Penyakit Jembrana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
|name = Penyakit jembrana
|synonym =
|image = Sapi peliharaan (18).JPG
|image_size =
|alt =
|caption = [[Sapi bali]] merupakan hewan yang rentan terhadap penyakit jembrana
|pronounce =
|specialty = [[Penyakit menular|Penyakit infeksius]]
Baris 39:
Tanda klinis lain yang terlihat yaitu bercak darah pada kulit (keringat darah atau hemohidrosis) di daerah punggung, paha bagian dalam, perut, kaki, dan [[skrotum]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=14}}{{sfn|Dirkeswan|2014|p=52}} Keringat darah ini terjadi akibat gigitan serangga dan tidak teramati pada infeksi buatan karena hewan ditempatkan pada kandang bebas serangga.{{sfn|Dirkeswan|2014|p=52}} Erosi membran mukosa dapat terjadi di [[vagina]] dan di bagian mulut seperti lidah, bibir bawah, dan gusi yang akan mengakibatkan peningkatan [[air liur]] (hipersalivasi).{{sfn|Dirkeswan|2014|p=52}} Membran mukosa mulut, mata, dan alat kelamin juga bisa menjadi pucat. {{sfn|Dirkeswan|2015|p=14}} Hewan yang [[kehamilan|bunting]] dapat mengalami [[gugur kandungan|keguguran]] yang terjadi pada semua masa kebuntingan.{{sfn|Dirkeswan|2014|p=52}}
== Diagnosis ==
[[Diagnosis banding]] untuk penyakit jembrana di antaranya [[demam kataral malignan]] (MCF), [[penyakit sampar sapi]] (''rinderpest''), [[diare ganas sapi]] dan [[penyakit mukosal]] (BVD-MD), [[penyakit mulut dan kuku]] (PMK), [[demam tiga hari]] (BEF), serta [[septisemia epizotik]] dan [[penyakit surra]].{{sfn|Dirkeswan|2014|p=58}} Penegakan diagnosis penyakit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemeriksaan tanda klinis dan patologis, serta pengujian laboratorium.
 
=== Pemeriksaan klinis dan patologis ===
Penegakan diagnosis sementara di lapangan dapat dilakukan dengan melihat tanda klinis seperti demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan diare berdarah.{{sfn|Dirkeswan|2015|p=21}} Apabila sapi telah mati, [[otopsi|pemeriksaan bedah bangkai]] dapat dilakukan untuk melihat perubahan patologis berupa perdarahan pada seluruh organ, terutama pada organ limfoid atau jaringan limfoid, serta pembengkakan [[limpa]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=21}}
 
=== Pengujian laboratorium ===
Spesimen yang dapat diambil untuk pengujian laboratorium yaitu [[serum darah|serum]] untuk uji serologi, serta [[darah]] dengan [[antikoagulan]] atau spesimen limpa segar dingin untuk uji [[reaksi berantai polimerase]] (PCR).{{sfn|Dirkeswan|2015|p=21}} Untuk pemeriksaan [[histopatologi]], spesimennya dapat berupa limpa, kelenjar getah bening, [[hati]], [[ginjal]], [[otak]], [[paru-paru]], dan [[kelenjar adrenal]] yang diawetkan dengan [[formalin]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=21}} Uji serologi dapat berupa [[ELISA]] untuk mendeteksi [[antibodi]] dan [[blot Western]].{{sfn|Dirkeswan|2015|p=21}}
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|30em}}