Oemar Said Tjokroaminoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tanggal lahir salah.
Menambah referensi
Baris 18:
== Kehidupan pribadi ==
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati [[Ponorogo]].
 
 
Setelah lulus dari sekolah rendah, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah pamong praja di Magelang. Setelah lulus, ia bekerja sebagai juru tulis patih di Ngawi. Tiga tahun kemudian, ia berhenti. Tjokromaninoto pindah dan menetap di Surabaya pada 1906. Di Surabaya, ia bekerja sebagai juru tulis di firma Inggris Kooy & Co dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan ''Burgerlijk Avondschool'', jurusan Teknik Mesin.<ref>{{Cite journal|last=Achdian|first=Andi|date=2017-08-28|title=Sarekat Islam sebagai Kelanjutan Boedi Oetomo|url=http://jurnal.masyarakatsejarawan.or.id/index.php/js/article/view/51|journal=Jurnal Sejarah|language=id|volume=1|issue=1|pages=30–51|doi=10.26639/js.v1i1.51|issn=2581-2394}}</ref>
 
Bergelar ''De Ongekroonde van Java'' atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota" oleh Belanda, Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di [[indonesia]] dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di [[Indonesia]]. Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam [[ideologi]] bangsa Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya, yaitu [[Semaoen]], [[Alimin]], [[Muso]], [[Soekarno]], [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]], bahkan [[Tan Malaka]] pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada [[Belanda]]. Setelah ia meninggal, lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum [[sosialis]]/[[komunis]] yang dianut oleh [[Semaoen]], [[Muso]], [[Alimin]]. [[Soekarno]] yang [[nasionalis]], dan [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] yang [[Islam]] merangkap sebagai sekretaris pribadi. Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan [[politik]] pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi [[Peristiwa Madiun 1948|Pemberontakan Madiun 1948]] yang dilakukan [[Partai Komunis Indonesia]] karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin [[Muso]]. Dengan terpaksa Presiden Soekarno mengirimkan pasukan elite [[TNI]] yakni [[Divisi Siliwangi]] yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab Soekarno kepada Muso, pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober 1948. dilanjutkan oleh [[Negara Islam Indonesia]](NII) yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh Soekarno kepada kawannya [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] pada 12 September 1962. Pada bulan Mei [[1912]], HOS Tjokroaminoto mendirikan [[organisasi]] [[Sarekat Islam]] yang sebelumnya dikenal [[Serikat Dagang Islam]] dan terpilih menjadi ketua.