Rasul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
Umat Kristen Indonesia menggunakan istilah rasul sebagai padanan kata [[bahasa Yunani|Yunani]], ἀπόστολος (''apóstolos''). Kata ἀπόστολος terbentuk oleh pengimbuhan awalan ἀπό- (''apó-''), yang berarti "dari", pada kata dasar στέλλω (''stéllō''), yang berarti "aku kirim" atau "aku berangkatkan", dan mula-mula berarti "utusan" atau "duta". Kendati demikian, makna kata ''apóstolos'' lebih dalam dari sekadar "utusan", dan lebih dekat dengan makna kata "delegasi" atau "perutusan".<ref name="Coppieters">{{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/01626c.htm|title=Catholic Encyclopedia: Apostles|publisher=}}</ref>
 
Dalam [[eklesiologi]] dan [[teologi Kristen]], para rasul, khususnya ''"Kedua Belas Rasul''", adalah [[murid (Kekristenan)|murid-murid]] utama [[Yesus]], tokoh pusat dalam [[Kekristenan|agama Kristen]]. Semasa Yesus [[Kehidupan Yesus dalam Perjanjian Baru|hidup]] dan [[Pelayanan Yesus|berkarya]] pada [[Kekristenan pada abad ke-1|abad pertama tarikh Masehi]], para rasul adalah pengikut-pengikut terdekatnya. Di kemudian hari, pengikut-pengikut terdekat ini menjadi [[narasumber]] utama [[kabar Baik]] yang diwartakan Yesus.
 
Pada zaman modern, para [[misionaris]] gerakan Pentakosta kerap menyebut diri mereka sendiri sebagai rasul. Praktik semacam ini berpangkal dari padanan [[bahasa Latin]] untuk kata "rasul", yakni ''"missio"'', cikal bakal dari kata "misionaris" dalam [[bahasa Indonesia]]. Karena alasan yang sama pula umat Katolik menyandangkan sebutan rasul kepada misionaris-misionaris tertentu, misalnya [[Patrick (santo)|Santo Patrisius]] (373–463) dihormati sebagai "Rasul Irlandia", [[Bonifasius|Santo Bonifasius]] (680–755) dihormati sebagai "Rasul [[Bangsa Jerman]]", dan [[Fransiskus Xaverius|Santo Fransiskus Xaverius]] (1506–1552) dihormati sebagai "Rasul Hindia".