Suku Paser: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 18:
'''Suku Paser''' adalah suku bangsa yang tanah asalnya berada di sepanjang [[tenggara]] Pulau Kalimantan/Borneo serta di bagian Selatan dari Provinsi [[Kalimantan Timur]] Sekarang ini Suku bangsa Paser mendiami di beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur maupun Provinsi Kalimantan Selatan yakni di [[Kabupaten Paser]], [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], dan [[Kota Balikpapan]],Samboja yang kini masuk kabupaten Kutai Kartanegara,Bongan,Resak dan pringtali yang kini masuk Kabupaten Kutai Barat (Prvinsi Kalimantan Timur)serta di Sekayu,Pondok Labu,Sekandis dan Binturung yang sekarang ada di Kecamatan Pamukan utara dan Pamukan Selatan Kabupaten Kota Baru (Provinsi Kalimantan Selatan), Suku Paser sebagian besar beragama [[Islam]] berkisar 90 %
sisanya beragama [[Kristen]] Hindu maupun Iden/Kaharingan dan telah mendirikan [[kerajaan/Kesultanan]] Islam yaitu [[Kesultanan Paser]] (Kerajaan Sadurangas)
dan mereka menyebut peradaban Bansu Tatau Datai Danum yang artinya manusia yang hidup di pesisir pantai,Sungai dan danau dari peradaban Bansu Tatau Datai Danum selanjutnya Muncul peradaban Benuo Rekan Tatau yang pusatnya terletak di hulu sungai Telake dan Sungai Kendilo di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur diantara kedua
Sebagian besar suku bangsa Paser saat ini bermukim di sepanjang Tenggara pulau Kalimantan/Borneo dan
Sebenarnya di Kota Balikpapan Suku Paser masih bisa bertahan dari dahulu hingga kini hanya saja keberadaan mereka tidak terlihat nyata pada pergaulan sehari-hari sebab mereka kebanyakan sudah tidak memakai bahasa Paser sebagai bahasa sehari-hari mereka,nanun kini para mudi mudi suku Paser dari berbagai subsuku Paser mulai timbul kesadaran mereka untuk kembali memelihara nilai luhur peninggalan nenek moyang suku bangsa Paser termasuk mulai menggunakan Bahasa Paser jika bertemu sesama suku Paser.Di kota Balikpapan Komunitas Suku Paser terdapat di daerah TPA Manggar yang terletak di Kecamatan Kecamatan Balikpapan Timur,kemudian di daerah Sungai Wayen/Sungai Wain,Serta di Kariangau.Lalu di KM.30-35,Selok Api,Amborawag Darat dan Amborawang Laut yang masuk Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat komunitas-komunitas kecil perkampungan suku Paser.
Tetapi kini pro kontra tentang Penyebutan Suku bangsa Paser apakah tetap memakai hanya Suku bangsa Paser saja atau suku Dayak Paser semua memiliki alasan masing-masing,namun jika dilihat dari kaca mata sejarah dan fakta Sejarah bahwa nama Paser sendiri sudah ada tercatat pada zaman Kerajaan Majapahit yakni tercatat pada kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 M dimana pada kitab Negarakertagama tersebut sudah tertulis nama Suku bangsa Paser dengan dialek Jawa disebut "Pasir" kemudian pada peta-peta kuno buatan bangsa Eropa nama Paser selalu dicantumkan sejak Tahun 1688 dan seterusnya dengan berbagai tulusan seperti:Passeir,Passer,Pafsir,Passir dan Pasir jauh ratusan tahun sebelum muncul nama "Dayak" yang diperkenalkan oleh bangsa eropa khususnya kolonial hindia Belanda baru muncul pada abad ke XVIII,inilah yang memperkuat bahwa Paser sebenarnya memiliki identitas tersendiri lepas dari embel-embel "Dayak" meskipu secara Kultural mereka masih satu rumpun khususnya untuk Rumpun Paser yang berasal dari peradaban Bansu Tatai Datai Danum/Benuo Rekan Tatau/Kuta Rekan Tau.
Suku bangsa Paser menurut sempuri atau tutur lisan mereka bahwa pernah mendirikan beberapa Kerajaan yakni:
1.KERAJAAN PADANG KERO, berdiri sekitar abad 1-7 M,dengan nama-nama Raja yang berkuasa yakni: Raja Nuas,Mandan,Tampuk Galung,Selendo Tuo dan Datu Puti Songkong,Gasing Puti, Nalau Raja Tondoi dan Sumping,
2.KERAJAAN PADANG BERTINTI, berdiri sekitar abad ke 7-13 M dengan nama-nama Raja yang berkuasa yakni; Raja Nurang,Anjang,Talin dan Andir Palai,
3.KERAJAAN TUBAN LAYAR berdiri sekitar Tahun 1305-1382 M dengan nama Raja yang memimpin adalah perempuan yang bernama Aji Mubar Mayang yang terkenal dengan gelar "Ratu Bura Daya" atau Ratu berdarah putih,
4.SISTEM KEPENGGAWAAN berdiri sekitar Tahun 1390-1516 M,Pada saat ini Negeri Paser dipimpin oleh sistem persekutuan adat yang mana pemimpinnya disebut dengan "Sie Penggawa/Sembilan Penggawa" adapun nama para Penggawa saat itu yakni:1.Penggawa Kakah Ukop/Dato Temindong Doyong (Paser Pematang),2.Penggawa Patang Umma Dagot (Paser Leburan,Paser Peteban dan Paser Pamukan),3.Penggawa Tanjuku (Paser Bukit Bura Mato dan Paser Aba/Paser Tebalung),4.Penggawa Bapaung (Paser ,5.Penggawa Umma Dena (Paser Migi),6.Penggawa Bumbut Tuwon Adang (Suku Paser Adang),7.Penggawa 8.Penggawa Dangut (Suku Paser Telake),9.Penggawa Seranta Tulang Tunggal (Suku Paser Balik/Balikpapan)
5.KERAJAAN SADURENGAS berdiri sekitar tahun 1516-1703 M dengan Para Raja/Ratu yang pernah berkuasa yakni; 1.Aji Rentik Manik Jala Ngembang bergelar Ratu Aji Petri Botung/Aji Putri Petong 1516-1567 M,
2.Aji Mas Pati Indra tahun 1567-1607 M,
3.Aji Mas Anom Indra tahun 1607-1644 M,
4.Aji Mas Anom Singa Maulana tahun 1644-1667 M,
5.Aji Perdana bergelar Penembahan Suleman tahun 1667-1680 M,
6.Aji Duo bergelar Penembahan Adam/Penembahan Sia' tahun 1680-1703 M.
6.KESULTANAN PASER kelanjutan dari Kerajaan Sadurengas yakni tahun 1703 hingga berakhirnya Kekuasaan Kesultanan Paser diserahkan kepada Kolonial Hindia Belanda pada tanggal 07 April 1906 M adapun nama para Sultan yang pernah berkuasa di Kesultanan Paser yakni;
1.Aji Geger bergelar Sultan Aji Muhammad Alamsyah,tahun 1703-1738 M,
2.Aji Ngara bergelar Sultan Sepoh I Alamsyah,tahun 1738-1768 M,
3.Aji Dipati bergelar Sultan Aji Dipati Anom Alamsyah,tahun 1768-1799 M,
4.Aji Panji bergelar Sultan Aji Suleman I Alamsyah,tahun 1799-1811 M,
5.Aji Sembilan bergelar Sultan Aji Ibrahim Alamsyah,tahun 1811-1815 M,
6.Aji Karang bergelar Sultan Aji Mahmud Han Alamsyah,tahun 1815-1843 M,
7.Aji Adil bergelar Sultan Aji Adam Alamsyah,tahun 1843-1847 M,
8.Aji Tenggara bergelar Sultan Aji Seooh II Alamsyah,tahun 1847-1875 M,
9.Aji Timur Balam bergelar Sultan Aji Abdurrahman Alamsyah,tahun 1875-1890 M,
10.Aji Tiga bergelar Sultan Aji Muhammad Ali Alamsyah,tahun 1885-1897 M
11.Aji Kendai bergelar Sultan Aji Suleman II Alamsyah,bulan Oktober-Desember 1897 M,
12.Aji Kuntul bergelar Sultan Aji Raja Besar Alamsyah berkuasa sejak tanggal,20 Januari 1898 hingga tanggal,10 April 1900 M,
13.Anden Meja bergelar Sultan Ibrahim Chaliluddin (Sultan Paser yang diangkat oleh kolonial Hindia Belanda,berkuasa sejak tanggal,08 Juli 1900 hingga tanggal,07 April 1906 M,)
14.Aji Nyese bergelar Suktan Muda Jaya Kesuma Ningrat yang juga di angkat oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Suktan Ibrahim Chalilluddin jika sudah mangkat,karena pada saat itu kaum bangsawan Paser protes fan marah besarvterhadap tindakan pemerintah kolonial hindia Belanda yang mengangkat Anden Meja menjadi Sultan Paser karena penganngajatan beliau menyalahi aturan kitab Boyan Bungo Nyaro yang di anut okeh Kesultanan Paserdimana yang berhak menjadi sultan Paser haruslah yang bergelar Kebangsawanan " Aji" bukan "Anden" sehingga untuk meredam kemarahan para bangsawan tinggi Paser saat itu pemerintah kolonial hindia Belanda mengangkat Salah satu putra dari bangsawan tinggi dan terkemuka Kesultanab Paser saat itu yakni "Aji Nyese bergelar Pangeran Kesuma Ningrat.
== Referensi ==
|