Penyakit Jembrana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Menambahkan tabel
RianHS (bicara | kontrib)
→‎Distribusi penyakit: Menghapus teks karena sudah dijelaskan melalui tabel
Baris 33:
== Distribusi penyakit ==
[[Berkas:Location Jembrana Regency.png|jmpl|kiri|250px|Lokasi Kabupaten Jembrana, tempat penyakit ini pertama kali muncul.]]
=== Sejarah ===
Dua peristiwa besar terjadi di Bali sebelum munculnya wabah penyakit jembrana. Peristiwa pertama adalah vaksinasi masal terhadap [[penyakit mulut dan kuku]] pada tahun 1963. Vaksinasi tersebut menyebabkan reaksi pascavaksin yang berat sehingga sejumlah sapi bali milik peternak ambruk.{{sfn|Soeharsono|Temadja|1997|p=3}} Pemberian vaksin yang diproduksi di [[Surabaya]] dihentikan, lalu dilanjutkan dengan vaksin yang diproduksi di [[Inggris]].{{sfn|Soeharsono|Temadja|1997|p=3}} Peristiwa kedua adalah meletusnya [[Gunung Agung]] pada 1963—1964 yang menyebabkan lebih dari 1.000 penduduk meninggal dunia. Abu dari letusan gunung menutupi lingkungan, termasuk rumput, sehingga petani perlu mencuci rumput tersebut sebelum diberikan sebagai pakan sapi. Kejadian ini berlangsung selama beberapa pekan sehingga sapi menjadi stres. Walaupun demikian, tidak diketahui apakah ada hubungan tidak langsung antara letusan Gunung Agung dengan munculnya wabah penyakit jembrana.{{sfn|Soeharsono|Temadja|1997|p=3}}
 
Baris 41 ⟶ 42:
Berbagai tim—baik terdiri dari ilmuwan dalam negeri dan luar negeri—dibentuk untuk mengidentifikasi agen penyebab penyakit ini. ''[[Rickettsia]]'' sempat diduga merupakan penyebab penyakit jembrana hingga akhirnya tim yang dibentuk pada tahun 1989—1992 menyimpulkan bahwa agen penyebab penyakit jembrana adalah virus yang termasuk dalam keluarga [[Retroviridae]], genus [[Lentivirus]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=3}}
 
=== Perkembangan selanjutnya ===
Wabah penyakit jembrana kemudian terjadi di [[Sumatra Barat]] (tahun 1992), [[Kalimantan Selatan]] (1993), dan [[Bengkulu]] (1995).{{sfn|Dirkeswan|2014|p=51}}{{sfn|Soeharsono|Temadja|1997|p=4}} Dalam periode 1978—1988, penyakit jembrana bersifat endemik di Bali, kecuali di [[Pulau Nusa Penida]], Pulau [[Nusa Lembongan|Lembongan]], dan Pulau [[Nusa Ceningan|Ceningan]] yang masih belum melaporkan temuan kasus.{{sfn|Dirkeswan|2015|p=13}} Pada tahun 2013 terjadi wabah penyakit jembrana di beberapa kabupaten/kota di Provinsi [[Riau]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=13}} Menurut [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia]], penyakit jembrana telah dilaporkan di 10 provinsi, yaitu Bali, Lampung, Sumatra Barat, [[Jambi]], Riau, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, [[Kalimantan Timur]], dan [[Kalimantan Utara]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=13}}
 
Baris 60 ⟶ 62:
||Jumlah|398|458|4.797
}}</div>
Sepanjang tahun 2016, kasus penyakit jembrana berdasarkan hasil uji laboratorium dilaporkan di Provinsi Riau (257 kasus), Jambi (51), Sumatra Barat (49), Kepulauan Riau (33), dan Lampung (8).{{sfn|Dirkeswan|2018|p=35}} Pada tahun 2017, sebanyak 458 kasus dilaporkan yang berasal dari Provinsi Jambi (266 kasus), Riau (134), Kalimantan Selatan (29), Bengkulu (26), dan Kalimantan Timur (3).{{sfn|Dirkeswan|2018|p=36}} Pada tahun 2018, tercatat 4.797 kasus dari 535 kejadian penyakit jembrana yang terjadi di Provinsi Bengkulu (2.492 kasus), Sumatra Barat (1.087), Sumatra Selatan (484), Kalimantan Timur (229), Jambi (212), Lampung (124), Riau (117), Kalimantan Tengah (45), Kepulauan Bangka Belitung (5), Kalimantan Selatan (1), dan Kepulauan Riau (1).{{sfn|Dirkeswan|2019|p=33}}
 
== Cara penularan ==