Islam]] berbeda dengan Allah [[Kristen]]
 
Di dalam Al Quranalquran surah Alal-Qasasqasas, 28:88, dinyatakan bahawabahwa "Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allahallah, tuhanTuhan apa pun. Tidak ada Tuhantuhan melainkan Diadia (Allaholloh). Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allaholloh. BagiNyalahBaginyalah segala penentuan, dan hanya kepadaNyalahkepadanyalah kamu dikembalikan"
 
Konsep "monoteisme" di dalam ajaran agama Islam ialah Tuhan yang lebih dikenali dengan nama Allaholloh adalah tunggal dan tidak boleh dikaitkan dengan istilah seperti Allah Bapa, Allah Putera atau Ruhul Kudus. Di dalam Islam, Ruhul Kudus merujuk kepada malaikat Jibriljibril dan bukan merujuk kepada konsep [[Tritunggal]]. Untuk mengetahui kepercayaan orang Islam kepada Allahallah, lihat [[Tauhidtauhid]].
 
Dan, penggunaan frasa campuran Arab-Indonesia "Allah Bapa" atau "Allah Putera" tidak diterima dalam Islam. Dua frasa itu dalam bahasa Indonesia adalah "Tuhan Bapa" dan "Tuhan Putera". Kata Tuhan dalam bahasa Arab yang lebih tepat adalah Ilah,sehingga kedua farase tersebut dalam frasa campuran Arab-Indonesianya, adalah "Ilah Bapa" dan "Ilah Putera", karena Allah bukanlah nama jenis tetapi nama diri, sedangkan nama jenisnya adalah Ilah (ihat kembali uraian di muka). Dalam Bahasa Jawa dan Sunda, frasa yang sepadan dengan pengertian yang persis adalah "Gusti Allah" dengan lidah lokal pengucapannya menjadi "Gustialah" dengan kata Gusti yang bermakna Tuhan. Jika dalam Kekristenan digunakan pengertian yang demikian yakni "Tuhan Bapa" atau "Ilah Bapa" bukannya "Allah Bapa", maka pengertian Tuhan yang merujuk pada Allah akan sama dengan pengertian dalam kepercayaan Yahudi dan Islam, walau dalam sifat-sifat yang sedikit berbeda.