Bahasa Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k →‎Abjad Pegon: Pranala ke Yoh 3:16
Swarabakti (bicara | kontrib)
→‎Tingkat tutur: tambah istilah supaya lebih jelas
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 551:
Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkat tutur, atau ragam bahasa yang berhubungan dengan etika pembicara pada lawan bicara atau orang yang dibicarakan. Penggunaannya bergantung pada hal-hal seperti derajat tingkat sosial, umur, jarak kekerabatan dan keakraban.{{sfn|Wedhawati, dkk|2006|p=10}}{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=56–57}} Perbedaan antara tingkat tutur dalam bahasa Jawa utamanya adalah pada kosa kata serta imbuhan yang digunakan.{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=57}} Berdasarkan derajat formalitasnya, kosa kata dalam bahasa Jawa dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu 1) ''ngoko'', 2) ''madya'', dan 3) ''krama''.{{sfn|Wedhawati, dkk|2006|p=10}} Bentuk ''ngoko'' digunakan untuk berbicara kepada orang yang akrab dengan pembicara. Bentuk ''krama'', yang jumlahnya ada sekitar 850 kata, digunakan untuk berbicara secara formal kepada orang yang belum akrab atau derajat sosialnya lebih tinggi. Beberapa imbuhan juga memiliki padanan ''krama''. Sementara itu, bentuk ''madya'' jumlahnya amat terbatas, hanya sekitar 35 kosa kata khusus, dan digunakan untuk mengekspresikan derajat formalitas yang sedang.{{sfn|Ogloblin|2005|p=591}}{{sfn|Wedhawati, dkk|2006|p=10–11}}{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=57–58}}
 
Selain tiga ragam kosa kata yang didasarkan pada derajat formalitas, ada pula jenis kosa kata yang digunakan untuk menandakan penghormatan (''honorific'') atau perendahan diri (''humilific''), yaitu ''krama inggil'' dan ''krama andhap''.{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=57–58}}{{sfn|Robson|2014|p=xvii}} Bentuk ''krama inggil'' digunakan untuk merujuk pada seseorang yang dihormati oleh pembicara, kepemilikannya, serta perbuatannya. Bentuk ''krama andhap'' digunakan untuk merujuk pada hal-hal yang ditujukan pembicara atau orang lain kepada orang yang dihormati tersebut. Beberapa pronomina persona juga memilki padanan ''krama andhap''.{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=57–58}} Karena bentuk ''krama inggil'' dan ''krama andhap'' bukan penanda derajat formalitas, kosa kata jenis ini dapat digunakan dalam semua tingkat tutur.{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=57–58}}{{sfn|Robson|2014|p=xvii}} Jumlah seluruh kosa kata dalam kategori ini adalah sekitar 280 buah.{{sfn|Ogloblin|2005|p=591}}
 
Padu-padan kosa kata dari kategori-kategori ini membentuk tiga tingkat tutur kalimat, sesuai nama leksikon utama yang digunakan, yaitu ''ngoko'', ''madya'', dan ''krama'', yang masing-masingnya juga memiliki beberapa subtingkat. Pilihan penggunaan tingkat tutur ini bergantung pada keakraban atau kedekatan hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Perbedaan antara subtingkat dalam setiap tingkat tutur biasanya tergantung pada penggunaan leksikon ''krama inggil'' dan ''krama andhap'' yang menandakan penghormatan pembicara kepada lawan bicara yang memiliki status sosial yang lebih tinggi.{{sfn|Poedjosoedarmo|1968|pp=58–59}}